MOJOK.CO – Rizal Ramli menuding Rhenald Kasali menjual integritas akademiknya demi uang dan kekuasaan gara-gara Rhenald pernah menjadi juri lomba yang Jiwasraya menjadi pemenangnya.
Babak lanjutan kasus BUMN asuransi Jiwasraya telah dibuka oleh ekonom Rizal Ramli kemarin (30/12) di Twitter. Sebagai boomer yang bisa disebut influencer Twitter karena punya hampir 500 ribu pengikut, twit Rizal kemarin lumayan bikin gempar. Apalagi tokoh yang diseret juga sebelas dua belas terkenalnya: Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI sekaligus penulis buku bestseller Rhenald Kasali.
Dalam twit tersebut Rizal melampirkan gambar sertifikat “Product Development Terbaik” yang diberikan majalah BUMN Track kepada Jiwasraya pada 21 November tahun lalu. Sertifikat itu ditandatangani oleh CEO majalah BUMN Track Surtarto dan Rhenald Kasali selaku Ketua Dewan Juri BUMN Branding & Marketing Award 2019.
“Inilah contoh ahli marketing ‘menyamar’ jadi ahli keuangan. Sebelumnya ahli yg sama menyatakan rekayasa keuangan Garuda adalah wajar dan inovatif, pada hal pidana: https://katadata.co.id/berita/2019/07/04/bpk-nilai-rekayasa-laporan-keuangan-garuda-masuk-tindakan-pidana
Banyak kalamgan akademik ‘menjual’ integritas akademiknya demi uang & kekuasaan,” demikian bunyi twit Rizal.
Inilah contoh ahli marketing ‘menyamar’ jadi ahli keuangan. Sebelumnya ahli yg sama menyatakan rekayasa keuangan Garuda adalah wajar dan inovatif, pada hal pidana:https://t.co/gg2rbWhJ2j
Banyak kalamgan akademik ‘menjual’ integritas akademiknya demi uang & kekuasaan pic.twitter.com/8x8pQdklk6
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) December 29, 2019
Jawaban Rhenald atas twit itu bisa jadi membuat orang yang tadinya bersemangat agar kasus Jiwasraya segera diusut jadi merasa bingung seolah ada disrupsi framing di sini.
“Ini benar-benar keterlaluan dan pembodohan. Bukannya membuat analisis yang benar dan tangkap pelaku fraud-nya, malah membangun logika yang ngawur,” tulis Rhenald dalam rilis yang ia buat hari ini (31/12), dikutip Liputan6.
Sayang sekali Twitter Rhenald yang sudah punya pengikut 200 ribuan justru tidak dipakai untuk membalas twit Rizal. Akun ini terakhir mengetwit pada Agustus 2015. Padahal kalau diteruskan jadi twitwar, tentu ini bakal jadi selingan bergizi bagi para pencandu perkelahian di Twitter.
Menurut Rhenald via Liputan6, tahun lalu Jiwasraya tak cuma mendapat penghargaan dari BUMN Track, melainkan juga dari majalah bisnis bergengsi lain seperti SWA, MarkPlus, Investor, dan Warta Ekonomi.
Mengingat tuduhan Rizal sangat serius bahwa seolah-olah Rhenald tahu ada fraud (kecurangan) di Jiwasraya tapi memulas masalah itu dengan tetap memberikan penghargaan, Rhenald turut memberi penjelasan.
Ia menulis, fraud terjadi di produk investasi. Sementara penghargaan diberikan dalam konteks pembuatan produk antara sesama BUMN.
Rhenald merasa ada upaya menggeser fokus di kasus Jiwasraya.
“Sangat mungkin ada yang resah dan menyewa jasa buzzer untuk kelabui publik,” tulisnya. Ia lalu memberi nasihat, “Bantulah negara membuat persoalannya jelas, jangan malah dibuat kusut. Dan karang-karang angka sendiri. Jadi daripada membiarkan pelaku fraud melarikan diri, lebih baik fokus pada seluk-beluk permainan si pelaku. Ini adalah upaya sistematis yang penuh trik, padahal lembaga pengawasnya banyak, diaudit kantor akutansi internasional yang biayanya puluhan miliar rupiah,” tulisnya.
Sekali lagi, sangat disayangkan Twitter Rhenald nggak aktif. Kalau nggak kan, Pak Rhenald Kasali bisa mengulik apa sih kepentingan Pak Rizal Ramli mengaitkan Jiwasraya dengan sesuatu yang menurut Pak Rhenald nggak nyambung.
Kasus gagal bayar klaim peserta yang berpangkal dari kerugian investasi Jiwasraya kini tengah diusut oleh Kejaksaan Agung. Sepuluh nama yang diduga terkait masalah ini telah dicekal Kejagung agar tak bisa bepergian ke luar negeri. Sejumlah saksi juga diperiksa, di antaranya Benny Tjokro, Heru Hidayat, Eldin Rizal Nasution, Stephanus Turangan, Yosep Chandra, dan Asmawi Syam. Ingat-ingat nama itu.
Pekan lalu Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga juga menunjuk problem manajemen keuangan yang ngawur-ngawuran, seperti memakai klub mahal Manchester City untuk mempromosikan produk Jiwasraya [ada 2014. Saat ini, Kejagung memperkirakan potensi kerugian negara dalam kasus Jiwasraya mencapai Rp13,7 triliun.
Jika kamu bingung ini sebenarnya masalah apa sih, kamu bisa membaca ulasan panjangnya pada tautan di bawah. Tapi, kalau kamu merasa kasus Jiwasraya nggak ada kaitannya dengan hidupmu, ya gapapa. Sebab hati kita mestinya sudah tenang kerena Sri Mulyani memastikan bahwa uang pajak kita aman. Sri Mulyani sudah memutuskan, di 2020 ia tak mau menyuntikkan dana tambahan (dalam bentuk penyertaan modal negara, PMN) untuk menyelamatkan Jiwaraya.
Hidup, ibu-ibu yang jadi menteri! Tidak hidup, bapak-bapak yang Twitternya nggak aktif! (prm)
BACA JUGA Bagaimana Kapitalisme Finansial Bekerja dalam Kasus Jiwasraya atau kabar terbaru lainnya di KILAS.