Calon Bupati Blora nomor urut 2, Abu Nafi, mengaku akan mengelilingi 295 desa di 100 hari pertama masa kerjanya jika dia terpilih nanti. Langkah tersebut akan dia lakukan untuk mendengarkan langsung keinginan rakyat di pelosok-pelosok desa. Sekaligus, dia juga ingin menunjukkan bahwa cara kerja bupati adalah melalui aksi, bukan sekadar teori.
Pernyataan tersebut Abu Nafi ungkap saat menjawab pertanyaan Calon Bupati nomor urut 1, Arief Rohman, dalam debat perdana Pilkada Blora 2024 yang digelar di Gedung Graha Larasati, Senin (4/11/2024).
Kepada Abu Nafi, dalam debat yang mengusung tema “Pembangunan Ekonomi yang Berkualitas untuk Meningkatkan Kemakmuran Masyarakat Blora” tersebut, Arief menanyakan soal Indeks Daya Saing Daerah (IDSD). Sebagai gambaran, IDSD merupakan alat ukur untuk melihat sebuah daerah apakah mampu mengoptimalisasikan potensi yang ada di sana.
“Bagaimana strategi paslon Abu-Andhika dalam meningkatkan Indeks Daya Saing Daerah yang ada di Kabupaten Blora?,” tanya Arief.
Keberhasilan pembangunan adalah kunci
Menjawab pertanyaan tersebut, Abu Nafi mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan adalah kunci meningkatkan IDSD. Sementara untuk mencapai hal tersebut, prinsipnya adalah komitmen yang baik dari kepala daerah.
“Jadi kalau saya prinsipnya, asal kita melaksanakan pekerjaan dengan komitmen yang baik, untuk meningkatkan indeks itu bukan bukan hal yang sulit,” kata Calon Bupati nomor urut 1 dengan tegas.
Sayangnya, prinsip itulah yang menurut Abu Nafi belum dimiliki oleh Arief Rohman selama menjabat. Dia mengatakan bahwa komitmen dan transparansi dari kepala daerah Blora tak terlihat. Sehingga membuat daerah ini tertinggal ketimbang kabupaten tetangga, seperti Pati dan Grobogan.
Data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Blora pada Maret 2024 menunjukkan, bahwa Indeks Daya Saing Daerah Blora masih dalam kategori rendah.
Laporan databoks juga menunjukkan, Blora berada di peringkat 20 kabupaten dengan Indeks Pembangunan Daerah tertinggi di Jawa Tengah. Blora punya skor 3,32 yang artinya berada di bawah rata-rata angka ISDS nasional, yakni 3,4.
Tak sekadar teori, tapi bukti
Bagi Abu Nafi, dalam hal meningkatkan IDSD, sangat penting untuk keluar dari ranah perdebatan teoritis. Bagi dia, aksi langsung sangat penting. Terlebih jika aksi-aksi yang diambil adalah menemui rakyat sehingga antara program dan keinginan masyarakat menjadi sinkron.
“Kalau teori itu pelajaran di sekolah, Pak. Kalau di sini, yang diperlukan oleh Bupati adalah sebuah kebijakan yang mengarah pada pembangunan dan keberhasilan untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Blora,” tegasnya.
Makanya, dalam kesempatan tersebut, Abu Nafi menjelaskan bahwa dirinya tidak ingin berjanji muluk-muluk terkait program yang akan dia kerjakan nanti. Malahan, dia mengatakan dia 100 hari pertama menjabat–jika terpilih–dirinya bakal mengunjungi 295 desa yang ada di Blora.
“Saya memang tidak mau teori muluk-muluk. Yang jelas, saya dekat dengan rakyat saya, berbicara dengan rakyat saya, menampung kehendak rakyat. Itu yang akan saya lakukan,” ungkap Abu Nafi.
“Maka saya di 100 hari kerja tidak mau muluk-muluk: 295 Desa akan saya kelilingi supaya saya paham keinginan Rakyat Kabupaten Blora.”
Calon Bupati Blora ini akan membenahi empat sektor utama
Dalam debat perdana Pilkada 2024 itu, Calon Bupati Blora yang berpasangan dengan Andika Adikrishna ini juga memaparkan visi misinya. Pasangan nomor urut dua ini punya visi “Blora Hebat Bermartabat”, yang akan fokus di empat sektor utama: ekonomi, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Pada sektor ekonomi, isu yang akan dia sasar adalah menyoal kesejahteraan petani. Bagi Abu Nafi, petani adalah kelompok masyarakat yang paling dominan dan menjadi penyangga Blora sehingga perlu disejahterakan. Sayangnya, di masa kepemimpinan Arief Rohman, mereka tak begitu diperhatikan.
Di sektor infrastruktur, dia bakal melakukan pembangunan yang berkeadilan. Maksudnya, Abu Nafi bakal memprioritaskan pembangunan sesuai kebutuhan rakyatnya. Misalnya, memperbaiki jalan-jalan kecil tapi bermanfaat ketimbang bikin monumen besar tetapi berujung mangkrak seperti Bandara Ngloram.
Sementara pada sektor pendidikan, dia punya visi untuk menjamin anak muda Blora bisa sekolah agar menjadi manusia berkualitas. Dan terakhir, di sektor kesehatan, pasangan Abu Nafi dan Andika bakal menjamin kesehatan gratis.
Adapun, dari visi “Blora Hebat Bermartabat”, pasangan ini punya tujuh goals. Yakni 1) rembuk tani dan masyarakat hutan yang sifatnya bottom up, 2) kesehatan gratis, 3) beasiswa daerah di semua jenjang pendidikan dan bansos daerah yang adil, 4) insentif bagi takmir masjid dan pengelola tempat ibadah lain serta guru Madin dan TPQ, 5) jalan kabupaten yang lebih mantap, 6) investasi yang meningkat, dan 7) clean government profesional tanpa jual beli jabatan.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News