Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Jogja Krisis Air, Pemerintah Malah Bikin Proyek yang Menghambat Sumber Air

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
20 Januari 2025
A A
Sultan HB X raja Jogja. MOJOK.CO

Ilustrasi - Sri Sultan Hamengkubuwono X. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pemerintah ngeyel bikin proyek

Dalam sambutannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tak lelah mengingatkan soal sumbu filosofi Yogyakarta yakni memayu hayuning bono yang artinya membuat dunia menjadi indah atau ayu. Terlebih, filosofi tersebut baru saja ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada 2023 lalu, setelah 9 tahun menunggu.

Melalui filosofi itu, Sri Sultan Hamengkubuwono X menegaskan tidak boleh ada yang merusak lingkungan, khususnya di daerah DIY Yogyakarta yang sebagian tanahnya tercampur dengan lava Gunung Merapi. Ia pun tak segan menindaklanjuti oknum yang berusaha mengeruk sumber daya alam di Jogja.

“Di Yogyakarta itu biarpun 50 sampai 100 meter ke bawah tetap lava, karena memang tanahnya itu seperti itu,” ucapnya.

Oleh sebab itu, dia mengimbau jika ada yang ingin membangun maka harus hati-hati sebab jenis tanahnya tidak murni padat. Namun, ada saja oknum yang salah paham. Alih-alih, memanfaatkan sumber daya alam mereka justru merusak.

Misalnya, pembangunan kabel bawah tanah di kawasan Tugu Jogja dan Underpass Kentungan, Sleman. Pembangunan itu, kata dia, menimbulkan berbagai masalah. Belum lagi, kebijakan lain yang membuat aliran air jadi sempit atau kasus perusahaan lingkungan yang mencemari sumur warga dengan minyak diesel.

“Tapi pengalaman yang terjadi, kalau kami beritahu itu sering ngeyel gitu. Ya, mungkin dia merasa lebih tahu misalnya gitu,” kata dia.

Meski begitu, ia tak melarang jika masyarakat ingin membangun sesuatu dengan tanah bercampur lava. Hanya saja, mereka perlu izin. Misalnya, saat ingin membangun di kawasan Malioboro dan sekitarnya, masyarakat bisa berkoordinasi agar tidak terjadi masalah dikemudian hari.

“Hanya untuk menjaga lingkungan saja ya. Bukan untuk mempersulit. Kan gitu?” ujarnya.

Jogja krisis air

Selain itu, Sri Sultan Hamengkubuwono X mewanti masyarakat untuk melestarikan air, sebab kondisi alam di Jogja saat ini tidak terlalu baik. Pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010 lalu, kondisi air dari lereng tidak mencukupi seperti dulu sehingga ketersediaan air makin terbatas.

“Kami sudah tidak mungkin lagi untuk bisa mendapatkan air dari Merapi, kecuali yang berada di sebelah timur yang sekarang masih berfungsi,” ucapnya.

Kini, banyak sungai yang tertutup oleh lahar. Kondisi Gunung Merapi pun kian rusak. Salah satu penyebabnya, karena tanah-tanah yang bercampur lava sekarang sudah mulai dikeruk untuk keuntungan pribadi.

Belum lagi, hutan seluas 200 hektare di sekitar gunung terbakar hebat. Ketika gunung sebagai paku alam rusak, maka volume air pun ikut berkurang. Oleh karena itu, dia berharap kegiatan menanam pohon di Nawang Jagat Ini dapat menambah sumber mata air baru.

“Kami tidak bisa mengambil lagi air untuk kepentingan Sleman maupun kota, sehingga kami mencari air itu sampai ke Purworejo,” kata dia.

Sri Sultan Hamengkubuwono X mengungkap selama ini mereka mempunyai kontrak dengan perusahaan air di Jawa Tengah, tepatnya di Purworejo Utara untuk membangun bendungan.

Iklan

“Kami minta 800 liter per detik, karena kami butuh 27 ribu liter per detik. Kami khawatir di tahun 2025 hingga 2030, penduduk Jogja sudah 4 juta, sehingga kami sekarang punya BUMD khusus untuk menangani air,” ujarnya.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Kolong Flyover Janti adalah Tempat Terbaik untuk Menikmati “Kehidupan Malam” Jogja atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 3 Februari 2025 oleh

Tags: jogja krisis airkerusakan lingkungankrisis airsultan hb x
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Menghidupkan Kembali Air Muria.MOJOK.CO
Ragam

Menghidupkan Kembali Air Muria

16 Oktober 2025
Kehidupan nelayan di Kenjeran Surabaya makin hari makin sengsara gara-gara SWL MOJOK.CO
Ragam

Nasib Nelayan di Kenjeran Surabaya Makin Hari Makin Suram karena Ambisi Orang Kaya

4 November 2024
Jualan Sapi, Tukang Foto KTP Keliling, dan Pekerjaan Lain Sebelum Sultan HB X Jadi Raja Keraton Yogyakarta MOJOK.CO
Catatan

Jualan Sapi, Tukang Foto KTP Keliling, dan Pekerjaan Lain Sebelum Sultan HB X Jadi Raja Keraton Yogyakarta

9 Maret 2024
Tiba-tiba Krido Suprayitno Minta Maaf ke Sultan HB X dan Masyarakat MOJOK.CO
Kilas

Tiba-tiba Krido Suprayitno Minta Maaf ke Sultan HB X dan Masyarakat

24 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.