MOJOK.CO – Bantul bisa menjadi pilihan untuk menghabiskan masa tua. Berikut beberapa kecamatan atau Kapanewon di Bantul yang cenderung sepi sehingga cocok untuk menikmati masa pensiun.
Bantul menjadi salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Berbagai fasilitas menjadi relatif mudah diakses, sehingga tidak sedikit orang akhirnya memutuskan tinggal di kabupaten bersemboyan “Projotamansari”.
Bantul mengalami peningkatan jumlah penduduk
Melansir publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Bantul berjudul “Kabupaten Bantul dalam Angka 2023“, sebanyak 1.013.170 jiwa menempati kabupaten yang terletak di sisi selatan DIY itu. Data yang diambil per Juni 2022 mencatat ada peningkatan jumlah penduduk sebanyak 14.523 jiwa daripada periode yang sama di bulan Juni 2021.
Jutaan penduduk itu tersebar di 17 kapanewon alias kecamatan yang ada di Bantul. Total luas wilayah Kabupaten Bantul sendiri mencapai 506,8 km persegi. Dengan kata lain kepadatan penduduk Bantul mencapai 1.998,95 jiwa per km persegi.
Sekilas Bantul memang terlihat padat penduduk, tapi sebenarnya masih ada beberapa kapanewon yang relatif sepi. Wilayah-wilayah ini cocok untuk kalian yang ingin mencari wilayah sepi untuk menghabiskan masa tua.
Kapanewon Kretek
Terletak di sisi selatan ibu kota Kabupaten Bantul, Kapanewon Kretek terkenal akan wisata pantainya. Beberapa pantai yang menjadi destinasi wisata ada Parangtritis, Parangkusumo, Depok, Cemara Sewu, dan masih banyak lagi. Selain pantai, kecamatan ini juga kaya akan cagar budaya dan potensi kesenian.
Ada kurang lebih 30.917 jiwa di kapanewon seluas 26,77 km2 itu. Dengan kata lain, kepadatan penduduknya hanya 1.154,91 per km persegi alias terendah daripada kapanewon lain di Bantul.
Kapanewon Kretek memiliki 5 desa yakni Tirtohargo, Parangtritis, Donotirto, Tirtosari, dan Tirtomulyo. Di antara lima wilayah itu, Desa Parangtritis yang paling luas atau mencapai 44,34 persen dari total wilaya Kretek.
Srandakan
Kapanewon Srandakan berada di sisi barat daya Kabupaten Bantul. Wilayah ini memiliki luas 18,32 km persegi dengan jumlah penduduk 31.424 jiwa. Dengan kata lain, perkiraan kepadatan penduduknya 1.715,28 per km persegi. Kapanewon Srandakan memiliki dua kalurahan atau kelurahan yakni Ponsosari dan Trimurti.
Wilayah ini ditetaplah oleh pemerintah DIY sebagai Kapanewon Pusat pertumbuhan Ekonomi. Srandakan memang ternama dengan beberapa industri rumah tangga seperti tahun bakmi, meubel kayu, makanan kecil, dan kerajinan. Kapanewon ini masih menjunjung tinggi ada istiadat warisan leluhur seperti Grebeg Bakda Mangiran, Nyadran/Ruwahan, Wiwitan, Merti Dusun, Tirakatan 1 Suro, dan masih banyak lagi.
Kendati cenderung sepi dan menarik untuk permukiman, Kabupaten Bantul menetapkan Kapanewon Srandakan sebagai Kawasan Perlindungan dalam Rencana Pola Ruang Kabupaten Bantul. Posisi geografis yang berada di kawasan sempadan sungai dan sempadan pantai membuat Srandakan menjadi kawasan rawan banjir dan gelombang pasang. Asal tahu saja, sempadan adalah garis batas luar pengamanan dalam mendirikan bangunan.
Sanden
Terletak di barat daya ibu kota Bantul, Kapanewon Sanden memiliki 31.956 jiwa penduduk. Kecamatan Sanden memiliki wilayah seluas 23,16 km persegi, oleh karena itu kepadatan penduduknya diperkirakan 1.715,28 jiwa per km persegi.
Kapanewon Sanden yang memiliki empat desa itu pekerjaan mayoritas masyarakatnya adalah petani. Jumlahnya mencapai 41,4 persen dari total penduduk. Adapun Kapanewon Sanden meliputi Gadingharjo, Gadingsari, Srigading, dan Murtigading.
Pundong
Kapanewon Pundong terletak di sisi selatan Kabupaten Bantul itu dihuni oleh 36.146 jiwa. Wilayah ini memiliki tiga kalurahan yang menempati wilayah seluas 23,68 km persegi. Dengan kata lain kepadatan penduduknya mencapai 1.526,33 jiwa per km. Tiga kalurahan yang dimaksud adalah Srihardono, Panjangrejo, dan Seloharjo.
Sisi utara Kapanewon Pundong merupakan dataran rendah yang memiliki tanah subur, begitu pula dengan sisi barat dan tengah. Namun, untuk sisi timur kurang subur karena belum terjangkau irigasi teknis. Apabila musim hujan sisi ini rawan terkena banjir sungai opak. Begitu pula dengan sisi selatan, tanahnya kurang subur karena daerah pegunungan kapur.
Pajangan
Kapanewon dengan jumlah penduduk sebanyak 39.866 jiwa itu terkenal sebagai penghasil kerajinan kayu. Produk kayunya mulai dari topeng, wayang klitik, peralatan rumah tangga, patung-patung hewan, loro blonyo, hingga mebel. Produk-produk kayu itu pemasarannya melalui showroom sanggar bahkan menjangkau berbagai wilayah seperti Jogja, Jakarta hingga Bali.
Krebet merupakan salah satu desa di Kalurahan Sendangsari yang menghasilkan produk-produk itu sejak 1972 hingga akhirnya desa tersebut menjadi Desa Wisata Krebet. Kurang lebih ada 20 sanggar kerajinan kayu di desa tersebut yang sudah menyerap 250 tenaga kerja lokal.
Selain Sendangsari, kalurahan lain di kecamatan ini ada Guwosari dan Triwadi. Tiga kalurahan itu menempati Kapanewon Pajangan yang seluas 33,24 km persegi. Melihat jumlah penduduk dan luas wilayahnya, maka kurang kepadatan Pajangan mencapai kurang lebih 1.198 jiwa per km persegi.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA 5 Kecamatan Paling Sepi di Sleman yang Cocok untuk Pensiun