Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Pendukung Anies Baswedan Tangkap 17 Teman Sendiri karena Dikira Penyusup

Redaksi oleh Redaksi
15 Januari 2020
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Terhitung dua kali massa pendukung Anies Baswedan jadi korban informasi palsu dari teman sendiri. Untung segera sadar, kalau nggak bisa bentrok beneran tuh.

Ada dua peristiwa unik dalam aksi demonstrasi pendukung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, pada Selasa (14/01) di Jakarta Pusat.

Sebelumnya, aksi yang digalang Fahira Idris (anggota DPD Jakarta) ini dimaksudkan untuk menandingi masa demonstrasi menuntut Anies Baswedan yang diinisiasi Dewi Tanjung (politisi PDIP) dan Abu Janda (buzzer, eh, pegiat media sosial).

Pada pukul 15.56 WIB, massa aksi pendukung Anies sempat berencana untuk mendatangi secara langsung massa aksi pendemo Anies di Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Hal ini terkait munculnya informasi bahwa ada simpatisan mereka yang kena hajar oleh kubu kontra Anies.

Terang saja informasi ini memancing emosi massa pendukung Anies. Meski begitu, Wakapolres Jakarta Pusat yang berada di lokasi memberitahu bahwa informasi itu hoaks semata.

“Tolong teman-teman kembali ke Balai Kota. Tidak ada yang terluka. Tidak ada yang diamankan,” kata AKBP Susatyo Purnomo seperti diberitakan kantor berita Antara.

Masalahnya, massa pendukung Anies ini tetap berencana merengsek maju menghampiri kelompok Dewi Tanjung dan Abu Janda.

“Woy, mereka lagi orasi noh. Suruh berhenti. Suruh berhenti. Itu cebong. Cebong mundur, cebong mundur, cebong mundur,” kata para pendukung Anies.

Beruntung polisi bisa mengamankan, dan beberapa pentolan ormas bisa mengendalikan anggotanya.

Beberapa jam kemudian, muncul lagi informasi bahwa ada penyusup masuk ke dalam kelompok pendukung Anies.  Sebanyak 17 orang memiliki gerak-gerik mencurigakan meski berada di dalam kerumunan massa di Balai Kota.

“Diamankan karena gerak-gerik mencurigakan, mohon maaf, mungkin karena pakaiannya kumal juga sehingga dicurigai,” kata salah satu peserta massa seperti dilaporkan kantor berita Antara.

Akhirnya ke-17 orang ini diamankan oleh polisi agar tidak terjadi hal-hal yang semakin tak diinginkan. Apalagi kelompok kecil ini sempat jalan mondar-mandir secara bergerombol dari Balai Kota (tempat pendukung Anies kumpul) ke Patung Arjuna Wijaya (tempat penuntut Anies berorasi).

Pengamanan ini terjadi sesaat setelah ke-17 orang ini dipukul mundur polisi ketika hendak menuju kerumunan massa penuntut Anies Baswedan yang orasi di Patung Arjuna Wijaya.

“Terjadi keributan. Bukan di sini, di ujung sana di Patung Kuda. Setelah keributan, mereka diamankan sama polisi. Saya lihat mereka yang tadi. Yang ikut di kita. Mereka bukan mau ngaco, tapi karena—mohon maaf—pakaiannya kotor-kotor saja. Jadi saya lihat mereka bagian kita,” kata Ustaz Lukman Abidin, salah satu korlap aksi.

Iklan

Pihak kepolisian menyampaikan bahwa 17 orang itu tidak jadi dibawa ke kantor polisi, meski sempat diamankan di lokasi.

“Tidak ada yang dibawa ke kantor polisi. Kan tadi ustaznya (Lukman Abidin) yang minta mereka dikeluarkan dari Balai Kota. Mereka sudah dipulangkan masing-masing. Kami lepaskan,” kata AKBP Tahan Marpaung, Kasatreskrim Polres Metro.

Marpaung juga menjelaskan bahwa massa itu bukan penyusup atau provokator, melainkan anggota massa aksi pendukung Anies sendiri.

“Itu dari kelompok mereka yang dicurigai sebagai provokator, ternyata grup mereka juga,” kata Marpaung menjelaskan.

Peristiwa “friendly fire” seperti ini memuat pelajaran berharga bahwa…

…pertama, kalau demo jangan sambangi kubu yang kontra dengan grup kecil—karena bisa dikira penyusup. Yang kedua, kalau demo itu mbokya tetap pakai baju yang bersih dan—ini penting—mandi. (DAF)

 

BACA JUGA 5 Alasan Anies Baswedan Adalah Seorang Intelektual Visioner atau tulisan rubrik KILAS lainnya.

Terakhir diperbarui pada 15 Januari 2020 oleh

Tags: Anies Baswedandemo Aniesgubernurjakartaprovokator
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO
Otomojok

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO
Ragam

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO
Ragam

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.