Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Penglaju Asal Purwokerto dan Para Korea Lain yang Kecewa Karena Tak Bisa Ikut Peluncuran Buku Bambang Pacul di Jogja

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
14 Juni 2024
A A
Bambang Pacul membuat ribuan orang biasa berani bermimpi besar MOJOK.CO

Ilustarsi Penglaju Asal Purwokerto dan Para Korea Lain yang Kecewa Karena Tak Bisa Ikut Peluncuran Buku Bambang Pacul di Jogja (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sejak open gate pada pukul 15.00 WIB, para peserta peluncuran buku Mentalitet Korea: Jalan Ksatria Komandan Bambang Pacul di Kafe Basabasi Condongcatur, Jogja, sudah mulai memadati venue.

Berdasarkan pantauan Mojok, situasi sudah full house sejam setelahnya. Pendopo, yang jadi lokasi utama forum, sudah penuh dengan lautan manusia. Di parkiran pun, space buat menaruh kendaraan sudah tak tersedia lagi.

Demi kondusivitas, situasi ini pun bikin panitia peluncuran buku terpaksa menutup akses. Para peserta yang datang telat, apalagi di atas pukul 16.00 WIB, sudah tak bisa masuk ke area Kafe Basabasi lagi.

Kondisi ini jelas bikin beberapa orang kecele, karena peluncuran buku yang menghadirkan Bambang Pacul secara langsung ke Jogja itu adalah momen langka bagi mereka.

Alhasil, ada yang ngotot berusaha masuk, meskipun percuma–karena tak diizinkan panitia. Ada juga yang diam-diam menyusup walaupun gagal, dan tak sedikit juga yang mawas diri sadar akan kesalahannya.

“Seandainya datang tepat waktu, mungkin bisa ketemu Pak Pacul,” kata Nurrahman, korea asal Purwokerto yang kecewa karena telat datang ke acara peluncuran buku, Jumat (14/6/2024 ).

Nglaju 5 jam perjalanan demi ketemu Bambang Pacul

Nurrahman merupakan mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Mahasiswa angkatan 2022 ini rela melakukan perjalanan selama lima jam dari Purwokerto ke Jogja demi bertemu Bambang Pacul.

Lelaki kelahiran Boyolali ini memang mengidolakan tokoh senior PDIP tersebut. Menurutnya, filosofi kehidupan yang diajarkan Bambang Pacul sangat relate dengan kehidupannya.

“Apalagi saya kan Gen Z juga ya, Mas, beban hidup lagi banyak-banyak. Filosofi Pak Pacul ini bikin kita nggak lembek hadapin beban itu,” kata Nurrahman.

Peluncuran Buku Bambang Pacul.MOJOK.CO
Puthut EA, Irfan Afifi, dan Fahruddin Faiz dalam acara peluncuran buku Mentalitet Korea Bambang Pacul (Dokumentasi Mojok)

Sebagai mahasiswa Ilmu Hukum, musim politik kemarin bikin “hubungan” dia dengan politik menjadi dekat. Hal ini, kata Nurrahman, terjadi karena banyak sekali aturan hukum yang diinjak-injak penguasa demi memuluskan kepentingannya.

Nurrahman, seorang korea yang tak punya power apalagi gelimang harta, merasa hopeless dengan situasi tersebut. Untungnya, sosok Bambang Pacul mulai sering muncul di podcast-podcast.

Bahkan, potongan video terkait wajangan Komandan Korea itu ke generasi muda kerap juga melintas di fyp TikTok-nya.

“Sejak saat itu jadi senang mengikuti kiprah beliau. Sebab, filosofi yang diajarkan itu ‘kan nggak ribet, sederhana, on point banget gak bertele-tele tapi tetap filosofis,” kata dia.

“Kalau Tan Malaka yang aku tahu anak muda itu kudu bisa terbentur, terbentur sebelum bisa terbentuk. Kalau Pak Pacul mengajarkan orang kecil juga bisa melenting,” sambungnya.

Iklan

Sayangnya, pada hari itu ia kecewa karena telat datang. Nurrahman pun berharap acara serupa bakal kembali digelar, khususnya di kotanya.

Korea lain yang gagal mendengarkan wejangan hidup Sang Komandan secara langsung

Selain Nurrahman, ada banyak korea lain yang yang bernasib sama seperti dirinya. Ada yang jauh-jauh dari Magelang, Sukoharjo, bahkan Solo. Beberapa memang mengaku antusias karena pengulas bukunya adalah orang-orang yang juga mereka idolakan.

Seperti yang kita tahu, selain menghadirkan Bambang Pacul, peluncuran buku tersebut juga dihadiri oleh Irfan Afifi, Fahrudin Faiz, dan tentunya sang penulis, Puthut EA.

Namun, antusiasme mereka lebih besar lagi karena tahu Bambang Pacul juga langsung hadir di lokasi.

“Jam setengah 3 kurang dikabari teman yang sudah di lokasi, katanya sudah mau penuh. Awalnya masih santai sih, karena biasanya masih kebagian tempat,” ujar Robi, penglaju asal Magelang yang juga tak kebagian tempat di acara itu.

“Jam setengah 4 posisi masih di jalan, dikabari lagi katanya sudah mau penuh dan Pak Paculnya datang langsung. Kaget dong karena ngiranya yang guest star siluet itu cuma gimmick. Yaudah ngebut, tapi tetap telat,” sambungnya.

Pada acara peluncuran buku yang berlangsung selama kurang lebih dua jam, Bambang Pacul bicara mengenai banyak hal. Seperti cerita-cerita tentang hidup yang dia jalani setelah perhelatan politik, mentalitet korea, serta mentalitas-mentalitas yang harus dimiliki oleh manusia dalam berjuang.

Salah satu yang disampaikan, dan mendapat applause meriah dari audiens, adalah terkait strategi korea untuk bangkit lagi setelah mengalami kekalahan dalam hidup. Salah satunya melalui Trifokus, yakni “menemukan kebahagiaan pada dirimu dan fokuskan hati untuk melenting”, “fokuskan pada solusi”, dan “jagalah kesehatan mumpung masih muda.”

Ketiga pengisi acara juga memberi tanggapan atas buku Mentalitet Korea: Jalan Ksatria Komandan Bambang Pacul tersebut.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Meriahnya Acara Peluncuran Buku Mentalitet Korea di Basabasi Condongcatur, Dipenuhi Ratusan Korea-korea yang Ingin Melenting

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 15 Juni 2024 oleh

Tags: Bambang Paculbuku bambang paculJogjamentalitet korea
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Harga Paha Atas Olive Chicken Naik, Warga Jogja Resah (Unsplash)
Pojokan

Keresahan Warga Jogja di Balik Kabar Kenaikan Harga Menu Paha Atas Olive Chicken

12 Desember 2025
UMK Jogja bikin perantau Jawa Tengah menderita. MOJOK.CO
Ragam

Penyesalan Orang Jawa Tengah Merantau ke Jogja: Biaya Hidup Makin Tinggi, Boncos karena Kebiasaan Ngopi di Kafe, dan Gaji yang “Seuprit”

11 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

11 Desember 2025
pencuri buku.MOJOK.CO
Mendalam

Siasat Kelompok Pencuri Buku di Jogja: Robin Hood atau Krimininal?

9 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Mitos kerukunan di desa bikin warga desa ingin merantau jauh dan hidup individualistik di perantauan demi hidup tenang MOJOK.CO

Mitos Kerukunan dan Hidup Ayem di Desa: Aslinya Penuh Kepalsuan, Baik di Depan tapi Busuk di Belakang

11 Desember 2025
UMK Jogja bikin perantau Jawa Tengah menderita. MOJOK.CO

Penyesalan Orang Jawa Tengah Merantau ke Jogja: Biaya Hidup Makin Tinggi, Boncos karena Kebiasaan Ngopi di Kafe, dan Gaji yang “Seuprit”

11 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025
Jadi omongan saudara karena sarjana nganggur. MOJOK.CO

Putus Asa usai Ditolak Kerja Ratusan Kali, Sampai Dihina Saudara karena Hanya Jadi Sarjana Nganggur

12 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.