Berdasarkan sejumlah survei terkait pilihan Capres 2024, mayoritas suara Gen Z berada di paslon nomor urut dua, Prabowo-Gibran. Bagaimana suara mereka setelah Debat Pilpres pertama?
***
Pada debat Capres pertama, banyak pengamat menilai performa Prabowo dalam menyampaikan gagasan di bawah Anies dan Ganjar. Saya sempat berbicang dengan Ali Rifan, Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, yang menilai Prabowo cenderung bertahan dan tidak banyak menyampaikan gagasan secara konkret.
“Katakanlah Prabowo, beliau belum menguasai emosi. Ia juga lebih banyak bertahan dengan narasi kesuksesan kepemimpinan Jokowi,” ungkapnya kepada Mojok, Rabu (13/12/2023).
Saya merasa penasaran, setelah Debat Capres pertama digelar KPU, bagaimana tanggapan Gen Z terhadap para Capres dan Cawapres. Pencarian singkat mempertemukan saya dengan Vian (22), seorang mahasiswa semester akhir sebuah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jogja.
Sejak awal mula pengumuman pasangan capres dan cawapres, Vian mengaku merasa ingin memilih Ganjar. Namun, ia justru berakhir memantapkan diri untuk menjagokan Prabowo, apalagi setelah berdampingan dengan Gibran.
“Kalau Anies dari awal jujur aku sudah nggak cocok. Alasannya politik identitas 2017 lalu,” ucapnya tegas.
Keputusannya untuk ganti mendukung Prabowo lantaran banyak menemukan informasi tentang kekurangan Ganjar dan partai pengusungnya, PDI Perjuangan. Mulai dari kasus korupsi kader partai sampai beberapa catatan buruk saat Ganjar memimpin Jawa Tengah.
“Itu rata-rata aku dapat dari TikTok. Ada video-video yang menjelaskan kekurangan Ganjar dan PDI Perjuangan. Akhirnya aku lebih mantap memilih Prabowo,” ungkapnya.
Performa Prabowo di Debat Capres tidak berpengaruh banyak
Bagi Vian, dukungannya terhadap Prabowo pun tidak surut setelah Gibran resmi menjadi Cawapres. Gonjang-ganjing yang terjadi di MK, menurutnya tidak memengaruhi keyakinannya.
Perempuan ini berujar kalau percaya dengan keputusan MK. Terlebih, baginya Gibran layak menjadi pendamping Prabowo.
“Kita lihat di Solo itu kan banyak perubahan. Itu bukti bahwa kerjanya Gibran nyata,” paparnya.
Meski tidak tuntas, pada Selasa (12/12) lalu, Vian juga menonton langsung Debat Capres pertama yang digelar KPU. Meski sejumlah pengamat, seperti Ali Rifan, memberikan catatan minor bagi penampilan Prabowo, ia melihat bahwa Capres nomor urut 2 itu berhasil menunjukan kematangannya di panggung.
Vian justru menyoroti Anies dan Ganjar yang terlalu banyak memberikan serangan personal terhadap Prabowo. Baginya, Anies memang bisa bicara banyak saat perdebatan, namun justru sulit untuk dipahami. Sementara Ganjar, kurang menonjol di antara kedua Capres lain.
“Prabowo ini kita sudah tahu semua soal nasionalismenya. Buat saya dia ingin memajukan bangsa,” ungkapnya.
Vian juga menyayangkan kasus HAM yang terus dilekatkan pada Prabowo. Menurutnya, isu itu hanya mencuat pada masa Pilpres. Baginya, Prabowo pun sudah memberikan klarifikasi pada keikutsertaannya pada dua Pilpres sebelumnya.
Pascadebat, Gen Z yang saat ini menyerap informasi paling banyak dari TikTok ini juga banyak melihat video yang mengafirmasi pendapatnya. Di TikTok banyak tersebar potongan video pendapat Prabowo saat debat. Jika ditelisik lebih jauh, potongan video tersebut memang tidak bisa menggambarkan konteks menyeluruh dari debat.
Secara umum, belanja iklan kubu Prabowo di media sosial memang jadi yang terbesar di antara yang lain. Melansir Harian Kompas, data Ad Library dari Meta Platform pada periode Agustus-Oktober 2023 menunjuukan kelompok pendukung Prabowo menggelontorkan dana iklan Rp8,67 miliar. Terbanyak di antara kubu yang lain.
Belum lagi di platform media sosial lain di luar jaringan Meta, termasuk TikTok. Banyak iklan yang menyasar langsung kalangan influencer atau pemilik akun besar, tanpa mengamplifikasikannya dengan promosi berbayar lewat platformnya.
Beda Gen Z penikmat TikTok dengan Twitter
Jika menilik pendapat Vian, ternyata dinamika yang terjadi pada Debat Capres pertama tidak mengubah pandangannya yang sejak awal mendukung Prabowo. Sementara itu, ada kisah berbeda dari Gen Z lain yang saya wawancara.
Tasya Andini (22), fresh graduate dari sebuah PTS di Jogja mengaku awalnya tidak punya ketertarikan sama sekali dengan kontestasi politik. Ia tidak tahu gambaran sama sekali akan memilih mana.
“Tapi setelah Debat Capres pertama aku jadi ada gambaran mana yang paling mending. Meskipun belum tentu aku coblos, masih lihat lagi debat selanjutnya,” ungkapnya.
Tasya mengaku tertarik dengan sosok Anies Baswedan yang mampu menyampaikan gagasan dengan tertata. Ganjar menurutnya cukup baik menjelaskan programnya meski penyampaiannya tidak sejelas Anies. Sementara Prabowo, baginya terlihat emosional dan menyepelekan momen untuk berbicara secara serius.
“Anies walaupun memang bicaranya panjang, agak terasa muter-muter, tapi bisa ditangkap dengan baik dan lebih jelas dari yang lain. Debat kemarin menurutku ya performa Anies terbaik, Ganjar kedua, dan Prabowo yang paling kurang,” ungkapnya.
Seperti Vian, ia juga tidak menonton dari keseluruhan debat. Namun, setelahnya ia lebih banyak mengakses informasi di lewat X atau Twitter.
“Entah kenapa memang di Twitter pendapatnya aku rasa banyak yang sepertiku, menganggap Anies menyampaikan dengan baik. Sedangkan pas buka TikTok sekilas, munculnya seringnya Prabowo,” tuturnya.
Menarik melihat bagaimana pendapat Gen Z setelah debat-debat mendatang. Mengingat, banyak lembaga survei yang mencatat lebih dari separuh suara mereka mengarah ke Prabowo-Gibran. Salah satunya survei Indikator bertajuk Dinamika Elektoral di Awal Masa Kampanye yang menunjukkan 56,6% Gen Z (26 tahun ke bawah) mengaku mendukung paslon nomor urut 2.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Teka-teki Kematian Harun Al-Rasyid yang Jadi Sorotan Anies Baswedan saat Debat Capres