Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Komen Versus

Penggunaan Tilde dalam Kamus Bahasa hingga Jadi Emotikon Jepang

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
17 Desember 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Apa maksud penggunaan tilde yang bentuknya seperti strip bergelombang ini? Apakah ini ada hubungannya dengan gelombang cintaku padamu???

Pernahkah kamu berada dalam suatu hubungan yang membuatmu bertanya-tanya apa sesungguhnya peranmu bagi partner-mu? Jika iya, selamat—saya juga pernah kamu bisa menempatkan diri merasakan apa yang dirasakan oleh tanda baca tilde!

Hah, tilde? Apaan, tuh?

Tanda baca tilde adalah teman dari tanda baca yang lain, seperti titik (.), koma (,), titik dua (:), dan titik koma (;). Bentuk dari tilde tidak menempel dengan garis bawah tulisan, melainkan melayang dalam bentuk mbleyot alias bergelombang.

Ya, ya, ya, kamu benar: tilde adalah tanda baca yang bentuknya (~). Tahu, kan, mylov?

Sering dijumpai di banyak media sosial—bahkan tulisan-tulisan di rubrik Versus ini dan rubrik lainnya di Mojok—tilde menjadi tanda baca andalan di akhir kalimat, alih-alih tanda baca lainnya. Saking seringnya dipakai, kita pun jadi bertanya-tanya: tanda baca tilde ini dibacanya gimana, ya? Apakah dibaca panjang 6 harakat? Atau dibaca dengan suara mendayu-dayu seperti terkena gelombang?

Ternyata, usut punya usut, permasalahan yang paling penting bukanlah bagaimana cara kita membaca kalimat dengan tanda tilde di akhir, melainkan…

…bagaimana penggunaan tilde yang baik dan benar!!!!11!!11!!!!

Ya, mylov, ya: kita selama ini terjebak pada ilusi bahwa akhir kalimat merupakan tempat terbaik bagi tilde. Ibarat sebuah hubungan, tilde selalu mengalah dan menjaga huruf-huruf di depannya. Siapa sangka, penggunaan tilde yang sebenarnya tak sesederhana itu…. :(((

Dalam KBBI, tilde dijelaskan definisinya sebagai berikut:

tilde: tanda ( ~ ) yang digunakan untuk menggantikan sublema yang terdapat dalam deskripsi kamus atau dalam contoh penggunaannya

Artinya, penggunaan tilde yang paling tepat bisa kamu amati dalam kamus bahasa Indonesia. Sebagai contoh, jika kamu mencari arti kata belajar, yang keluar adalah:

belajar: berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu: adik ~ membaca

Bagian “adik ~ membaca” adalah contoh penggunaan kata belajar yang sesuai dengan makna yang diberikan. Di sana, tanda baca tilde diletakkan sebagai tanda pengganti kata belajar seharusnya dipakai. Dengan kata lain, contoh kalimat yang dimaksud adalah: “adik belajar membaca”.

Iklan

Sampai sini paham, ya, Gaes-gaesku?

Nah, tanda baca tilde ini tidak hanya ditemui di Indonesia saja. Kalau di negara kita disebut tilde, di bahasa Inggris tanda baca ini bernama swung dash—letaknya di keyboard PC-mu adalah di samping tombol angka “1”. Secara bahasa, swung dash sendiri berarti “tanda strip yang mengayun”.

Selain digunakan untuk menggantikan sublema dalam kamus, tilde alias swung dash ini juga memiliki fungsi menggantikan kata-kata tertentu dalam bahasa Inggris, misalnya kata around, approximately, dan about. Dengan kata lain, penggunaan tilde bisa dipakai untuk memberi makna “kira-kira” atau “sekitar”.

Bahasa-bahasa lain di dunia juga mengenal tilde, seperti bahasa Spanyol dan Portugis. Kalau kamu dulu suka nonton telenovela yang biasanya diputar di SCTV (halo, generasi pencinta Amigos X Siempre!), kamu pasti tidak asing dengan huruf semacam ñ dan ã, bukan? Adanya tilde di atas huruf menunjukkan peran tilde sebagai tanda diakritik untuk membantu menekankan huruf terkait.

Bahasa Jepang tak mau ketinggalan. Di negara tempat lahirnya anime dan wibu ini, tanda baca tilde disebut sebagai the wave dash yang dipakai untuk menunjukkan rentang angka dan memisahkan judul serta subjudul yang berada di baris yang sama. Namun, bagi saya, yang paling menarik dari penggunaan tilde di Jepang adalah betapa ia mampu berubah menjadi sesuatu yang cute dan mendukung tingkat kegemasan kita pada masanya.

Loh, kok bisa?

Ya mau gimana lagi, penggunaan tilde di Jepang erat pula kaitannya dengan kaomoji, yaitu emotikon khas Jepang. Coba ngaku, siapa di antara kamu yang dulu nggak suka pakai emot-emot alay nan lucu kayak ☆ ~(‘▽^人). Ingat masa-masa itu, mylov?

Uuuuh, gemes banget, jadi pengin menari-nari sebentar… ~(˘▽˘~) ~(˘▽˘)~ (~˘▽˘)~

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: emotikon Jepangpenggunaan tildeswung dashthe wave dashuwuwuw
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

No Content Available
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.