MOJOK.CO – Polio muncul lagi di Indonesia. Padahal, Indonesia sudah mengantongi sertifikat bebas polio dari World Health Organization (WHO) pada 2014.
Polio ditemukan pada anak berusia tujuh tahun di Kabupaten Pidie, Aceh. Sebelumnya, pasien tersebut dilaporkan mengalami demam . Gejala lain yang timbul adalah nyeri persendian dan melemahnya anggota gerak. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium, diketahui pasien mengidap Virus Polio Tipe 2 dan Sabin Tipe 3.
Mengingat Indonesia sudah dinyatakan bebas polio delapan tahun silam, ditemukannya polio kali ini langsung dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB.
Lalu, kenapa KLB polio bisa muncul?
Lingkungan atau air yang terkontaminasi tinja mengandung virus Polio diduga menjadi pemicu munculnya KLB Polio kali ini. Penelusuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes), masih didapati penduduk yang menerapkan buang air besar (BAB) terbuka di sungai di Kabupaten Pidie. Meskipun tersedia toilet, lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai. Sementara air sungai dipakai sebagai sumber aktivitas penduduk, termasuk tempat bermain anak-anak.
Bupati Kabupaten Pidie Wahyudi Adisiswanto melalui keterangan resminya pun membenarkan bahwa warga sekitar Kabupaten Pidie masih terbiasa BAB di sungai.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil sampel dari air yang berada di sekitar tempat tinggal pasien.
“Kami sudah ambil sampel untuk diperiksa, tinggal menunggu hasil, ya mungkin satu-dua hari sudah keluar sampel air di beberapa titik yang sudah diambil. Jadi, perilaku Buang Air Besar sembarangan punya potensi kemungkinan penularannya,” jelas dia, Senin (21/11/2022), dilansir dari Liputan6.
Selain itu, pasien diketahui belum menerima imunisasi apapun, termasuk polio. Imunisasi polio memang tidak berjalan di kabupaten/kota Provinsi Aceh selama empat tahun berturut-turut.
“Cakupan oral polio virus OPV dan IPV memang seluruh Indonesia rendah terutama saat Pandemi Covid-19” imbuh dia seperti dikutip dari laman resmi Kemenkes, Sabtu (19/11/2022).
Cakupan imunisasi polio memang tercatat rendah di 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota. Oleh karenanya, wilayah-wilayah itu termasuk ke dalam kriteria risiko tinggi polio.
Merespon kasus ini, pemerintah akan melakukan imunisasi masal di sekolah-sekolah pada 28 November mendatang. Selain itu, pemerintah menggelar sosialisasi bahaya polio dan sanitasi yang sehat melalui peran ulama, orang tua, guru sekolah, dan anak-anak.
Penulis: Mutiara Tyas Kingkin
Editor: Kenia Intan