Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

Sistem Proporsional Tertutup Coblos Partai Rugikan Politisi Perempuan

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
5 Januari 2023
A A
sistem proporsional tertutup mojok.co

Ilustrasi anggota DPR (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Wacana dikembalikannya proses pemilu ke sistem proporsional tertutup alias coblos partai sedang ramai dibicarakan. Gagasan ini banyak dikritik. Salah satunya karena ia dianggap bakal merugikan politisi perempuan.

Seperti diketahui, wacana kembalinya pemilu ke sistem proporsional tertutup mengemuka seiring dengan gugatan uji materi UU Pemilu yang saat ini berproses di Mahkamah Konstitusi (MK). Upaya mengembalikan pemilu pada sistem proporsional tertutup telah digaungkan sejumlah pihak sepanjang tahun ini, terutama—yang paling ngotot—PDIP.

Selain dianggap sebagai penggagas, parpol berlogo banteng ini juga disebut-sebut menjadi satu-satunya partai yang pro akan wacana ini. Semua fraksi, kecuali PDIP, menolaknya.

Penolakan ini bukan tanpa alasan. Terakhir kali Indonesia memakai sistem itu adalah tahun 1999, sekaligus mengakhiri rezim otoriter Orba. Maka, jika sistem ini kembali diterapkan, ditakutkan akan membuat proses demokratisasi berjalan mundur.

Selain itu, sejumlah pihak juga menilai, wacana proporsional tertutup hanya bakal merugikan calon legislatif (caleg) perempuan. Jelas, ini menjadi preseden buruk sekaligus kontraproduktif atas representasi 30 persen perempuan di parlemen, yang selama ini terus diupayakan.

Tidak relevan dan rugikan perempuan

Ketua Umum Perempuan Amanat Nasional (PUAN) Intan Fauzi, menilai bahwa penerapan sistem proporsional tertutup justru akan merugikan kaum perempuan. Berkaca dari pemilu-pemilu sebelumnya, metode coblos partai hanya bakal bikin perempuan sulit dipilih.

“Berkaca pada pemilu sistem proporsional tertutup (sepanjang Orba), caleg perempuan seringkali ditempatkan di nomor urut buntut, setelah petahana legislator, pengurus harian partai, dan kalangan elite partai,” ujar Intan, dalam keterangannya, Selasa (3/1/2023), dikutip Kumparan.

Dengan demikian, kata Intan, kondisi tersebut hanya bakal membuat perempuan sulit terpilih, apalagi jika dia bukan termasuk elite-elite partai.

Lebih lanjut, anggota DPR RI Komisi VI dari Fraksi PAN ini juga menegaskan, sistem pemilu yang digunakan sekarang alias sistem proporsional terbuka masih lebih relevan diterapkan pada Pemilu 2024 mendatang.

“Sistem proporsional terbuka yang diatur dalam UU Pemilu 7/2017 masih relevan untuk diterapkan pada Pemilu 2024. Sistem proporsional terbuka memenuhi prinsip demokrasi yang amat mendasar yakni pengakuan kedaulatan rakyat maupun prinsip equality before the law (persamaan di hadapan hukum),” kata Intan.

Ia menerangkan, dalam sistem proporsional terbuka, semua kader memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Dengan demikian, menurut Intan, hal itu sangat tepat bagi caleg perempuan untuk ikut berkompetisi mendapatkan simpati di masyarakat.

“Semua para caleg satu partai juga berkompetisi. Jadi, para caleg benar-benar berjuang meyakinkan masyarakat menjadi calon wakil rakyat yang potensial dari setiap partai,” sambungnya.

Apa yang disampaikan Intan selaras dengan kajian yang pernah dibuat oleh Koalisi Perempuan Indonesia. Melansir laman koalisiperempuan.or.id, sistem proporsional tertutup hanya akan menjadi ancaman bagi perempuan, mengingat budaya patriarki masih menjangkiti parpol-parpol di Indonesia.

Parpol-parpol, cenderung mengutamakan politisi laki-laki dalam menentukan kebijakan, termasuk memilih “siapa yang bakal mewakili partai”. Dengan demikian, sifat maskulin elite-elite parpol ini bakal bikin perempuan kehilangan kesempatan untuk bersaing ke parlemen.

Iklan

“Sistem proporsional tertutup hanya akan merepresentasikan kelompok tertentu dalam partai,” tulis laporan tersebut.

“Jika sistem ini disahkan, potensi keberagaman berdasarkan gender atau keragamanan masyarakat dalam parlemen akan semakin berkurang. Pilihan-pilihan masyarakat akan semakin terbatas,” sambungnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Sistem Pemilu, Salah Satu Kunci Keterwakilan Perempuan di Parlemen

Terakhir diperbarui pada 5 Januari 2023 oleh

Tags: Pemilu 2024politisi perempuansistem pemilu
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, KKN Undip.MOJOK.CO
Kampus

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, Semua Urusan Jadi Mudah Meski Suasana Bikin Tak Betah

14 Juli 2024
Komeng: Olok-Olok Rakyat Biasa untuk Menertawakan Politik MOJOK.CO
Esai

Komeng Adalah Bentuk Olok-Olok Paling Menohok yang Mewakili Lapisan Masyarakat Biasa untuk Menertawakan Politik

19 Februari 2024
bayi prabowo gibran di sumatera selatan.MOJOK.CO
Ragam

Kisah Bidan yang Membantu Persalinan Bayi Bernama Prabowo Gibran di Sumatera Selatan

16 Februari 2024
Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul 15.00 MOJOK.CO
Aktual

Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul Tiga Sore

14 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.