MOJOK.CO – Mojok Institute melakukan sensus kepada para netizen Twitter, Facebook, dan Instagram untuk mencari tahu program KKN apa saja yang bisa dilakukan?
Kuliah Kerja Nyata merupakan program kebanggaan bagi sebagian universitas. Ada yang menjadikan program ini sebagai program wajib sebelum bisa mengambil skripsi. Ada pula yang menjadikannya sebagai program pilihan. Berbeda dengan skripsi atau tugas akhir, nggak semua mahasiswa di Indonesia bakal merasakan pengalaman KKN yang terkenal dengan pengabdian sekaligus cinta lokasinya tersebut.
Nah, selain memang pengin merasakan pengalaman baru di pelosok-pelosok tanah air, atau pengin sekalian liburan, tentu ada idealisme tertentu yang pengin kalau kehadiran kita nanti bermanfaat bagi masyarakat di sana. Meskipun soal pengin bermanfaat itu sebetulnya keinginan yang terlalu muluk-muluk, sih. Lha wong, bisa survive dan sanggup bersosialisasi serta diterima masyarakat sekitar saja sudah alhamdulillah dan cukup bikin hati tenang.
Iyalah, apa sih, yang bisa kita harapkan dari kehadiran kita di sana hanya dalam satu atau dua bulan? Mengubah perspektif mereka tentang dunia? Aduh, itu terlalu jauh, Kisanak!
Eh, tapi nggak apa-apa, ding, namanya juga bermimpi, yak. Jadi, nggak seharusnya dibatas-batasi, bukan? Lha wong, itu adalah hak setiap manusia.
Oleh karena itu, Mojok Institute berusaha menjaring jawaban dari teman-teman, jika punya kesempatan KKN, kira-kira program KKN apa yang bakal diusulkan. Tentu saja, untuk mengetahui keinginan terpendam dari generasi muda Indonesia untuk masa depan bangsanya sendiri. Siapa tahu, jawaban-jawaban di sini bisa membantu atau memberikan sedikit saja pencerahan bagi teman-teman yang sekarang akan melaksanakan KKN dan kebingungan dalam bikin program baru yang pengin kelihatan inovatif. Ya, siapa tahu waktu nyampekin usulan program KKN tersebut, bikin seseorang dalam tim jadi terkagum-kagum.
Hasil Sensus
Program KKN Sesuai Jurusan Masing-Masing
Selayaknya program KKN pada umumnya, tentu saja harus mempresentasikan keilmuwan kita selama kuliah. Ya kali, udah capek-capek belajar di kelas, nggak ada satu pun yang diaplikasikan? Jadi, tentu saja program-program ini nggak akan jauh beda sama jurusan masing-masing.
Misalnya, kalau anak kedokteran umum atau kedokteran gigi, bakal ngadain soal cara cuci tangan, cara menyikat gigi yang benar, maupun penyuluhan kesehatan saat posyandu. Terus anak-anak geografi, bakal bikin peta desa setempat. Dan tentu saja anak sastra, bakal ngajarin generasi setempat untuk bikin puisi dengan objek senja dan kopi. Pokoknya, keilmuwan selama kuliah harus ada yang dikeluarkan dalam masa KKN tersebut.
Program yang Bikin Anak KKN Juga Happy
Namanya manusia, kita tentu nggak kepingin cuma ngerasa capek doang waktu KKN. Harus ada program KKN yang kelihatannya membahagiakan masyarakat setempat, meski pada dasarnya diam-diam untuk membahagiakan anak-anak KKN itu sendiri. Ya, dengan dalih simbiosis mutualisme lah~
Misalnya, dengan mengadakan lomba masak bagi ibu-ibu PKK. Dan anak KKN lah sebagai juri yang akan mencicipi sekaligus menghabiskan makanan tersebut. Tentu saja, ini adalah program yang sangat menguntungkan bagi anak-anak KKN, apalagi yang terbiasa makan seadanya di tempat KKN karena kemampuan memasak yang juga seadanya. Eh, nggak tahu ding kalau KKN-nya dekat pusat kota.
Program KKN yang Berbau Digital
Di zaman yang disebut-sebut sebagai revolusi industri 4.0 dan meminta kita untuk melek teknologi, tentu saja ada hal yang bisa disombongkan oleh anak KKN yang mendaku dari kota tersebut untuk masyarakat setempat. Lantaran, “merasa” lebih tahu soal hal ini.
Oleh karena itu, bolehlah untuk sok ngajarin mereka soal hal-hal berbau ini. Misalnya, cara foto OOTD yang baik dan benar sehingga dapat meningkatkan engagement di Instagram. Atau bagaimana caranya foto selfie supaya menampakkan wajah yang effortless tapi kualitasnya tetap tidak main-main. Ya, misalnya~
Program KKN yang Sok Kaya Raya Banyak Harta
Selain program-program pemberdayaan yang mengeluarkan biaya dengan cukup hemat. Ada pula program lain yang tidak membutuhkan waktu berkepanjangan dan harus diteruskan oleh tim KKN di tahun-tahun selanjutnya—supaya manfaatnya lebih terasa. Akan tetapi, sebaliknya, program “singkat” ini membutuhkan biaya yang nggak sedikit.
Misalnya saja, program KKN untuk membangun masjid atau tempat ibadah di desa tersebut. Atau, mengadakan sunatan massal sekaligus pengajian akbar yang mengundang ulama-ulama ternama. Oke, kalau memang masyarakat yang beragama Islam bukan mayoritas, dan pengin merangkul semua masyarakat di sana, berarti jangan ngadain acara yang berbau keagamaan. Adain saja festival rakyat alias dangdutan sampai pagi. Masyarakat senang, kita pun senang~
Jawaban Terbaik
Seperti biasanya, berikut jawaban terbaik versi Mojok Institute yang berhak untuk mendapatkan hadiah:
M Teguh Pradhana Jika aku ikut KKN maka kemungkinan besar aku akan dipenjara
pujhanw Kudeta pejabat desa yg thogut dan lalim haha
Program KKN yang Terlalu Sok Tahu
Membantu perangkat desa serta masyarakat setempat untuk bikin Peraturan Desa (Perdes). Halah, mung KKN dua bulan kok sok pengin melu gawe peraturan untuk membantu kemajuan desa! Jan, ora mashoook blasss!!1!!!