MOJOK.CO – Ratu Elizabeth II meninggal dunia di Istana Balmoral, Aberdeenshire, Skotlandia, Kamis (8/9/2022). Ratu yang bertakhta selama 70 tahun itu wafat setelah kondisi kesehatannya memburuk dalam beberapa waktu terakhir.
Sang Ratu sempat menyapa Perdana Menteri Inggris Liz Truss dengan bersemangat pada Selasa (6/9/2022). Kemudian, Ratu berusia 96 tahun itu menarik diri dari kehadiran secara virtual dalam agenda Dewan Penasihat atas saran dokter kerajaaan pada Rabu (7/9/2022). Sehari setelahnya, Istana Buckingham mengumumkan prihatin dengan kondisi kesehatan Ratu Elizabeth II dan mengungkapkan Sang Ratu akan lebih nyaman berada Istana Balmoral.
“Sang Ratu meninggal dengan damai di Balmoral sore ini,” seperti yang dikutip dari akun resmi Kerajaan Inggris The Royal Family, Kamis (8/9/2022).
Seluruh putra dan putri Ratu Elizabeth II telah hadir ke Istana Balmoral setelah dokter menyatakan ratu dalam pengawasan dokter. Cucunya Pangeran William, yang kini menjadi pangeran mahkota, juga ada di sana. Sementara saudara laki-lakinya, Pangeran Harry, dalam perjalanan.
Riwayat kesehatan
Sebelum meninggal dunia, kondisi kesehatan Ratu Elizabeth II memang menurun. Kondisinya melemah setelah mengalami batuk parah dan infeksi dada. Dia juga mengalami sakit punggung dan telah menjalani operasi untuk tulang rawan yang robek di lututnya.
Masalah mobilitas yang kembali muncul belakangan ini kian meningkatkan kekhawatiran. Pada Oktober tahun lalu, pihak kerajaan mengumumkan Sang Ratu memang memiliki masalah mobilitas episodik. Oleh karenanya, ratu disarankan tidak melakukan kunjungan resmi dan kembali mengerjakan tugas-tugas ringan. Seiring berjalannya teknologi, banyak kegiatannya yang dialihkan secara virtual.
“Yah, seperti yang kalian lihat, saya tidak bisa bergerak,” ujarnya dalam salah satu pertemuan virtualnya.
Ketidakhadirannya dalam acara-acara penting karena alasan kesehatan sudah beberapa kali terjadi. Ia absen menghadiri agenda penting seperti KTT perubahan iklim COP26 dan Festival of Remembrance. Dia memang sempat muncul di hari pertama Jubilee pada 2 Juni 2022 yang lalu.
Sang Ratu muncul dari balkon Istana Buckingham dan di Windsor Castle. Akan tetapi, sehari setelahnya, dia menarik diri dari Platinum Jubilee Service of Thanksgiving di Katedral St Paul karena mengalami ketidaknyamanan akibat perayaan di hari sebelumnya.
Pada bulan Mei yang Lalu, ia juga melewatkan Pembukaan Parlemen Negara untuk pertama kalinya dalam hampir 60 tahun karena masalah mobilitas episodik. Setelahnya, pada bulan yang sama, Sang Ratu sempat membuka peresmian jalur Elizabeth di Paddington Station, London. Saat itu Ratu tampak ceria, meskipun kunjungannya dibatasi hanya 10 menit.
Walau sudah menerima dosis vaksin sebanyak tiga kali, Sang Ratu dinyatakan positif Covid-19 pada Februari 2022. Ia hanya mengalami gejala ringan seperti pilek, akan tetapi virus itu membuatnya sangat lelah. Oleh karenanya, Sang Ratu membatalkan beberapa pertemuan virtual dan tidak menghadiri kebaktian Commonwealth Day di Westminster Abbey.
Bertakhta paling lama
Ratu Elizabeth II naik takhta pada 6 Februari 1952 setelah ayahnya, Raja George V, wafat. Masa kepemimpinan yang mencapai 70 tahun menjadikannya penguasa monarki Inggris dari dinasti Windsor yang berkuasa paling lama dalam sejarah kerajaan.
Sang Ratu lahir sebagai anak pertama dari Duke of York (kemudian menjadi Raja George VI) dan Duchess of York (kemudian menjadi Ratu Pendamping) di Mayfair, Inggris, pada 21 April 1926. Ia hanya memiliki seorang saudara kandung, yaitu Putri Margareth (Countess of Snowdon), yang telah berpulang pada 9 Februari 2002.
Selama bertakhta, ia menyaksikan berbagai perubahan sosial yang luar biasa. Sang Ratu bertakhta sebagai kepala negara dari masa pasca-perang yang sulit, peralihan dari kekaisaran menjadi persemakmuran, akhir dari Perang Dingin, saat di mana Inggris ikut masuk ke dalam Uni Eropa dan kemudian keluar dari itu.
Di saat bertakhta, ia menjadi saksi dari kekuasaan 15 perdana menteri Inggris. Mulai dari Winston Churchill yang lahir pada 1894 hingga Truss yang lahir 101 tahun setelahnya, yaitu pada 1975. Ratu Elizabeth II juga selalu menggelar pertemuan mingguannya dengan semua perdana menteri Inggris itu selama dia bertakhta.
Putra sulung Ratu Elizabeth akan mewarisi takhta
Pangeran Charles, putra sulung Ratu Elizabeth II, akan menggantikan posisi ibunya. Charles Philip Arthur George yang lahir pada tahun 1948 merupakan Pangeran Wales terlama sebagai pewaris takhta Inggris.
Meskipun raja baru dapat memilih nama agung yang berbeda dari nama lahirnya, Charles ingin dikenal sebagai Raja Charles III. Adapun istrinya, Camilla Rosemary, akan menjadi ratu permaisuri baru yang mendampingi raja.
Setelah dia menjadi raja, putra sulung Charles yaitu Pangeran William akan menjadi Duke of Cornwall. Gelar tersebut dipegang oleh pewaris takhta pertama. Di Inggris, pewaris takhta juga diberi gelar Pangeran Wales oleh raja yang berkuasa. William dapat dikenal sebagai Pangeran Wales jika ayahnya menganugerahkan gelar tersebut.
Ratu Elizabeth II memiliki empat anak dari perkawinannya dengan Pangeran Phillip (Duke of Edinburgh), yaitu Pangeran Charles (Raja Charles III), Pangeran Andrew (Duke of York), Putri Anne (Princess Royal, gelar yang sejak 1642 diberikan secara tradisi diberikan pada putri tertua raja/ratu Inggris), Pangeran Edward (Earl of Essex).
Sumber: Antara
Penulis: Kenia Intan