Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Polisi Siber Seolah Diam Saat Patrich Wanggai Dirundung Komentar Bernada Rasisme

Redaksi oleh Redaksi
23 Maret 2021
A A
Presiden BWF Meminta Maaf kepada Presiden dan Seluruh Rakyat Indonesia atas Insiden All England Project Multatuli Alami Serangan Siber Bertubi-tubi karena Tayangkan Liputan Pemerkosaan mojok.co

Presiden BWF Meminta Maaf kepada Presiden dan Seluruh Rakyat Indonesia atas Insiden All England

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Penyerang PSM Makassar Patrich Wanggai mendapat banyak komentar berbau rasisme di media sosialnya usai menang melawan Persija Jakarta. Bukti lain kekuatan netizen tak terbendung.

Masih hangat perbincangan soal bagaimana kekuatan netizen Indonesia yang diakui oleh survei Microsoft, kini seolah etika “slonong boy” netizen juga mewarnai dunia sepak bola. Tanpa mengaitkannya dengan kemenangan PSM Makassar atas Persija Jakarta, komentar bernada rasisme yang diarahkan kepada Patrich Wanggai adalah satu masalah tersendiri.

Sebelumnya, pertandingan catur antara Dadang Subur melawan Levy Rozman di Chess.com pun membuat geger jagat maya sebab pecatur Indonesia itu dituduh melakukan kecurangan dan diblokir oleh otoritas situs. Belum lama ini kekecewaan netizen terhadap BWF dan All England juga meluap karena tim Indonesia “dipaksa” mundur dari helatan tersebut. Akun Instagram All England yang hilang akhirnya dikaitkan dengan kekuatan netizen Indonesia.

Rangkaian peristiwa ini seolah-olah memberikan validasi betapa solidnya kekuatan rakyat Indonesia berkaitan dengan kebencian. Andai ada perlombaan supporter, Indonesia pasti menang. Sayangnya kali ini netizen Indonesia justru menyerbu saudara sendiri dengan ujaran kebencian yang tidak main-main, rasisme.

Beberapa netizen yang berkomentar di akun Instagram Patrich Wanggai mengatai bahwa atlet tersebut hanyalah atlet tarkam, hingga menyebut salah satu hewan untuk menggambarkan sosok Patrich. Padahal rasisme di sepak bola sendiri sudah jadi masalah yang benar-benar serius ditangani FIFA sejak 2002. Ujaran tidak mengenakkan bahkan tidak hanya diterima oleh keturunan kulit berwana, tapi juga terhadap kulit putih dan ras lain.

KICK RACISM OUT!

Baru saja kita memberitakan tentang kampanye rasisme, sangat disayangkan malam ini terjadi di sosial media Indonesia. Kemenangan PSM Makassar atas Persija menyisakan komentar-komentar bernada kasar dan rasis di akun IG Patrich Wanggai. #IMC pic.twitter.com/7cZ9B3Nxtx

— MedioClubID (@medioclubID) March 22, 2021

Cara bermain Patrich Wanggai dikenal nakal dan “badboy”, namun alasan ini tentu tidak bisa melegitimasi hinaan terhadap sosoknya sebagai atlet. Kekecewaan fans terhadap jagoannya boleh melahirkan kritik terhadap pihak terkait, namun rasisme bukan termasuk di dalamnya. 

Yang banyak dilakukan netizen Indonesia justru berkebalikan. Pihak yang dirundung selalu pihak lawan yang dianggap sebagai penghalang kemenangan. Tuduhan yang kerap dilontarkan juga cenderung keluar dari konteks yang diperdebatkan. Dalam kasus Patrich Wanggai misalnya, tentu tidak ada hubungannya antara warna kulit dan sepak bola. ApalagI isu ini belakangan sensitif di Indonesia. Tidak lucu jika pertandingan sepak bola yang kata bikin gayeng itu justru memecah belah bangsa.

Isu ini kemudian menimbulkan pertanyaan, di manakah pihak berwenang? Polisi siber terlihat gerak cepat ketika permasalahan ini menyangkut kerabat presiden. Namun, di tengah isu serius yang dikhawatirkan menimbulkan perpecahan seperti ini, mereka seolah-olah absen. Banyak yang optimis masalah ini hanya akan jadi angin lalu, hanya kekecewaan dan keheranan lainnya yang dibiarkan. Lama kelamaan sikap merundung netizen bisa jadi api dalam sekam buat bangsa sendiri.

Perlu ada contoh nyata bagaimana ujaran ngawur netizen seperti ini layak diberikan sanksi. Bukankah ujaran kebencian itu tidak hanya ditujukan untuk pengkritik pemerintah? Kepada polisi-polisi siber, silakan bekerja lebih keras, ganbatte!

BACA JUGA Presiden BWF Meminta Maaf kepada Presiden dan Seluruh Rakyat Indonesia atas Insiden All England dan artikel KILAS lainnya. 

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: hujatan netizenrasismeSepak Bola
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Aksi Joyce Beatricia Adana Putri Bintang, pemain tengah tim KU 10 SDN Cemara Dua di ajang MilkLife Soccer Challenge Solo Seri 1 2025 yang berlangsung di Lapangan Kota Barat, Sabtu (1/11) MOJOK.CO
Olah Raga

1.736 Siswi dari 92 Sekolah di Solo Raya Ikuti MilkLife Soccer Challenge Seri 1

1 November 2025
Orang yang Kasar pas Main Mini Soccer Baiknya Memang Dipegangin Kepalanya Bareng-bareng, Lalu Dijedotin ke Gapura 182 Kali
Pojokan

Orang yang Kasar pas Main Mini Soccer Baiknya Memang Dipegangin Kepalanya Bareng-bareng, lalu Dijedotin ke Gapura 182 Kali

27 Juni 2025
SD Kanisius Duwet Juara MilkLife Soccer Challenge 2025: Berawal dari Anak-anak yang Takut Bola MOJOK.CO
Ragam

SD Kanisius Duwet Juara MilkLife Soccer Challenge 2025: Berawal dari Anak-anak yang Takut Bola

23 Juni 2025
Anaknya Ceweknya Punya Bakat, Jadi Rebutan Klub Sepak Bola, tapi Ayahnya Larang Nonton di Stadion MOJOK.CO
Ragam

Seorang Ayah yang Menolak Tawaran Tiga Klub Sepak Bola yang Ingin Meminang Anak Perempuannya

20 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.