Pegipegi, aplikasi biro perjalanan daring (OTA) resmi tutup setelah beroperasi selama 12 tahun. Seorang pelanggan setianya titip curahan selama jadi pelanggannya. Mulai dapat stigma menginap di hotel mesum, hingga harga murah.
***
Sebuah pesan pendek di WhatsApp datang dari kawan saya di Wonosobo, Selasa (12/12/2023). “Nitip curhatan boleh nggak?” tanyanya. Sebut saja namanya, Adina (38). Saya sempat menduga, ia akan curhat masalah asmara atau juga soal pekerjaannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Hari ini aku sedih,” tulisnya.
“Tiada angin, tiada hujan, tiba-tiba Pegipegi berpamitan,” katanya.
Sejenak saya tidak merespon apa yang dia tulis karena masih meraba-raba maksudnya. Baru setelah googling, akhirnya saya menangkap konteks pesan yang ia kirim. Pegipegi, aplikasi biro perjalanan daring ternyata tutup.
“Aplikasi ini menjadi andalanku saat kuliah PP Jogja-Wonosobo selama 2 tahun. Flash sale dan diskonannya lumayan dibanding aplikasi sejenis,” katanya lebih lanjut di pesan yang ia kirim.
Sebagai PNS ia masih sempat mengejar keinginannya untuk kuliah pascasarjana di akhir pekan. Ia memilih menginap di hotel karena tak perlu bolak-balik ke Wonosobo.
“Layaknya pacaran, saat ditinggal pergi tanpa pesan tiba-tiba muncul banyak kenangan manis. Maka seperti itulah hubungan saya dengan Pegipegi dan aneka macam hotel yang pernah saya singgahi di Kota Gudeg,” paparnya.
Karena sering menginap di hotel pakai Pegipegi, hotel dikira jadi tempat mesum
Andina, sebelum menetap di Wonosobo, kerap bepergian dari hotel ke hotel karena urusan pekerjaan. Sehingga ia heran, ketika hotel yang ia pesan dari Pegipegi dikonotasikan sebagai tempat mesum.
Pengalaman itu pertama kali Andina dapatkan dapat dari sopir travel. Saat mengetahui Andina minta turun di sebuah hotel, sopir itu mendadak genit dan bertanya. “Tiap weekend kayaknya ke hotel terus Mba, langganannya banyak ya?”.
Hal yang sama juga Andina alami saat mendadak harus menginap dan order hotel jam 01.00 dini hari. “Satpam di tempat itu memandang saya dengan raut heran dan senyum penuh arti,” kata Andina.
Di lain waktu seorang temannya menolak saat ia ajak bertemu di restoran hotel. Alasannya tidak nyaman kalau harus bertemu di hotel. Bahkan temannya pernah meminta Andina untuk pindah dari sebuah hotel karena menurut temannya itu, hotel tempat dirinya menginap pernah kena grebek polisi yang menduga menjadi tempat mesum.
“Sebagai manusia nomaden yang hidup dari hotel ke hotel, saya tidak membayangkan mendapat pengalaman demikian. Bagi saya hotel adalah kasur empuk, kamar mandi nyaman, makanan enak setelah penat bekerja atau wifi kencang untuk upload kerjaan,” katanya panjang.
Rupanya itu yang membuatnya merasakan kan kesedihan mendalam ketika Pegipegi undur diri. Beberapa kali Andina dan tim sengaja booking kamar di hotel saat deadline mengejar supaya bisa fokus dan bebas gangguan.
Tak selamanya menginap di hotel itu menyenangkan
“Memang tidak selamanya menginap di hotel menyenangkan, ada saatnya saya minta ganti sprei sampai 2 kali lantaran ada bercak noda yang mengganggu atau tempat parkir kelewat sempit,” katanya.
Keluhan-keluhan itu tertutupi karena hubungannya dengan hotel yang ia pesan lewat Pegipegi terbilang mulus. Saat order tengah malam biasanya dapat upgrade kamar tanpa biaya tambahan. “Saking hapalnya resepsionis hotel rela mengantarkan barang saya yang ketinggalan dengan cuma-cuma,” katanya.
Hotel-hotel “merah” yang sekarang banyak bermunculan memang Andina hindari, minim privasi dan fasilitasnya kurang oke untuk pekerja macam dirinya.
“Soal tempat mesum tadi, saran saya carilah hotel bintang empat ke atas yang aksesnya terbatas sehingga minim dari grebekan,” katanya tertawa.
Di Instagram maupun X Pegipegi, aplikasi ini berpamitan hari ini, Selasa (12/12/23), tanggal yang justru aplikasi-aplikasi lain tengah menebar diskon.
Hampir genap 12 tahun menjadi solusi travel kamu merupakan pengalaman yang tak tergantikan bagi Pegipegi, namun dengan berat hati, Pegipegi harus pamit.
Pegipegi ingin berterima kasih sebesar-besarnya untuk kamu para pelanggan setia Pegipegi yang telah menjadikan Pegipegi sebagai teman perjalananmu selama ini.
Selain itu, Pegipegi juga ingin berterima kasih untuk segenap mitra akomodasi, penerbangan, transportasi darat dan seluruh mitra lain dari berbagai industri yang telah bersama-sama mendukung Pegipegi untuk selalu berusaha memberikan pelayan terbaik bagi pelanggan Pegipegi.
Pegipegi tutup, pelanggan patah hati
Pegipegi juga meyakinkan pelanggan yang sudah melakukan pemesanan atau pembelian untuk tidak khawatir karena tetap berlaku. Baik di hotel, maupun transportasi. Selain itu jika ada pertanyaan, permintaan dana kembali (refund), penggantian jadwal (reschedule) atau komplain dapat disampaikan via email ke [email protected].
Tutupnya aplikasi, ini banyak membuat kecewa pelanggannya. Berbagai komentar muncul di laman media sosial mereka. Misal, dari akun, Instagram, Kuwuk**, Min @pegipegi seriusan napa, ini nge prank atau gmna sih, kenapa tiba2 aja, pdhal dah bikin promo sebulan full loh
@Faradin***** @pegipegi jgn tutup dong..😢😢 aplikasinya bagus.. gampang.. promo nya banyak.. syedih lo.. smoga pegi2 bs open lagi yak😢
Di X banyak juga akun yang menyesalkan tutupnya aplikasi ini. @adavakevarda menuliskan, Sedihhhhhh 😥
Padahal baru mau book htl tapi nunggu jadwal flash sale dulu
Terus kemarin dibikin jadwal fs sampe jan buat apa min ?? 😥
@strarl***, SUMPAH GW SEDIH MIN😭😭😭 LU PALING MURAHHH UNTUK KITA KAUM MENDING
Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin
BACA JUGA Sisi Gelap Pekerja Hotel di Jogja, Upah Murah hingga Rentan Pelecehan Seksual