Nasib guru honorer di Sleman menjadi salah satu perhatian dalam debat Calon Wakil Bupati (Cawabup) Sleman antara Sukamto (nomor urut 1) dan Danang Maharsa (nomor urut 2) pada Minggu (3/11/2024) malam WIB.
Per Juli 2024, ada total sebanyak 9.500 guru berstatus honorer di Sleman, Jogja. Dari total tersebut, mayoritas masih bergaji kecil: berkisar ratusan ribu rupiah.
Lantas, upaya seperti apa yang bakal dilakukan oleh masing-masing Cawabup untuk menjamin kesejahteraan guru honorer di Sleman jika mereka terpilih?
Mencarikan dana tambahan untuk gaji guru honorer di Sleman
Sukamto menyebut, guru menjadi salah satu variabel penting kaitannya dengan masa depan suatu bangsa dan negara. Oleh karena itu, dia berwacana akan mencarikan dana untuk menaikkan gaji guru honorer di Sleman.
Sukamto tak menyebut angka pasti berapa yang berani dia janjikan kepada para guru honorer di Sleman. Akan tetapi, pasangan dari Kustini Sri Purnomo itu menjanjikan upaya-upaya pencarian dana tambahan.
“Kami (Sukamto dan Kustini) akan menaikkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) atau APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah),” ujarnya seperti dikutip dari siaran langsung di kanal YouTube KPU Sleman.
Selain itu, Sukamto mengatakan akan mencoba meminta bantuan dari Pemerintah Provinsi DIY maupun Pemerintah Pusat agar turut memberi bantuan keuangan khusus untuk menaikkan gaji guru honorer di Sleman.
Gaji guru honorer di Sleman tak lagi ratusan ribu
Di pihak lain, Danang Maharsa mengaku bahwa dalam setiap kunjungannya ke masyarakat, dia kerap mendengar keluhan dari para guru honorer.
“Pak, ini kapan (gajinya) naik?” Begitu kira-kira pertanyaan dari beberapa guru honorer yang kerap Danang Maharsa temui.
Nuraninya tersentuh. Oleh karena itu, Danang menegaskan akan berupaya agar tidak ada lagi guru honorer di Sleman bergaji cuma ratusan rupiah.
“Kami (Danang dan Harda) akan menaikkan minimal sesuai dengan UMK, sesuai dengan kemampuan daerah,” tegasnya.
Jika merujuk pada Badan Pusat Statistik (BPS), Upah Minimum Kabupaten (UMK) Sleman untuk tahun 2024 ini sebesar Rp2,3 juta. Maka, harusnya tidak jauh-jauh dari angka itu lah yang bakal guru honorer di Sleman terima berdasarkan janji dari Danang Maharsa.
“Caranya, mengubah aturan terkait pemberian insentif dan disesuaikan dengan aturan Pemerintah Pusat untuk mendidik anak-anak kita menjadi generasi emas,” sambung Danang.
Sebab, lanjut Danang, jika kesejahteraan guru honorer diperhatikan, maka mereka semangat mengajar sehingga kelak bisa mencetak generasi-generasi emas.
Di samping itu, selama ini memang tidak ada regulasi atau Undang-Undang yang jelas yang mengatur besaran gaji guru honorer. Oleh karena itu, selain urusan nominal gaji, pasangan Harda Kiswaya itu ingin menyentuh bagian akarnya: regulasi.
Perihal sertifikasi dan siapa paling serius?
Kenikan gaji guru honorer sebelumnya telah ditekankan oleh Presiden RI yang baru, Prabowo Subianto. Dia bahkan menjanjikan kenaikan hingga Rp2 juta per orang.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti menyebut, program kenaikam gaji guru honorer di Indonesia akan direalisasikan pada 2025 mendatang.
“Sedang kita hitung karena nanti nominalnya tidak sama. Sehingga, kita harus hitung betul jangan sampai mereka yang berhak tidak menerima, tetapi yang tidak berhak malah menerima,” ujar Mu’ti kepada awak media di Jakarta pada Rabu (30/10/2024).
Terkait nominalnya, Mu’ti belum bisa membukanya sekarang. Namun, yang jelas, angkanya bisa berbeda-beda antara satu guru honorer dengan guru honorer yang lain.
Sebab, ketentuan kenaikan gaji tersebut nantinya diberikan berdasarkan sertifikasi sebagai kualifikasi seorang guru honorer layak menerima kenaikan gaji atau tidak.
Sayangnya, baik Sukamto maupun Danang Maharsa memang tidak menyentuh persoalan sertifikasi dalam debat mereka. Namun, dari wacana-upaya menaikkan gaji guru honorer di Sleman yang mereka paparkan, siapa kira-kira yang terlihat paling serius ingin mensejahterakan nasib guru honorer di Sleman?
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News