Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Sosial

Menyambangi Stasiun Kediri, Bergaya Indische Empire ala Daendels, Dulu Jadi Pusat Ekonomi

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
17 Agustus 2023
A A
stasiun kediri mojok.co

Stasiun Kediri (heritage.kai.id)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ada beberapa stasiun di Pulau Jawa yang bangunannya masih mempertahankan gaya arsitektur khas masa kolonial Hindia Belanda. Salah satunya adalah Stasiun Kediri.

Stasiun yang terletak di Jalan Dhoho, Kota Kediri, ini merupakan salah satu stasiun besar dan tertua di Jawa Timur yang masih kokoh berdiri. Ia merupakan stasiun tipe C yang saat ini menjadi tempat pemberhentian wajib bagi jalur Kertosono-Blitar.

Stasiun Kediri berdiri sejak 1881 dan dibangun oleh perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Hindia Belanda, Staad Spoorwegen. Pembangunannya sendiri diperkirakan bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api dari Sembung-Kertosono-Kediri sepanjang 36 kilometer.

Bangunan seluas 991 meter persegi ini sekarang terdaftar sebagai aset PT Kereta Api Indonesia (Persero). Ia berada di Daerah Operasi (Daop) VII Madiun.

Meskipun sudah berusia hampir 150 tahun, gaya arsitektur khas masa kolonial di Stasiun Kediri masih tampak orisinil, utuh, karena belum pernah direnovasi dalam skala besar. Hanya beberapa bagian yang ditambahkan sebagai bentuk perawatan bangunan dan penambahan fasilitas. Namun, secara umum nuansa lawasnya masih terasa.

Gaya arsitektur Indische Empire

Secara desain, Stasiun Kediri punya model arsitektur gaya imperial. Gaya imperial atau Indische Empire sendiri merupakan model arsitektur yang berkembang di Eropa pada akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19.

Denah bangunannya terdiri atas tiga bagian utama, yakni teras depan (voor galerij), teras belakang (achter galerij), dan central room yang terdiri dari kamar tidur dan terhubung langsung ke dua teras tadi.

Di samping tiga bagian utama tersebut juga ada paviliun yang terpisah dari induk bangunan. Paviliun ini terdapat kamar yang biasanya digunakan untuk tamu menginap.

Jika skala rumah besar, biasanya juga ada bidang tanah di bagian samping dan belakang yang difungsikan sebagai kebun. Sementara karakteristik konstruksinya yang khas adalah atap yang berbentuk perisai.

Di Indonesia, gaya arsitektur Indische Empire dipopulerkan oleh Herman Willem Daendels saat dia bertugas sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda pada 1808-1811. Gaya arsitektur ini pada mulanya muncul di daerah pinggiran kota Batavia. Namun, ia akhirnya menyebar dan modelnya diterapkan dalam desain stasiun-stasiun yang memang masif dibangun pada masa 1800-an.

Pemerhati sejarah Kota Kediri, Imam Mubarok melalui laman resmi kedirikota.go.id, menjelaskan bagian mana saja yang menunjukkan bahwa Stasiun Kediri menggunakan gaya indische empire.

“Gaya arsitektur ini, terlihat dari bangunan tembok tinggi kokoh yang pada pinggiran atapnya dengan ornamen besi tempa. Serta, ada juga penggunaan jendela yang besar-besar dan memakai jalusi besi,” tutur pria yang akrab disapa Gus Barok itu.

“Gaya arsitektur yang megah namun mistis ini menjadi pertanda zaman, bukti sejarah yang kuat, bahwa inilah atribut kebanggaan Kediri sebagai ibu kota karesidenan yang tua dan disegani,” sambungnya.

Halaman selanjutnya…

Pusat ekonomi terpenting di masanya

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 17 Agustus 2023 oleh

Tags: kedirikeretaPT KAIstasiunStasiun Kediri
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Detik-detik KA Purwojaya Anjlok: Cerita dari Penumpang Gerbong 8 Nomor Kursi 13 MOJOK.CO
Aktual

Detik-detik KA Purwojaya Anjlok: Cerita dari Penumpang Gerbong 8 Nomor Kursi 13

25 Oktober 2025
Menyaksikan Kegilaan dari Dalam Bus Bagong dan Harapan Jaya MOJOK.CO
Otomojok

Menyaksikan Kegilaan Sopir Harapan Jaya dan Bus Bagong dari Dalam Bus, Menjadi Saksi Kehidupan Bus yang Selalu Dianggap Biang Masalah Jalanan

13 Juni 2025
Modal uang Rp3 ribu bisa naik kereta api dari Surabaya hingga Jakarta MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Nekat dan Penuh Siasat Naik Kereta Api, Modal Rp3 Ribu buat ke Berbagai Kota Tanpa Diusir

21 Mei 2025
KA Bengawan, kereta api murah.MOJOK.CO
Otomojok

KA Malabar, Bukti PT KAI Masih Punya AKHLAK dan Wujud Inovasi yang Memikirkan Kenyamanan Penumpang

4 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.