Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Trans7 Memang Salah Kaprah, Tapi Polemik Ini Bisa Jadi Momentum Santri untuk “Berbenah”

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
17 Oktober 2025
A A
Tayangan Trans7 tentang pesantren memang salah kaprah. Tapi santri juga tetap perlu berbenah MOJOK.CO

Ilustrasi - Tayangan Trans7 tentang pesantren memang salah kaprah. Tapi santri juga tetap perlu berbenah. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Silang pendapat menyeruak pasca tayangan salah satu program Trans7 yang dianggap mencederai kehormatan pesantren. Sebagian besar—khususnya dari kalangan santri—menyerukan pemboikotan. Sebagian yang lain menilai bahwa apa yang disampaikan Trans7 adalah fakta yang semestinya jadi concern untuk pembenahan sistem pendidikan pesantren.

Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), Khoirul Anam, mencoba mengambil jarak pada urusan mana benar-mana salah dari sisi subtansi tayangan.

Ia lebih menyoroti bagaimana cara media seperti Trans7 menjalankan komunikasi publik, bagaimana media merepresentasikan nilai etika sosial.

“Masalahnya muncul ketika disajikan melalui framing yang bias. Media memilih menonjolkan sisi negatif secara sensasional tanpa memberikan konteks sosial dan keagamaan yang utuh,” jelas Khoirul dalam keterangan tertulis yang Mojok terima, Jumat (17/10/2025).

Kelalaian etis Trans7 dan reduksi atas kontribusi pesantren

Khoirul menilai, pola representasi semacam itu berpotensi mereduksi kompleksitas dan peran penting pesantren. Terlebih, pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia.

Bagi Khoirul, kebebasan pers—yang di antaranya kebebasan menyampaikan kritik—harus berjalan beriringan dengan tanggung jawab etis sebagaimana diatur dalam Kode Etik Jurnalistik.

Khoirul menilai tayangan Trans7 itu mengandung dugaan pelanggaran terhadap prinsip dasar seperti akurasi, keberimbangan, dan penghormatan terhadap nilai sosial serta agama.

“Jika media gagal melakukan klarifikasi atau menggunakan pengambilan gambar tanpa izin, itu bentuk kelalaian etis terhadap prinsip verifikasi dan fairness. Media seharusnya menjadi ruang edukatif, bukan dengan nada menghakimi,” ujar Khoirul.

Gaya komunikasi presenter Trans7 bisa picu luka sosial

Aspek lain yang menjadi sorotan adalah gaya komunikasi presenter yang dinilai merendahkan. Memang, tayangan Trans7 tersebut sedianya dikenal sebagai program dengan nuansa gosip.

Agaknya, kritik pada pesantren bisa disajikan dalam program lain yang lebih representatif. Tidak sekadar menjadi bahan gosip belaka.

Alhasil, nada dan gestur yang berlebihan—apalagi tanpa keberimbangan—justru mengubah isu serius menjadi “hiburan” yang menimbulkan luka sosial.

“Fakta tanpa kepekaan terhadap nilai agama dan sosial bisa memicu krisis kepercayaan publik,” jelas Khoirul.

Pemboikotan: bentuk kesadaran kritis dan literasi media di lingkungan pesantren

Khoirul melihat gerakan boikot dari kalangan santri terhadap tayangan Trans7 sebagai bentuk kesadaran kritis dan literasi media di lingkungan pesantren.

“Ini ekspresi perlawanan terhadap cara komunitas mereka direpresentasikan secara tidak adil di ruang publik. Kritik boleh, asalkan disampaikan secara proporsional dan berbasis data,” ujar Khoirul.

Iklan

Lebih lanjut, bagi Khoirul, polemik ini menjadi cermin bagi semua pihak. Media perlu menyeimbangkan keberanian jurnalistik dengan kepekaan moral. Sementara pesantren dapat menjadikannya momentum untuk memperbaiki tata kelola dan komunikasi eksternal.

“Yang paling penting sekarang adalah membangun dialog konstruktif. Media harus berkomitmen pada etika, empati, dan keberimbangan, sementara publik tetap kritis dan terbuka,” pungkasnya.

Santri perlu berbenah? 

Menariknya, di media sosial banyak orang yang mengaku santri, tapi merasa menyayangkan gelombang pemboikotan dan komentar-komentar tak patut ke Trans7.

Mereka yang enggan disebun namanya (selanjutnya disebut santri A, B, dan C) merasa ada yang perlu dibenahi dari cara kelompok santri dalam menyamapaikan narasi balik kepada Trans7.

“Misalnya, ada yang komen, kalau nggak pernah mondok, nggak usah komentar soal pesantren,” ujar si santri A.

Justru itu. Ia menempatkan Trans7 sebagai awam yang tidak mengenal secara dalam soal pesantren. Maka, dengan narasi miring yang dilontarkan Trans7, para santri harus menjaga marwah pesantren dengan cara membuat narasi yang “mencerahkan”.

“Misalnya, kalau yang disorot adalah soal tuduhan perbudakan gara-gara santri jalan jongkok di depan kiai, kita bisa jawab dengan basis keilmuan: tradisi itu berakar dari mana,” kata santri A.

Santri B yang Mojok wawancara tak menampik bahwa kalangan santri tidak semuanya berangkat dari latar belakang intelektual yang sama. Namun, jika narasi balik yang diserukan para santri adalah soal “etika atau adab”, maka paling tidak cara menyampaikan narasinya mengedepankan aspek tersebut.

“Itu menunjukkan bahwa santri berkat pendidikan pesantren mengedepankan adab dan etika. Itu justru jadi tamparan telak bagi Trans7. Kita disakiti, tapi kita tak membalas menyakiti,” ujar santri B.

Momentum dakwah hasanah untuk publik awam

Menyambung itu, santri C menyontohkan teladan Kanjeng Nabi: Dilempar kotoran unta, tapi ketika si pelempar sakit, eh malah dijenguk.

“Gus Baha juga ada itu dalam ngajinya, ‘Berbuat baik ke orang yang baik ke kita itu biasa. Luar biasa itu kalau berbuat baik ke orang yang bahkan nggak berbuat baik ke kita’,” kata santri C.

“Anggap saja kita sekarang sedang dakwah ke Trans7 yang minim ilmu soal pesantren. Kita cerahkan dengan pedoman An-Nahl ayat 125,” sambungnya.

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ۝١٢٥

“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.”

Mereka sejujurnya juga tersinggung dan merasa tersakiti dengan Trans7. Tayangan Trans7 salah kaprah. Namun, bagi mereka, polemik ini justru bisa menjadi momentum untuk berdakwah secara hasanah. Lalu publik akan melek, betapa pesantren, kiai, dan santri ternyata punya nilai-nilai martabat yang perlu publik pahami.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Dari Sungkem hingga Minum Bekas Kiai, Dasar Etika Para Santri di Pondok Pesantren yang Dituding Perbudakan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2025 oleh

Tags: boikot trans7LirboyoPesantrenpp lirboyopresenter trans7santritrans7
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Ilustrasi Pesantren Lirboyo diserang framing TransTV yang kelewatan - MOJOK.CO
Esai

Framing Busuk Trans7 ke Pesantren Lirboyo dengan Citra Perbudakan adalah Kebodohan yang Tidak Bisa Dimaafkan Begitu Saja

14 Oktober 2025
Etika santri di pondok pesantren bukan pengkultusan pada kiai MOJOK.CO
Ragam

Dari Sungkem hingga Minum Bekas Kiai, Dasar Etika Para Santri di Pondok Pesantren yang Dituding Perbudakan

14 Oktober 2025
Ilustrasi pondok pesantren yang jadi makelar jodoh - Mojok.co
Ragam

Perjodohan di Pesantren “Makelar Jodoh”: Dipaksa Terima Orang Tak Dikenal Hanya karena Saleh, Tapi Jalani Rumah Tangga Menderita

10 Oktober 2025
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng dorong pengajuan Raperda pondok pesantren untuk membantu dan memajukan lembaga pendidikan tertua itu MOJOK.CO
Kilas

Berabad-abad Pondok Pesantren Jadi “Kawah Candradimuka”, Perlu Dukungan Menyongsong Kemajuan

5 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.