Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) seolah tak lepas dari sorotan minor. Selain persoalan aksesabilitas, satu hal yang hampir setiap momen jadi sorotan dari stadion milik Surabaya itu adalah masalah bau sampah. Bahkan media asing pun tak luput menyinggung kondisi tersebut menjelang perhelatan AFF U-19.
***
Stadion GBT Surabaya terpilih sebagai venue untuk gelaran Piala AFF U-19—selain Stadion Gelora 10 November—yang akan berlangsung Rabu (17/7/2024) hingga Senin (29/7/2024), menjadi markas bagi Timnas Indonesia yang akan bersaing di Grup A bersama Filipina, Kamboja, dan Timor Leste.
Namun, beberapa hari sebelumnya—menjelang laga perdana malam nanti—stadion yang juga menjadi kandang bagi Persebaya tersebut menuai sorotan tajam nan minor dari salah satu media Vitenam, Soha.vn.
Stadion GBT Surabaya bau sampah jadi sorotan sejak lama
“Lokasinya bersebelahan dengan tempat pembuangan sampah (Kecamatan Benowo) yang sangat besar, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi tim peserta,” tulis Soha.vn dalam versi bahasa Indonesia.
Lebih lanjut, Soha.vn bahkan berani menyebut kalau bau sampah kerap kali tertiup angin hingga menguar di dalam stadion. Hal tersebut, tulis Soha.vn, tentu sangat mengganggu khususnya bagi para pemain di lapangan.
Tak sampai di situ, Soha.vn juga menyinggung soal penanganan bau busuk sampah dari Pemkot Surabaya dalam gelaran Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 lalu. Di mana saat itu Pemkot mencoba mengatasi bau sampah di area stadion dengan menutup tempat pembuangan sampah hingga menyemprotkan bahan kimia.
“Tapi rencana itu tidak efektif. Para pemain main di babak kualifikasi sambil mengeluhkan polusi udara,” sebut Soha.vn.
Stadion GBT agaknya memang lekat dengan masalah bau sampah. Bagaimana tidak, lokasinya sendiri hanya beberapa ratus meter saja dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Benowo. Itulah kenapa pilihan membangun stadion di Benowo dulu sempat menuai kritik dari beberapa pihak, menimbang masalah bau sampah serta aksesabilitas karena jauh dari pusat Kota Pahlawan.
Kini sudah sekitar 14 tahun sejak stadion itu berdiri. Tapi masalah tersebut masih terus jadi bahan rasan-rasan.
Suporter berjibaku dengan jarak dan bau sampah
Di penghujung Juni 2024 lalu, saya sempat berbincang dengan Ardana (25) daam sebuah forum di Jogja. Mengetahui saya sempat hampir tujuh tahun di Surabaya, ia menawari saya untuk ikut ke Surabaya dalam helatan Piala AFF U-19. Maklum, ternyata ia adalah suporter Timnas Indonesia.
Selain diskusi soal peluang Timnas jadi juara, Ardana lantas memberi pandangannya soal Stadion GBT. Karena ia pun ternyata sudah beberapa kali bertandang ke sana untuk menonton langsung beberapa laga Timnas Indonesia.
“Heranku, kok stadion utama malah ada di tengah tambak dan jauh dari pusat kota. Kalau orang luar daerah baru pertama kali mau nonton, pasti bingung aksesnya gimana,” tutur Ardana waktu itu.
“Sebenarnya sudah baca-baca juga kalau GBT dekat TPA. Tapi waktu ke sana, kalau di dalam stadion sih jarang kecium. Ya sesekali ajamak sleng baunya. Kalau di area luar mungkin masih kecium,” sambung Ardana.
Kendati begitu, secara fasilitas stadion tersebut menurut Ardana cukup memadai. Itulah kenapa ia tak terlalu mempersoalkan masalah jarak dan bau sampah. Ia akan tetap datang ke sana jika memang jadi venue pertandingan Timnas Indonesia.
“Cuma kalau akhirnya jadi sorotan media asing, sepertinya memang perlu ada penanganan serius dan bersifat jangka panjang. Nggak hanya jangka pendek waktu event berlangsung saja. Demi nama baik Surabaya dan Indonesia juga kan akhirnya,” imbuhnya saat saya hubungi lagi Rabu, (17/7/2024) pagi WIB.
Baca halaman selanjutnya…
Apa yang Eri Cahyadi upayakan?
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi tidak tinggal diam merespons keresahan perihal bau sampah di area Stadion GBT.
Pada Senin (15/7/2024), ia yang sedang meninjau langsung kesiapan Stadion GBT sebagai venue Piala AFF U-19 menegaskan akan mengatur skema pembuangan sampah. Selain itu ia juga meminta PLTSa Benowo untuk menutup tumpukan sampah dengan geomembrane supaya gas yang ditimbulkan oleh sampah tidak menguar.
“Jam operasional (buang sampah) diatur. Jadi tidak sebelum pertandingan, tetapi setelah pertandingan baru membuang sampah. Setelah itu ditutup dengan membran, tidak ada lagi yang membuang sampah,” jelas pria dengan sapaan akrab Cak Eri itu seperti laporan tertulis dari Humas Pemkot Surabaya.
Adapun skema pembuangan sampah sepanjang gelaran AFF U-19 2024 kurang lebih seperti berikut:
Saat pertandingan AFF U-19 berlangsung (sore atau malam hari), sampah ditahan dulu di TPS masing-masing. Pembuangan ke TPA Benowo baru bisa dilakukan di pukul 00.00 WIB dan berakhir di pukul 10.00 WIB. Setelahnya tidak boleh ada aktivitas buang sampah lagi. Hal ini berubah dari skema yang berlaku sebelumnya: dari pukul 05.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB.
Demikianlah upaya-upaya yang Cak Eri lakukan untuk mengatasi bau sampah agar tidak menguar dan mengganggu aktivitas pertandingan di Stadion GBT Surabaya sepanjang laga AFF U-19 2024 berlangsung.
Di tahun-tahun sebelumnya, Pemkot Surabaya memang sudah kerap mendapat kritik terkait bau sampah yang menguar di area stadion. Berbagai upaya telah dilakukan. Misalnya dengan membuat buffer zone atau sabuk hijau di sekitar TPA. Lalu keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) untuk mengurangi tumpukan sampah, hingga penutupan area TPA dengan geomembrane.
Memang beberapa waktu terakhir sempat ada kebocoran geomembrane, sehingga bau sampah masih menguar. Namun, Cak Eri memastikan kalau kebocoran tersebut sudah ditutup kembali.
Stadion GBT Surabaya dijamin nyaman
Terlepas dari persoalan bau sampah, Cak Eri menyebut kalau sarana prasarana Stadion GBT Surabaya sudah 100 persen siap untuk berlangsungnya Piala AFF U-19 2024.
Dalam sidaknya Senin (15/7/2024) lalu itu, ia meninjau beberapa sarana prasarana meliputi kamar mandi, musala, hingga tribun penonton.
“Jadi kalau dari penilaian FIFA sudah terpenuhi semua. Kalau di GBT ini hanya kebersihan (kamar mandi) saja yang harus diperhatikan. Lalu ada banner lepas saya minta pasang kembali. Untuk lainnya, saat ketemu dengan FIFA sudah oke semua,” jelas Cak Eri menjamin kenyamaan venue Piala AFF U-19 2024 tersebut.
Kenyamanan terkait akses menuju stadion pun turut jadi perhatian Cak Eri. Setelah berkoordinasi dengan FIFA dan TNI-POLRI, ia memastikan penonton boleh membawa kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor.
“Ini boleh membawa kendaraan, nanti parkirnya akan diatur oleh Dinas Perhubungan (Dishub). Motor parkirnya di sirkuit dan kalau mobil di dekat Lapangan ABC,” terang Cak Eri.
Sementara untuk penonton dari luar kota, Cak Eri melalui Dishub akan menyediakan enam shuttle bus untuk mengantar penonton hingga ke dalam area Stadion GBT Surabaya. Semua diupayakan demi kenyamanan keberlangsungan Piala AFF U-19 2024.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.