Makan sehari sekali hingga andalkan sisa organisasi
Untuk harga kos, sejak awal kuliah di Unair Surabaya Ando cenderung mencari yang sangat murah. Meski kondisinya bisa dibilang tak begitu nyaman.
Di sekitaran Unair Surabaya, Ando menemukan kos di harga Rp300.000. Itu kos yang sangat murah di antara kos-kos seharga Rp500.000 hingga Rp1.000.000.
“Kos Rp300.000 itu kondisinya ya sempit. Pengap,” kata Ando. “Tapi yang penting bisa buat tidur lah.”
Yang paling berdampak atas kondisi Ando (membagi uang KIP Kuliah dengan orang rumah) tentu pola makan Ando. Mau tidak mau, dia hanya bisa makan sehari sekali demi menghemat pengeluaran. Bahkan kadang tak makan sama sekali.
“Makan sehari sekali itu ya pokoknya yang paling murah. Kalau ada yang di bawah Rp10.000-an ya makan itu. Kalau di warteg paling Rp12.000. Lebih sering sih masak nasi sendiri, lauknya beli. Atau masak nasi nanti lauknya Indomie (Indomie+nasi),” terang Ando.
Selain itu, kerap pula Ando mengandalkan makan makanan sisa dari kegiatan organisasi.
Di Unair Surabaya, dalam seminggu cukup sering berlangsung kegiatan-kegiatan organisasi tertentu. Setiap acara biasanya akan menyediakan nasi kotak atau minimal snack berisi risol dan sejenisnya. Dari situlah Ando mencoba mengatasi kelaparannya.
Beruntung punya teman-teman baik di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya
Selama kuliah di Unair Surabaya hingga semester akhir ini, Ando nyaris tak pernah mendapat bantuan uang saku dari orangtua. Maka, salah satu yang sangat dia syukuri adalah karena diberkahi memiliki teman-teman yang begitu tulus dan penuh empati.
“Aku sebenarnya nggak enak. Tapi temenku ini mungkin kasihan dengan kondisiku, jadi aku sering ditraktir. Dan mesti makan enak kalau sama temen baikku itu,” ucap Ando.
Ando sebenarnya sempat coba-coba kuliah sambil kerja. Namun, dia merasa agak keteteran. Oleh karena itu, dia memilih untuk fokus merampungkan kuliah tepat waktu saja.
“Motivasiku jelas. KIP Kuliah itu hanya sampai semester delapan. Selebihnya, kalau aku molor, berarti harus biaya sendiri. Maka, kuupayakan lulus tepat waktu,” kata Ando.
Di sela-sela kuliah, Ando memang mencoba mengembangkan kapasitasnya. Yakni dengan mengikuti beragam program capacity building di luar kampus.
Tujuannya, agar kelak lulus dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dia punya sederet keterampilan yang bisa dijual di industri. Tidak hanya lulus sebagai sarjana teori.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Cerita Kebaikan Hati Pemilik Kos di Surabaya, Penyelamat Mahasiswa KIP Kuliah yang Hobi Nunggak Bayar Sewa atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












