MOJOK.CO – Bedanya jam dan pukul dalam menunjukkan waktu dan jangka waktu nyatanya sering kali tertukar. Lalu, sudahkah kamu tahu aturannya?
“Nanti pergi jam berapa?”
Sekilas, tidak ada yang aneh dari kalimat pertanyaan di atas—cuma seseorang yang bertanya soal waktu kepada orang lainnya. Tapi ternyata, ada bagian yang kurang tepat digunakan, loh, mylov~
Penggunaan kata “jam” di sana patut mendapat sorotan tersendiri. Soalnya, menurut Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2, kata jam tidaklah sama dengan kata pukul. Selagi kamu bertanya, “Jam berapa?”, bentuk yang seharusnya kamu gunakan adalah, “Pukul berapa?”.
Loh, loh, loh, memang, apa bedanya jam dan pukul??? Bukannya mereka itu sama saja?
O, ternyata tidak, gaes-gaesku. Menurut buku tadi, kata jam bermakna sebagai “jangka waktu”, sedangkan kata pukul berarti “saat tertentu”. Sayangnya, meski punya makna yang berbeda satu sama lain, kita-kita ini (Hah, kita???!!!) sering kali kurang cermat dalam menggunakan kedua kata tadi. Alih-alih memakai kata pukul, kita lebih suka menggunakan kata jam meski sedang menanyakan waktu tertentu. Iya, kan? Ngaku, deh~
Padahal, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sampai-sampai membahas pula perkara bedanya jam dan pukul ini di laman resminya. Seperti dikutip dari situs mereka, bentuk kalimat yang tepat guna dan digunakan secara benar adalah:
1. Rapat itu akan dimulai pada pukul 10.00.
2. Kami bekerja selama delapan jam sehari.
Penggunaan kata jam—selain itu—tidak terbatas pada makna jangka waktu, melainkan juga merujuk pada benda penunjuk waktu, misalnya arloji atau jam dinding.
Meski begitu, kebiasaan kita (Hah, kita???!!!) mencampuradukkan urusan bedanya jam dan pukul agaknya dipahami betul oleh KBBI. Dalam pencarian makna kata jam, berikut adalah hasilnya:
1. alat untuk mengukur waktu (seperti arloji, lonceng dinding)
2. waktu yang lamanya 1/24 hari (dari sehari semalam) sama dengan 60 menit atau 3.600 detik
3. (cak) pukul
4. (cak) waktu; saat
Pada pengertian ketiga dan keempat, KBBI ternyata memasukkan arti kata jam dalam bahasa percakapaan, yaitu pukul atau waktu. Dengan kata lain, meski bedanya jam dan pukul telah disebutkan dengan jelas dari segi bahasa, ternyata kita (Hah, kita???!!!) juga masih saja dimaklumi oleh KBBI kalau salah-salah dikit.
Yah, mungkin prinsip KBBI adalah saling memahami satu sama lain, ya, antara pengguna bahasa?
Pada dasarnya, mau pakai kata jam atau pukul sih terserah kamu-kamu sekalian sebagai penutur bahasa, tapi tampaknya tak ada salahnya jika kita bersikap seperti Ivan Lanin: taat bahasa.
Ya, alangkah lebih baiknya jika kita mulai memahami bedanya jam dan pukul, lalu membiasakan diri untuk menggunakannya secara tepat. Malah, kita juga bisa mengajak orang lain melakukan hal yang sama, bahkan kalau perlu bikin klub sendiri bernama TBJPC alias “Tahu-Bedanya-Jam-dan-Pukul Club”.
Hah, kita???!!!