MOJOK.CO – Meskipun seperti kalah pamor dengan ponsel-ponsel bermerk lokal belakangan, Meizu lewat seri Meizu M3S sebetulnya masih cukup kompetitif dari segi harga dan spesifikasi. Apa saja kelebihan dan kekurangannya?
Tidak semua orang tahu atau bahkan mendengar-saja-belum merk ponsel Meizu. Ia seperti merk tersembunyi yang kalah pamor dibandingkan merk-merk lain. Kelompok penggemar garis keras Mi-fans, Oppo Fans, Vivo Fans, Iphone fanboy, dan Samsung fanboy sekalipun mungkin jarang yang ngeh dengan merk ‘Meizu’.
Meizu seperti mendapatkan urutan yang paling terakhir saat kita menyebut sederet merk ponsel lokal seperti Advan, Evercoss, HiMax, dan Zyrex. Di artikel ini, saya akan mencoba menuliskan pengalaman dan curahan hati saya ketika menggunakan smartphone bermerk Meizu, yaitu Meizu M3S.
Jadi begini ceritanya. Awal tahun 2017 lalu, saya berniat mengganti ponsel harian saya dari Lenovo A6000+ ke sebuah ponsel Xiaomi. Inginnya sih mengganti ponsel kelas low range dengan mid range. Ponsel Xiaomi yang saya incar sebelumnya adalah Xiaomi Redmi 3x, yang merupakan ponsel mid range murah idaman saya.
Berangkat dari rumah ke tempat membeli smartphone, saya meyakinkan diri dengan bismillah untuk beli Xiaomi. Namun, semuanya berubah ketika seorang salesman Meizu memegang Meizu M3S, dan ketika itu dengan bodohnya, saya malah bertanya kepada si salesman “HP opo iku mas?”. Jelas yang namanya salesman, langsung saja dia ngomong bla bla bla dari A sampai Z untuk menjelaskan ponsel yang tengah dipegangnya sembari meyakinkan saya sebagai calon pembeli.
Setelah berperang dalam hati, akhirnya saya memutuskan untuk membeli smartphone Meizu tipe M3S. Ketika itu harganya masih sekitar 2 jutaan dengan spesifikasi RAM/ROM 2/16 GB. Pertimbangan utama memilih ponsel ini adalah soal garansi yang dimiliki Meizu lebih meyakinkan ketimbang Xiaomi yang kala itu belum resmi masuk ke Indonesia.
Si salesman itu bilang jika Meizu mudah untuk layanan purna jualnya, termasuk soal service dan sparepart-nya. Hal ini ternyata memang benar ketika saya coba tanyakan ke salah satu pusat elektronik di Jogja bahwa Meizu dapat dilayani di kantor Coolpad.
Meizu M3S dibekali ukuran layar sebesar 5 inchi, rasio 16:9 dengan resolusi sebesar 720 x 1280 pixel, serta layar bertipe IPS LCD. Meizu M3S ditenagai dapur pacu Mediatek MT6750 Octa-core (4×1.5 GHz Cortex-A53 & 4×1.0 GHz Cortex-A53) dan GPU Mali-T860MP2 yang banyak digunakan untuk ponsel-ponsel mid range. Prosesor ini juga digunakan pula pada LG Stylus 3, Vivo V5/S, LG Q7, Huawei Honor 6C Pro, Oppo F1S, Asus Zenfone 3S Max, dan smartphone mid range lainnya.
Pada sektor kamera, Meizu M3S menggunakan kamera 13 MP dengan bukaan f/2.2. Bagian yang paling saya sukai adalah kameranya yang bisa diatur secara manual untuk pengaturan ISO, aperture, shutter speed, dan fokus. Selain itu, bisa diatur agar hasilnya lumayan terang di lingkungan minim cahaya. Bisa juga mengambil efek lightspeed pada jalanan ala-ala DSLR dengan cara mengatur shutter speed-nya.
Setelah beberapa bulan, ponsel ini nyaman-nyaman aja ketika digunakan sehari-hari. Bodinya yang sebagian terbuat metal membuat Meizu M3S agak licin ketika digenggam. Alhasil, saya membutuhkan softcase agar lebih keset saat dipegang.
Banyak orang yang bertanya kepada saya tentang apa itu Meizu? Bagaimana spesifikasi ponsel Meizu M3S yang tidak terkenal itu? Padahal batin saya ponsel ini keren lho, tapi sayang tidak banyak orang tahu. Rasa pesimis pun semakin menjadi-jadi ketika Meizu seperti tidak niat ketika berjualan di Indonesia.
Banyak produk keren baru dari Meizu yang bermunculan seperti Meizu Note 7 Pro, Meizu M6T, Meizu 15, Meizu 16 yang dapur pacunya setara Pocophone F1 dan lebih murah. Sekarang ada Meizu Note 9 yang setara dengan Redmi Note 7 bahkan speknya lebih tinggi karena tipe prosesor pada Meizu Note 9 sudah menggunakan Snapdragon 675, sementara Redmi Note 7 menggunakan Snapdragon 660.
Harganya pun lebih murah. Jika Redmi Note 7 dibanderol $199,99 kemarin Meizu Note 9 dibanderol $179,99 saja. Serius, semua hanya kalah pamor saja.
Padahal dengan hardware dan software yang dimiliki oleh Meizu, saya merasa Meizu sangat kompetitif dengan brand lain yang telah lebih dulu bermain pasar di Indonesia. Ponsel-ponsel Meizu dilengkapi custom OS yang bernama FlymeOS. Bagi saya FlymeOS itu memuaskan, nggak ada iklannya, pun ringan dan simple ketika dioprek.
FlymeOS hadir dengan Android customization yang digunakan pada semua ponsel Meizu, semenjak dari seri M pertama. Dari segi inovasi, brand ini juga tidak kalah inovatif. Inovasi paling baru saat ini adalah hadirnya Meizu Zero, yang merupakan ponsel holeless alias ponsel tanpa lubang pada fisik smartphone, termasuk tidak adanya lubang jackphone dan USB, karena semuanya sudah menggunakan koneksi nirkabel.
Melihat komentar-komentar pengguna di fanpage Meizu di Facebook banyak juga yang berkomentar mengapa Meizu kurang serius jualan di Indonesia. Hasil wawancara salah satu media online kepada Digital Marketing Manager Meizu Indonesia pada bulan Oktober 2018 menyebutkan bahwa Meizu ditengarai sedang fokus memperbaiki manajemen.
Meizu Indonesia datang ke Indonesia dengan bendera Meizu Global, yang mana akan meramaikan kembali pasar ponsel Meizu di Indonesia setelah permasalahan internal selesai .
Hingga saat ini ponsel Meizu masih menjadi ponsel gaib yang susah diperoleh secara offline apalagi ponsel kelas flagship-nya. Kebanyakan ponsel Meizu yang masih mudah ditemukan di pasar adalah tipe Meizu C9, Meizu M6, dan tipe M lainnya. Konsumen masih mencari produk flagship yang secara offline karena bagaimanapun dengan offline lebih mudah diketahui informasi produknya baik layanan prajual maupun layanan purna jualnya.
Apalagi sistem flash sale belakangan yang dimanfaatkan sebuah brand untuk menjual produknya dirasa menyulitkan masyarakat, meskipun dengan embel-embel harga murah. Kadang-kadang harus menunggu waktu yang lama untuk sampai di genggaman atau kalah cepat diserbu para calo online. Percuma saja menawarkan harga murah kalau barang sulit sekali diperoleh. Jadi Meizu, serius nggak nih jualan di Indonesia ?