MOJOK.CO – Kabar reaktivasi jalur kereta api (KA) di Pulau Madura kembali beredar belum lama ini. Apabila reaktivasi benar dilakukan, mungkin prosesnya akan memakan waktu karena banyak rel besi yang hilang.
Sejak 2019 pemerintah sebenarnya sudah merencanakan reaktivasi jalur KA Madura. Rencana itu selaras dengan Peraturan Presiden 80/2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan. Namun, rencana tersebur tak kunjung ada tindakan lebih lanjut.
Selama beberapa tahun terakhir, rencana reaktivasi jalur KA Madura sepanjang 225 kilometer itu hanya timbul dan tenggelam. Begitu dengan awal 2023 ini, kabar untuk menghidupkan kembali jalur rel yang sudah lama mati suri itu kembali mengemuka. Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, menjadi pihak yang cukup getol menyuarakan reaktivasi ini segera terealisasi. Ia menilai, reaktivasi akan meningkatkan aksesibiltas dan efisiensi biaya transportasi bagi masyarakat setempat.
Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan RI, mengungkapkan bahwa Pulau Madura memeang memerlukan pengembangan dalam hal angkutan masal. Namun, pihaknya masih akan mengkajinya lebih lanjut, terutama terkait rencana reaktivasi jalur KA Madura.
“Perlu didetailkan lagi studinya,” ujar Budi dalam Kompas.com bulan Mei lalu.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, menambahkan, kajian mengenai rencana reaktivasi jalur kereta di Madura baru dimulai Mei 2023 yang lalu. Proses kajian itu salah satunya akan mencermati kondisi jalur kereta yang tersisa saat ini. Jalur KA sepanjang ratusan meter itu banyak yang sudah hilang dan tersisa tidak lebih dari 30 persen saja. Melihat kondisinya, tidak heran apabila reaktivasi bakal memakan waktu yang lama.