Kafe Basabasi, “penyelamat” mahasiswa UIN Jogja
Untuk mengamankan pundi uang, Syafiq bekerja di Kafe Basabasi. Di tempat inilah dia mulai meraup pundi-pundi dan menabung. Meski beberapa kali merasa capek, tapi dia tak punya pilihan.
Tapi dari hasilnya bekerja, kini dia bisa menabung, mencukupi diri sendiri, bahkan beberapa kali mengirim uang ke rumah.
Mahasiswa UIN Jogja asal Madura ini sudah lumayan lama bekerja di Kafe Basabasi, berarti sudah beberapa lama ini dia tak lagi menderita seperti dulu. Kerja di kafe ini juga bikin dia bisa menutup utang selama awal-awal di Jogja.
Bekerja paruh waktu memang jadi penyelamat banyak orang di Jogja. Menurut data BPS per Februari 2024, ada 655.730 orang atau sekitar 30 persen dari total pekerja di DIY (2,13 juta orang). Jumlah pekerja paruh waktu di Jogja meningkat tiap 2 tahun, dan faktornya banyak. Saya yakin, salah satu faktornya adalah mereka mengalami hidup yang mirip dengan Syafiq, mahasiswa UIN Jogja ini.
Hidup Syafiq membaik, tapi tak berarti dia puas. Saya tanya apa rencana dia setelah ini, dia dengan mantap menjawab: nabung, membangun bisnis, lanjut S2, lalu menikah. Mantap.
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.