MOJOK.CO – Rakornas Partai Amanat Nasional (PAN) Minggu (26/2/2023) diwarnai kabar mengejutkan. Salah satunya, wacana PAN mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri BUMN Erick Thohir di Pilpres 2024.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas menyinggung dua nama pejabat dalam pidato di Rakornas PAN. Adapun Ganjar dan Erick turut hadir dalam rakornas yang digelar di Hotel Padma, Semarang itu.
“Jalan-jalan ke Simpang Lima. Jangan lupa membeli lumpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama. Insha Allah Indonesia tambah jaya,” ucap Zulhas berpantun di akhir pidatonya seperti dikutip dari detiknews, Minggu (26/2/2023).
Selentingan itu menarik mengingat PAN sudah membentuk koalisi dengan PPP dan Golkar dengan nama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada Mei 2022 lalu.
Menanggapi pidato Zulhas, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengungkapkan perkataan Zulhas sebagai aspirasi. Di sisi lain, PPP selama ini memang memiliki hubungan baik dengan Erick. Menteri BUMN itu pernah hadir di beberapa acara PPP. Terkait Ganjar, nama Gubernur Jawa Tengah itu sempat terdengar di beberapa DPW PPP untuk usulan capres. Akan tetapi, lelaki yang kerap disapa Awiek itu menegaskan, keputusan tetap akan berdasar Mukernas.
Sementara itu, Golkar menegaskan masih akan mengusung ketua umumnya, Airlangga Hartarto. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Partai Golkar Tantowi Yahya.
“KIB ini kan ada 3 partai. Golkar sudah jelas akan mengusung Airlangga Hartarto sesuai dengan mandat Munas Golkar,” kata dia.
Tantowi pun mempersilakan dua partai lain dalam koalisi itu untuk mengeluarkan nama terkait capres cawapres yang sesuai dengan aspirasi mereka. Setelahnya, barulah nama-nama itu bisa dibahas bersama dengan KIB.
Tidak Ada Perekat di KIB
KIB yang belum memiliki kandidat capres-cawapres itu membuat tiga partai di dalamnya semacam tidak memiliki “lem perekat”.
“Jadi, saya melihat KIB sejauh ini tidak punya lem perekat koalisi. Lem perekat koalisi itu adalah kandidasi. Sejauh ini, KIB belum mendeklarasikan capres dan cawapres dari tiga parpol ini, baik Golkar, PPP, dan PAN,” jelas pengamat politik sekaligus CEO dan Founder Voxpol Center Research Pangi Syarwi Chaniago seperti dikutip dari suara.com, Senin (27/2/2023).
Ketiadaan kandidat berujung pada munculnya banyak nama-nama sebagai calon. Termasuk, nama-nama para ketua umum partai anggota koalisi.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP PPP Arsul Sani sempat mengungkapkan, koalisi-koalisi partai yang ada saat ini masih bersifat dinamis dan belum bersifat mengikat. Artinya, anggota koalisi yang ada bisa bertambah ataupun sebaliknya.
“Dalam arti ada yang kemudian keluar, dan masuk ke koalisi yang lain. Atau bahkan ada juga nanti koalisi yang bisa saja kemudian terhenti karena misalnya tidak mencukupi untuk bisa mengusung pasangan calon karena kurang dari 20 persen,” ungkap dia seperti dikutip dari suara.com
Oleh karenanya, ia melihat koalisi apapun yang terbentuk saat ini masih belum tetap.
“Apalagi, partai terbesar belum juga mengumumkan juga siapa capresnya, maka siapapun yang disebut bacawapres saat ini ya juga masih bersifat fakultatif, bisa berubah juga,” imbuh Arsul. Partai terbesar yang dimaksud adalah PDIP. Sejauh ini, PDIP memang belum ada tanda-tanda sosok calon presiden yang akan diusung di Pilpres 2024.
Asal tahu saja, selain KIB, koalisi lain yang sudah terbentuk adalah Koalisi Perubahan yang diinisiasi oleh Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS. Ada juga koalisi antara Gerindra dan PKB yang diberi nama Kebangkitan Indonesia Raya
Pneulis: Kenia Intan
Editor: Amanatia Junda
BACA JUGA Kabar Wiranto Berlabuh ke PAN, Jadi Diumumkan Saat Rakornas?