Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Stasiun Kutoarjo Lebih Tua daripada Stasiun Purworejo, Ini Alasan di Baliknya

Kenia Intan oleh Kenia Intan
9 September 2023
A A
Stasiun Kutoarjo Lebih Tua daripada Stasiun Purworejo MOJOK.CO

Stasiun Kutoarjo Lebih Tua daripada Stasiun Purworejo (id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Kutoarjo)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Stasiun Kutoarjo lebih dahulu dibangun daripada Stasiun Purworejo. Padahal, Stasiun Kutoarjo terletak jauh dari pusat Kota Purworejo. 

Stasiun Kutoarjo selalu disinggung ketika membicarakan reaktivasi Stasiun Purworejo. Maklum saja, reaktivasi berarti akan membangkitkan kembali jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Kutoarjo dan Stasiun Purworejo. Jalur sepanjang sepanjang 12 km itu sudah tak aktif sejak 2010.

Uniknya, Stasiun Kutoarjo ternyata lebih dahulu berdiri daripada Stasiun Purworejo. Padahal, Stasiun Purworejo lah yang terletak di pusat Kota Purworejo . Sementara Stasiun Kutoarjo berjarak belasan kilometer dari pusat kota.

Ternyata, keberadaan stasiun pada zaman Belanda dipengaruhi pembangunan jalur kereta api. Di sisi lain, pembangunan jalur kereta api tidak lepas dari kepentingan pengangkutan komoditas ekspor hasil tanam paksa.

Di Purworejo juga terjadi praktik praktik tanam paksa. Pemerintah Belanda menggunakan sebagian besar area persawahan untuk tanaman indigo atau nila. Produksi nila di Purworejo pada waktu itu tergolong tinggi. Setidaknya ada empat pabrik pengolahan nila pada 1834. Selain nila, Purworejo juga produsen kopi, tebu, dan gula.

Mengangkut hasil tanam paksa

Hasil tanam paksa dari Jawa Tengah bagian selatan perlu diangkut ke pelabuhan utama yang terletak di Cilacap. Dari sana, hasil tanam paksa kemudian di ekspor. Tercetuslah ide membangun jalur kereta api Cilacap-Yogyakarta untuk memudahkan mengangkut komoditas tanam paksa tadi.

Setelah proses yang panjang, akhirnya pemerintah pusat Belanda menyetujui pembangunan jalur kereta api itu. Jalur kreta api akan membentang dari Cilacap hingga Yogyakarta melewati Kutoarjo. Panjang jalur itu mencapai 176 km.

Selain itu, rencana membangun jalur cabang Kutoarjo-Purworejo sepanjang 12 km juga mendapat lampu hijau. Jalur cabang itu untuk keperluan militer. Kota Purworejo cukup strategis dari segi militer, sehingga terdapat barak tentara Belanda di sana.

Stasiun Kutoarjo dibangun lebih dahulu

Sebenarnya tidak ada catatan pasti terkait tahun pembangunan Stasiun Kutoarjo dan Stasiun Purworejo. Namun, mayoritas sumber menyebutkan Stasiun Kutoarjo hadir terlebih dahulu daripada Stasiun Purworejo. Alasannya, Kutoarjo adalah daerah yang dilewati oleh jalur kereta api Cilacap-Yogyakarta.

Berbagai sumber menyebutkan Stasiun Kutoarjo sudah ada sejak pembangunan jalur Cilacap-Yogyakarta. Dengan kata lain, pada 1887 stasiun ini sudah berdiri karena jalur Cilacap-Yogyakarta resmi berfungsi pada tahun tersebut. Sejak saat itu, Stasiun yang terletak di yang Desa Kutoarjo Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo itu aktif beroperasi hingga sekarang.

Kini, keberadaan Stasiun Kutoarjo lebih familiar bagi penumpang kereta api yang melintasi jalur rel selatan Jawa. Apalagi stasiun ini merupakan stasiun utama di wilayah Kabupaten Purworejo. Tidak sedikit yang menjadikan stasiun ini sebagai ujung beberapa layanan kereta api antar kota.

Sementara, Stasiun Purworejo baru berdiri setelah jalur cabang Kutoarjo-Purworejo beroperasi pada 1887. Ada sumber yang menyebutkan, pembangunan Stasiun Purworejo dimulai pada 1887 dan selesai pada 1901.

Saat ini Stasiun Purworejo adalah stasiun terminus. Artinya, stasiun ujung yang tidak ada jalur kereta api setelahnya. Padahal Belanda sebenarnya berambisi melanjutkan jalur itu hingga ke Semarang. Mengingat, di sana juga terdapat pelabuhan. Namun, rencana itu tidak terwujud karena kendala biaya.

Melanjutkan jalur hingga Semarang perlu dana yang tidak sedikit. Untuk mencapai Semarang, jalur kereta api dari Stasiun Purworejo setidaknya harus tersambung dengan jalur kereta api Muntilan. Menghubungkan Purworejo dengan Muntilan perlu membelah pegunungan. Biaya pembangunan di titik inilah yang bakal menguras biaya, padahal kondisi ekonomi sedang tidak baik.

Iklan

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Menanti Jalur Kereta Api Secang-Yogyakarta Hidup Lagi, Biar Enak Kalau ke Semarang atau Sebaliknya
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 9 September 2023 oleh

Tags: Purworejostasiun kutoarjoStasiun Purworejo
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

Sisi Kelam di Balik Wajah Purworejo yang Tenang dan Damai MOJOK.CO
Esai

Sisi Kelam di Balik Wajah Purworejo yang Tenang dan Damai

25 November 2025
200 Tahun Perang Jawa- yang Tersisa dari Perang Besar MOJOK.CO
Esai

200 Tahun Perang Jawa: Menyusuri yang Tersisa di Selarong, Bagelen, dan Wates

23 Agustus 2025
Berandal-Berandal Bagelen MOJOK.CO
Esai

Berandal-Berandal Bagelen

22 Agustus 2025
Purworejo dianaktirikan karena diapit Jogja. MOJOK.CO
Ragam

Nestapa Orang Purworejo yang Sulit Cari Kerja Tanpa Merantau, padahal Kabupatennya Punya Banyak Potensi Alam yang Menarik

7 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.