Tak perlu menyesal kuliah di Universitas Brawijaya
Ferdiana mengaku tak menyesal kuliah di Universitas Brawijaya. Baginya, bisa kuliah saja sudah bersyukur, dan dia tak mau mengecewakan orang tuanya yang sudah keluar uang banyak untuk pendidikannya. Bahwa ini tidak sesuai dengan mimpinya, iya, tapi bukan berarti mimpi yang tak terwujud menjadi penghalang untuk pintu-pintu hidup yang lain.
Toh, selama kuliah, dia tidak dilarang oleh orang tuanya untuk mencoba hal lain. Dan memang itu yang terpenting, bahwa kuliah adalah tempat di mana kita mencoba hal-hal baru yang tak pernah coba kita sentuh.
Sebenarnya, memang Ferdiana tak perlu berkecil hati berkuliah di Universitas Brawijaya. Sebab, tak bisa dimungkiri, UB memang salah satu universitas top di Malang. Dito (22), mahasiswa UNESA Surabaya, bahkan mengklaim bahwa UB adalah kampus terbaik sepanjang masa versinya.
Fasilitas yang top, kultur diskusi yang nggak kalah sama Jogja, bisa cangkrukan di kampus sampe malam, dan punya fakultas yang banyak, adalah alasan kenapa Dito menetapkan UB sebagai kampus terbaik versinya.
“Punya fakultas akeh banget, ini menurutku aneh, tapi juga keren. Kalau nggak salah ada sekitar 18 fakultas. Dan, tiap gedung fakultasnya apik banget mas, asli. Bener-bener semewah itu.”
Menurut Sigit (37), warga asli Malang, dia berkata bahwa UB tetap masih OK meski kini pergaulan di kampus UB malah kayak kampus Jakarta, ngomong pakai “lu-gue”. Itu juga karena Malang pun berubah, yang mau tak mau ikut mengubah UB.
“Kalo 15-20 tahun lalu mungkin iya mas, UB identik dengan kampus ‘anak2 pinter’. Tapi kayaknya 10 tahun terakhir UB lebih pas disebut kampus ‘anak orang kaya’. Ini sepengetahuanku sih. Sebenarnya Malang juga banyak berubah sih 10 tahun terakhir.”
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.