Sultan hidup tak boleh lewat sini
Sejak pemerintahan Sultan Hamengkubuwono (HB) I terdapat larangan bagi sultan yang masih hidup dan bertahta untuk tidak melewati Plengkung Gading. Hanya sultan yang sudah wafat (jenazahnya) yang boleh melewati bangunan ini.
Larangan ini merupakan tradisi Kerajaan Mataram. Sejak dulu Plengkung Gading atau Nirbaya menjadi pintu keluar raja atau sultan yang wafat. Sampai saat ini, bangunan ini menjadi satu-satunya pintu keluar bagi jenazah raja sebelum bersemayam di Makam Raja-raja di Imogiri, Bantul.
Sebaliknya, jenazah rakyat biasa tak boleh melewati bangunan ini. Mereka yang meninggal di dalam kawasan benteng, rombongan jenazahnya mesti mencari alternatif jalan lain.
Menetralkan ilmu hitam
Ada satu mitos yang warga Jogja percayai terkait Plengkung Gading. Konon, ilmu hitam tidak bisa menembus bangunan ini. Orang-orang yang memiliki ilmu hitam akan hilang ilmunya saat melewati pintu gerbang menuju Keraton ini.
“Pernah ada kejadian nyata, yang ilmu hitamnya benar-benar luntur karena tidak tahu bahwa tidak boleh lewat Plengkung Gading,” papar Tedi, warga yang tinggal di dalam kawasan benteng, dilansir dari Kumparan.
Bangunan Plengkung Gading hingga kini masih berdiri kokoh. Bangunan ini menjadi salah satu tempat yang sering orang kunjungi untuk berfoto.
Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Purnawan Setyo Adi