Pengalaman kerja seabrek, tapi tak lolos interview gara-gara beda organisasi kampus
Cerita selanjutnya datang dari Cipa* (29), alumnus salah satu universitas negeri di Surabaya. Sayangnya, ia tak mau menyebutkan identitas kampusnya disebut secara gamblang.
Satu hal yang pasti, semasa kuliah ia aktif di organisasi kepelajaran di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), IPPNU.
Saat masih menjadi mahasiswi, Cipa memang sudah sibuk dengan kuliah sambil kerja.
Beberapa pekerjaan sudah pernah ia jajal. Mulai dari admin di sebuah marketplace, kasir di coffee shop, guru les privat, hingga yang terakhir adalah finance di sebuah toko buku di Surabaya.
Namun, saat ia melamar kerja sebagai staf tata usaha di sebuah yayasan pendidikan di Surabaya, ia tak tembus.
“Di CV aku hanya menyantumkan organisasi intra saja, yang ekstra seperti IPPNU nggak aku tulis,” ungkapnya.
“Tapi waktu interview, dengan polosnya kok ya aku jawab waktu ditanya kalau organisasi ke-Islaman ikut apa?,” sambungnya.
Saat mendengar jawaban Cipa yang pernah aktif di IPPNU, si HRD yang juga perempuan mengaku bahwa ia dulu aktif di sebuah organisasi ke-Islaman yang secara ideologi cenderung berseberangan dengan NU.
“Nggak ada panggilan lanjutan. Ya berarti nggak keterima lah. Curigaku sih ya karena organisasi kami waktu di kampus bersebarangan aja (secara ideologi),” ucap Cipa.
“Bisa jadi kan karena pengalaman kerja Mbak menurutnya kurang relevan mungkin,” balas saya.
“Bisa jadi. Tapi kecil kemungkinannya. Karena jelas-jelas tertulis fresh graduate bisa tetap daftar kok. Sementara aku kan sudah punya pengalaman banyak,” gerutu Cipa mengakhiri obrolan kami.
*) Narasumber minta identitasnya disamarkan.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA: Derita Mahasiswa Kuliah Sambil Kerja, Sudah Capek Kerja dan Kuliah, Masih Kena Omel Dosen Killer
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News