Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Butet Kartaredjasa dan Agus Noor: Intimidasi “Musuh Bebuyutan” Mirip Cara Orde Baru

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
19 Desember 2023
A A
Butet Kartaredjasa dan Agus Noor: Intimidasi "Musuh Bebuyutan" Mirip Orde Baru MOJOK.CO

Ilustrasi Butet Kartaredjasa dan Agus Noor: Intimidasi "Musuh Bebuyutan" Mirip Orde Baru. (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pementasan teater “Musuh Bebuyutan” yang Indonesia Kita bawakan di Taman Ismail Marzuki pada 1 dan 2 Desember 2023 mengalami intimidasi. Seniman Butet Kartaredjasa dan Agus Noor yang jadi sutradara dan penulis naskah menilai apa yang mereka alami mirip cara-cara yang Orde Baru lakukan. 

Intimidasi yang Butet Kartaredjasa sebagai pendiri teater Indonesia Kita rasakan dalam bentuk permintaan dari aparat kepolisian untuk menandatangani pernyataan. Surat itu berisi aga “Musuh Bebuyutan” tidak akan membahas unsur politik, melakukan kampanye pemilu, menyebarkan bahan kampanye pemilu, dan menggunakan atribut partai politik atau atribut capres-cawapres.

Dari empat pernyataan itu, Butet merasa keberatan untuk tidak membahas unsur politik. Agus Noor, sutradara dan penulis naskah yang lakonnya dimainkan Butet juga menilai bahwa cara yang digunakan adalah seperti yang mereka alami di masa Orde Baru

Cara Butet Kartaredjasa dan Agus Noor kelabui cara Orde Baru

Agus Noor menyatakan, tekanan di masa Orde Baru memang terasa, misalnya ketika akan bikin pertunjukan, ia harus membuat serangkaian surat pernyataan, untuk dapat izin pentas itu yang melewati 13 meja (perizinan). Di dalamnya misalnya tidak boleh ngomong unsur politik dan segala macem. 

“Banyak trik yang kami lakukan dulu ya. Naskah yang disodorkan ke polisi berbeda dengan yang dimainkan. Kami curiga opo polisi yo moco,” kata kata Agus Noor dalam program Blakasuta bersama Butet Kartaredjasa dan Kepala Suku Mojoj, Puthut EA yang tayang di YouTube Mojok.co, Sabtu (16/12/2023).

Menurut Agus Noor, ketika polisi bertanya mengapa yang ditampilkan berbeda dengan yang ada di naskah, ia tinggal beralasan kalau itu adalah hasil improvisasi dari pemain. “Itu urusan pemain, bukan sutradara,” kata Agus Noor tertawa terbahak.

Butet Kartaredjasa kemudian menyambung, dulu di era Orde Baru dia adalah orang yang kebagian mengurus izin. Ia kemudian sengaja membuat naskah yang berbeda antara yang ditampilkan dengan yang diserahkan aparat keamanan karena saat pertunjukkan, semua lampu padam kecuali yang ada di atas panggung. Sehingga ia yakin, aparat yang menonton tidak mungkin melihat naskah yang ia berikan. 

“Ngakalinya dulu begitu,” sambung Butet Kartaredjasa.

Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia Kita menampilkan pentas Nyonya-nyonya Istana. Bentuk tekan yang dialami berbeda. Pementasan saat itu menceritakan kehidupan para ibu-ibu di istana. Pertunjukan itu kemudian sampai atau terdengar di istana (kepresidenan) beneran.

“Nah, kayaknya pihak istana kemudian menelepon pihak-pihak tertentu yang mendukung pertunjukkan kami. Itu membuat mereka ketakutan. (pesannya) jangan lagi mensponsori pentas Mas Butet dan kawan-kawan itu,” kata Agus Noor. 

Cara rezim sekarang mirip Orde Baru

Menurutnya, saat itu yang kena tekan adalah pihak pendukung dan sponsor. Saat-saat itu, Indonesia Kita kesulitan untuk mencari sponsor. Lebih dari setahun situasi itu mereka hadapi.

Menurut Agus Noor, tekanan yang ia hadapi di era SBY itu berbeda dengan yang mereka hadapi saat mementaskan Musuh Bebuyutan, awal Desember 2023. Ia merasa tekanan yang ada sekarang mirip yang ia hadapi di era Orde Baru

“Tiba-tiba saya yang mengalami suasana Orde Baru soal perizinan dan segala macam, harus  membuat surat pernyataan. Karena sebagai catatan, Indonesia Kita sudah hadir dengan 41 pertunjukan, sudah melewati 3 kali pemilu. Tidak pernah mengalami situasi harus membuat surat pernyataan,” kata Agus Noor. Situasi seperti itu justru mengingatkan mereka pada masa era Orde Baru.

Simak wawancara lengkap Kepala Suku Mojok Puthut EA dengan Agus Noor dan Butet Kertaradjasa di YouTube Mojok.co. 

Iklan

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA Butet Kartaredjasa dan Spirit Bangkit di Usia Wingit

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

 

Terakhir diperbarui pada 19 Desember 2023 oleh

Tags: Agus NoorButet KartaredjasaOrde Baruteater
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Suara Marsinah dari Dalam Kubur: 'Lucu! Aku Disandingkan dengan Pemimpin Rezim yang Membunuhku'.MOJOK.CO
Ragam

Suara Marsinah dari Dalam Kubur: ‘Lucu! Aku Disandingkan dengan Pemimpin Rezim yang Membunuhku’

10 November 2025
Alasan Soeharto tak layak dapat gelar pahlawan, referensi dari buku Mereka Hilang Tak Kembali. MOJOK.CO
Aktual

Buku “Mereka Hilang Tak Kembali”, Menyegarkan Ingatan bahwa Soeharto Tak Pantas Dapat Gelar Pahlawan, tapi Harus Diadili Mantan Menantunya

1 November 2025
Rahasia di Balik “Chindo Pelit” Sebagai Kecerdasan Finansial MOJOK.CO
Esai

Membongkar Stigma “Chindo Pelit” yang Sebetulnya Berbahaya dan Menimbulkan Prasangka

29 Oktober 2025
Sejarah Indonesia Berisi Kekerasan dan Negara Paksa Kita Lupa MOJOK.CO
Esai

Sejarah Indonesia Berisi Luka yang Diwariskan dan Negara Memaksa Kita untuk Melupakan Jejak kekerasan itu

30 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.