Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Sosial

Jangan Suuzon Dulu, Ini Alasan Ilmiah Daging Kurbanmu Tidak ‘Seenak Itu’

Ardhias Nauvaly Azzuhry oleh Ardhias Nauvaly Azzuhry
30 Juni 2023
A A
daging kurban mojok.co

Ilustrasi olahan daging (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kamu merasa daging kurbanmu alot dan tak sesuai ekspekatasi? ternyata ada beberapa penyebab lho yang membuat daging kurban yang kamu peroleh bisa seperti itu. 

Kalau kalian mendapatkan jatah daging kurban yang seperti itu, jangan buru-buru misuhi petugas jagal. Sebab, orang lain pun hampir pasti mendapatkan daging yang sama menjengkelkan seperti yang kalian pikirkan–potongan tidak jelas dan alot. Namun, bukan berarti semua orang dagingnya sudah ditilep petugas; itu tuduhan besar yang perlu usaha pembuktian yang besar pula.

Sebelum menuduh dan nguyak-nguyak barang bukti, ada baiknya kalian membaca artikel ini. Sebab, ada alasan ilmiah di balik daging kurban yang alot dan tidak sesuai “selera pasar”. Alasan-alasan itu bisa terbagi menjadi tiga tahap, yakni: pra-pemotongan, pemotongan, dan pasca-pemotongan.

Pra-pemotongan dan pemotongan

Muhammad Faiz Labib, seorang dokter hewan, menjawab netizen yang bertanya-tanya perkara bagian daging premium macam sirloin atau tomahawk dalam jatah kurban. Pasalnya, netizen tersebut merasa selalu dapat daging biasa dan jeroan atau kaki. Faiz menulis dalam utasnya, sekalipun jatah kurban menyertakan bagian daging-daging premium, rasanya tidak akan se-juicy seperti yang biasa tersaji di steak house.

Hewan kurban yang stres, itulah alasan utama yang Faiz lontarkan untuk menjawabnya. Faiz, mengutip Grandin (1980), menuliskan bahwa hewan yang stres sebelum dan saat pemotongan akan menghasilkan penumpukan asam laktat pada ototnya serta penurunan pH dan ikatan air pada dagingnya. Itu semua proses kimia yang membuat gigi kita menerjemahkannya sebagai “alot”.

Menurut artikel tersebut, stres ada dua macam, yakni fisik dan psikis. Ternyata, stres psikis lebih berpotensi menimbulkan proses kimia yang menjadikan dagingnya alot seperti di atas. Stres psikis ini penyebabnya antara lain karena melihat sesamanya disembelih, ditonton orang banyak, dan transportasi yang tidak nyaman.

Memang, proses pra-pemotongan sangat menentukan kualitas daging kurban nantinya. Artikel karangan Adzitey (2011) yang dikutip Faiz melampirkan tabel perlakuan hewan pra-pemotongan dan dampaknya pada kualitas daging. Misalnya, sapi dan kambing yang terlalu lama di perjalanan akan mengalami penurunan berat badan. Efek yang sama dengan yang ditimbulkan oleh menjejalkannya hingga melampaui kapasitas normal dalam kandang atau transportasi.

Selain itu, Faiz menuliskan, pengeluaran darah yang kerap tidak maksimal menjadi faktor rendahnya kualitas daging kurban. “Sisa darah tersebut membuat daging lebih cepat busuk,” lanjut pemilik akun Twitter @faizlabib ini. Meski begitu, Faiz tidak begitu sengit terhadap hal tersebut sebab pada kenyataannya pihak masjid memang dikejar waktu dan kuantitas hewan yang membludak.

Pasca-pemotongan

Bukan hanya penanganan hewan kurban dan proses penyembelihan, tindakan yang diambil pasca-pemotongan juga turut mempengaruhi kualitas daging kurban. Hal ini diungkapkan Rian, dokter hewan karantina, yang menyambung percakapan yang sama di Twitter tadi.

Dalam utasnya, dia menuliskan tentang proses yang dilakukan di rumah potong hewan (RPH) modern namun tidak dikerjakan oleh panitia kurban yakni pelayuan. Sederhananya, proses ini adalah ketika karkas sembelihan disimpan selama 18 jam di ruangan beku 0-4 derajat Celcius. Pelayuan secara ilmiah dilakukan untuk menyelesaikan proses kekakuan pada kematian atau yang disebut rigor mortis. “

Di utasnya tersebut, Rian yang menggunakan akun Twitter @RianHS menyertakan rekomendasi Fakultas Peternakan IPB agar prosesi kurban Idul Adha bisa mengadopsi proses pelayuan ini. Namun, saran itu akan berjumpa dengan keterbatasan infrastruktur dan tenaga ahli jagal saat kurban.

Sebenarnya, Pemerintah Indonesia sudah menerbitkan sertifikasi untuk Juru Sembelih Halal. Namun, sebagaimana yang disampaikan Faiz, agar perkara pangan, termasuk penyembelihan hewan kurban tidak hanya berhenti pada tataran halal. “Namun juga harus thoyyib,” tulisnya.

Penulis: Ardhias Nauvaly Azzuhry
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Culture Shock Mahasiswa Indonesia Merayakan Idul Adha di Mesir

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

Terakhir diperbarui pada 30 Juni 2023 oleh

Tags: dagingdaging kurbanhewan kurbanKurbanolahan daging
Ardhias Nauvaly Azzuhry

Ardhias Nauvaly Azzuhry

Magang Mojok

Artikel Terkait

Momen hari raya kurban Iduladha di Lapas Wirogunan Yogyakarta. MOJOK.CO
Aktual

Makna “Kurban” bagi Para Napi di Lapas Wirogunan: Memalingkan Kepentingan Pribadi demi Menjadi Pribadi Lebih Baik Lagi

6 Juni 2025
Sisi gelap kurban (Idul Adha) di desa. Orang miskin nelangsa, tapi orang kaya pesta daging MOJOK.CO
Ragam

Ironi Kurban di Desa: Saling Jegal demi Raup Keuntungan, Orang Miskin Tak Kebagian Daging sementara Orang Mampu Berpesta

6 Juni 2025
Culture Shock Mahasiswa Indonesia Merayakan Idul Adha di Mesir. MOJOK.CO
Kilas

Culture Shock Mahasiswa Indonesia Merayakan Idul Adha di Mesir

29 Juni 2023
Jelang Idul Adha, di Kota Jogja dari Kebutuhan 2.200 Ekor Sapi Baru Terpenuhi 46 Ekor. MOJOK.CO
Kilas

Jelang Idul Adha, di Kota Jogja dari Kebutuhan 2.200 Ekor Sapi Baru Terpenuhi 46 Ekor

15 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.