Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Kerang-kerang di Konawe Selatan yang Terbuang, Padahal Bernilai Komersial (Jadi Usaha Sampingan)

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
6 Februari 2025
A A
Workshop limbah kerang mahasiswa KKN UGM di Desa Butuh, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara MOJOK.CO

Workshop limbah kerang mahasiswa KKN UGM di Desa Butuh, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kedatangan mahasiswa KKN-PPM UGM untuk pengabdian masyarakat di Desa Batu Putih, Kolono Timur, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menyadarkan masyarakat setempat perihal potensi dari limbah karang yang selama ini tidak dimanfaatkan.

***

Mahasiswa KKN-PPM UGM yang beranggotakan Muhammad Rafli, Latifa Fahmi, Aliefiana Ghaima Muthmaina, dan Kayla tiba di Desa Batu Putih pada Jumat (20/12/2024), setelah menempuh perjalanan panjang dengan berbagai moda transportasi darat dan udara.

Setelah melakukan observasi dan konsultasi dengan masyarakat setempat, mahasiswa KKN-PPM UGM menemukan beberapa isu di Desa Batuh Putih. Dua di antaranya yang bisa lekas mereka pecahkan adalah pemanfaatan limbah kerang yang belum optimal dan keterbatasan media pengembangan kreativitas anak.

Para mahasiswa KKN dengan kode unit SG-011 itu lantas menemukan ide untuk mengadakan workshop pembuatan kerajinan dari kerang bagi anak-anak Desa Batu Putih, di bawah bimbingan Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc., salah satu dosen di Departemen Fisika Fakultas MIPA UGM.

Sebelum mahasiswa KKN UGM datang, kerang disia-siakan

“Salah satu isu yang kami perhatikan di desa adalah sumber daya kerang itu melimpah, limbah kulit kerang yang ada di pesisir juga tidak dimanfaatkan dengan baik,” ujar Muhammad Rafli, penanggung jawab pelaksanaan workshop kerajinan kerrang kepada Mojok belum lama ini.

“Padahal jika kita berkaca pada beberapa daerah pesisir lain, kerajinan kulit kerang merupakan salah satu daya tarik dan sumber pemasukan bagi masyarakat setempat,” sambung mahasiswa KKN-PPM UGM tersebut.

Rafli bercerita, sebagai desa yang berlokasi di daerah pesisir daratan utama Pulau Sulawesi, Desa Batu Putih memiliki hamparan pesisir pantai yang cukup luas.

Hal ini menyebabkan Desa Batu Putih memiliki sumber daya kerang yang cukup melimpah.

Sayangnya, kerang justru tidak menjadi komoditas penunjang perekonomian warga setempat. Baik kerangnya maupun limbahnya. Dengan kata lain, kerang menjadi potensi yang disia-siakan di Desa Batu Putih.

Minimnya wadah bagi kreativitas anak

“Memang mungkin rasanya aneh jika workshop kerajinan kulit kerang ini ditujukan kepada anak-anak. Namun, hal ini diputuskan bersama dengan pertimbangan permasalahan lain yaitu kurangnya media pengembangan kreativitas anak serta manfaat jangka panjangnya,” terang Rafli.

Rafli menyampaikan, anak-anak di Desa Batu Putih memiliki semangat dan keinginan yang sangat besar untuk belajar dan mengembangkan diri. Namun, kurangnya media pengembangan menyebabkan anak-anak sekitar cenderung tidak percaya diri.

Workshop limbah kerang mahasiswa KKN UGM di Desa Butuh, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara MOJOK.CO
Workshop limbah kerang mahasiswa KKN UGM di Desa Butuh, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. (Dok. KKN-PPM UGM SG-011)

“Adik-adik di sini punya semangat yang luar biasa, tetapi medianya sangat kurang sehingga di beberapa situasi mereka cenderung diam dan tidak punya keinginan mencoba,” jelas Rafli.

“Kami melihat peluang yang bisa dipadukan, hal ini kemudian menjadi alasan kuat kenapa pelaksanaan awal workshop ini ditujukan pada anak-anak,” tegas mahasiswa KKN UGM itu.

Iklan

Limbah kerang bisa jadi produk komersial

Bagi mahasiswa KKN UGM di Desa Butuh, kerajinan tangan dari kerang bukan hanya memberikan kesenangan dan kegembiraan, tetapi juga membuka wawasan anak-anak tentang pemanfaatan bahan alam sekitar mereka.

Bahan dasar kerang yang sering dianggap sebagai limbah laut, ternyata dapat diubah menjadi produk yang memiliki nilai estetik dan komersial.

Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya bermanfaat dalam mengembangkan keterampilan kreatif anak-anak, tetapi juga memberikan mereka pengetahuan mengenai potensi ekonomi yang ada di sekitar mereka.

Selain keterampilan teknis, kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun rasa percaya diri pada anak-anak. Banyak dari mereka yang merasa bangga dan senang ketika mereka berhasil membuat kerajinan tangan yang mereka desain sendiri.

Hal ini memberikan mereka pengalaman positif yang dapat meningkatkan motivasi untuk terus berkreasi.

Sebagai contoh, Afif (11), salah satu peserta, merasa sangat gembira setelah berhasil membuat gantungan kunci berbentuk kerang yang dia beri warna dan ornamen sendiri.

“Saya senang sekali bisa membuat kerajinan ini. Ini pertama kalinya saya membuat sesuatu dari kerang dan hasilnya jadi keren!” ujarnya dengan penuh semangat.

Usaha sampingan ala mahasiwa KKN UGM

“Selain mengenalkan anak-anak pada keterampilan kerajinan, kami ingin menunjukkan bahwa kreativitas bisa menjadi peluang yang sangat berharga, bahkan dapat dijadikan usaha sampingan di masa depan,” kata Rafli

“Keterampilan ini dapat menghasilkan barang-barang yang bernilai, seperti cinderamata, yang bisa dijual untuk mendapatkan pendapatan.” imbuhnya.

Ke depan, mahasiswa UGM itu berharap, program KKN mereka di Desa Butuh dapat terus berlanjut dan syukur-syukur diadaptasi di berbagai desa pesisir lainnya, dengan tujuan membangun keterampilan kreatif anak-anak serta memberi mereka wawasan tentang peluang ekonomi dari pengolahan limbah sebagai kerajinan tangan.

Program ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kreativitas anak-anak sebagai langkah awal menuju kemandirian ekonomi.

enulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Lulusan FEB UGM yang Dulu Kuliah Sambil Jualan, Kini Punya Restoran 4 Cabang atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

Terakhir diperbarui pada 6 Februari 2025 oleh

Tags: kerajinan tangan dari kerangKKNkkn ugmUGM
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
ugm.mojok.co
Pendidikan

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Pendidikan

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

11 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.