MOJOK.CO – Pikun bisa menyerang anak muda. Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis saraf dari RSCM. Kenali cirinya agar bisa ditanggulangi.
Dokter spesialis saraf dr. Pukovisa Prawiroharjo, SpS(K), Ph.D, mengatakan pikun tak hanya terjadi pada lansia tetapi bisa juga menyerang anak muda.”Biasanya terjadi akibat trauma otak setelah kecelakaan, penggunaan NAPZA, atau akibat HIV,” ujar Pukovisa yang juga staf pengajar di Departemen Neurologi FKUI-RSCM, Minggu (2/10/2022).
Pukovisa menuturkan, orang-orang dapat menanggulangi pikun dengan beberapa cara. Salah satunya dengan mengenali tanda dan gejala LALILULELO yang merupakan akronim dari Labil (sering labil emosi atau pendiriannya), Linglung, Lupa, Lemot, dan Logika menurun.
Selain itu, menanggulangi pikun juga bisa dengan menerapkan formula 4-4-2 untuk menganalogikan persyaratan otak tetap sehat. Formula ini antara lain bebas empat pengganggu otak yakni zat neurotoksik dan adiktif, penyakit karidovaskular dan neurotoksik, pengalaman yang merusak otak, serta penyakit otak.
Kemudian empat bahan baku optimal yang dapat menjaga kesehatan otak yakni nutrisi, istirahat yang cukup, olahraga dan aktivitas seni, serta koleksi memori yang bernilai misalnya memilih memori atau pembelajaran sesuai prioritas untuk pengembangan diri. Terakhir, sambung Pukovisa, yakni dua karakter mulia berupa kecerdasan dan kreativitas.
Di sisi lain, dia juga menyarankan orang-orang melakukan deteksi dini demensia dan tak termakan hoaks. Menurutnya, sekitar 20-30 persen demensia memiliki hubungan dengan genetik, sehingga khususnya orang dengan riwayat keluarga demensia, perlu melakukan deteksi dini.
Pukovisa lalu menyebutkan faktor risiko demensia antara lain kurangnya aktivitas dan olahraga, makanan tidak bernutrisi, mengonsumsi alkohol dan rokok dan mengonsumsi obat tidur yang berkepanjangan. Faktor risiko lainnya yakni memiliki masalah medis yang sudah ada sebelumnya misalnya pernah mengalami kecelakaan, penyakit gula darah, kolesterol dan tekanan darah tinggi.
Pukovisa berpesan agar masyarakat tidak menyepelekan lupa serta aktif melakukan deteksi dini keluhan lupa. Karena lupa dapat ditangani oleh ahlinya, semakin cepat terdeteksi maka akan semakin baik.
Sumber: Antara
Editor: Purnawan Setyo Adi