MOJOK – Israel memperingati 70 tahun deklarasi sebagai negara versi mereka hari ini. Meskipun bagi Palestina, hari ini adalah peringatan “Bulan Nakba” atau bulan bencana.
Hari ini adalah peringatan bersejarah bagi dunia Timur Tengah. Bagi Israel, 14 Mei adalah peringatan 70 tahun berdirinya Israel. Sebuah negara yang bisa berdiri akibat bantuan Inggris (yang mendalangi Deklarasi Balfour).
Sedangkan bagi Palestina, 14 Mei adalah “Bulan Nakba” atau bulan bencana. Sebab, 14 Mei 1948 adalah awal di mana Palestina mulai kehilangan lahan dan rakyatnya dipaksa migrasi ke berbagai daerah.
Indonesia adalah salah satu negara yang ikut berperan aktif dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Kamu bisa membaca riwayat dukungannya lewat infografis yang dirilis oleh Kemenlu.
Yang perlu diingat bahwa Palestina-Israel adalah kawasan yang terdiri dari multi-etnis, multi-bahasa hingga multi-agama. Tambahan lagi, yang perlu diperhatikan adalah pendirian negara Israel bukan sepenuhnya keinginan warga Palestina-Israel melainkan Zionis.
Zionis menanamkan kebencian, mengubur keceriaan, meredam kegembiraan, hingga menguarkan dengki dan amarah. Iya, Zionis itu yang mungkin pula mewabah ke wajah masyarakat Indonesia.
Kalo kamu mengibarkan bendera Palestina di rumahmu, menaruh emblem Palestina di jaketmu, atau mengikatkan kafayeh di lehermu, itu sudah lebih dari cukup sebagai bentuk dukungan secara moral kepada Palestina.
Jangan pula membawa bendera Palestina lalu kamu kibarkan di jalanan. Mereka, orang-orang Palestina, justru khawatir akan disalahgunakan. Dubes Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi berulangkali mengatakan dalam berbagai seminar tentang Timur Tengah khususnya Palestina bahwa dirinya enggan melihat bendera Palestina dikibarkan di jalanan apalagi digunakan demo.
Di Palestina, ada banyak kepentingan khususnya politik yang tak bisa disentuh begitu saja melalui pendekatan militer. Usaha Indonesia untuk menjadi anggota tidak tetap DK PBB sudah cukup baik. Menggerus dari dalam dan merongrong dari luar.
Yakinlah bahwa pemerintah Indonesia selalu membela Palestina. Bahkan, Retno Marsudi pun berkata, “setiap helaan napas diplomasi Indonesia, di situ ada isu Palestina.”
Dukungan moral, sudah. Dukungan lewat jalur legal, juga sudah. Kalau menurutmu masih kurang, lalu lewat jalur apalagi?
FPI atau Thanos? Mumpung kedua-duanya siap angkat senjata?
Saya mencoba menerjemahkan sebuah pidato dari David Grossman saat ia memperoleh Israel Prize, sekitar bulan yang lalu. Beliau adalah seorang penulis berkebangsaan Israel. Bukunya To The End of The Land (2008) menggugah semangat dan membuka mata kepada kita bahwa sebenarnya ada keinginan rakyat Israel-Palestina untuk berdamai dan hidup bersama. Sayangnya, ada tangan-tangan hina yang mencoba mencegahnya.
Berikut adalah terjemahan abal-abal saya di sini.
Sumber:Â Moddie Alvianto W.