MOJOK.CO – Ada 5 jalur PMB UGM tahun 2023. Kamu yang minat untuk kuliah di kampus ini bisa mencermati jenis-jenisnya jalurnya agar tahu peluang masuknya.
Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka 5 jalur untuk Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) pada 2023. Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Gandes Retno Rahayu, menyampaikan hal ini secara langsung.
Gandes mengatakan tahun ini UGM tidak hanya melaksanakan dua jalur seleksi nasional (SNPB dan SNBT) saja. Tapi juga ada tiga jalur seleksi lain secara mandiri. Adapun seleksi mandiri itu meliputi Pemilihan Bibit Unggul Berprestasi (PBUP), Ujian Mandiri (UM) atau tes berbasis komputer, dan International Undergraduate Program IUP.
“Ada beberapa macam, yang pertama ada Penelusuran Bibit Unggul (PBU) itu ada PBU tidak mampu yang kurang beruntung secara ekonomi, PBU berprestasi yaitu apakah olimpiade sains, olahraga, seni, kemudian ada juga PBU Kemitraan dan untuk Sarjana Terapan/D4 ada PBU SMK,” tutur Gandes pada Live Youtube UGM “Update Penerimaan Mahasiswa Baru 2023”, Senin (20/2/2023) kemarin, dikutip dari ugm.ac.id.
Sementara untuk IUP, program ini melibatkan 10 Fakultas dan 16 Program Studi yang ada di UGM dengan melalui tiga gelombang. Rencananya gelombang 1 dan 3 pelaksanaannya secara luring. Sedangkan gelombang 2 pelaksanannya daring.
Ia juga menambahkan, bahwa tahun ini UGM akan memberikan kuota total 9.302. Adapun presentase penerimaan di UGM sesuai dengan SK Rektor yang berlaku yaitu untuk SNBP ada 30 persen atau 2.802 dari total kuota. Kemudian SNBT juga 30 persen atau 2.802 peserta, dan Mandiri 40 persen atau 3.698 peserta.
“Untuk tahun 2023, UGM merencanakan kuota total 9.302, jadi jika kita plotting 30 persen, 30 persen, 40 persen, maka SNBP 2.802, SNBT 2.802 sekitar itu, dan UM 3.698,” jelasnya.
Perbedaan sistem PMB
Di kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Eksekutif SNPMB Budi P. Widyobroto menjelaskan perbedaan mendetail antara sistem sebelumnya dengan PMB tahun ini. Katanya, mulai tahun 2023 ini, proses pelaksanaan seleksi tak lagi oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Melainkan oleh Badan Pengelola Pengujian Pendidikan (BP3).
“Selain itu, tahun ini baik jalur SNBP ataupun SNBT, adik-adik SLTA yang masuk ke perguruan tinggi itu diizinkan untuk memilih program studi di PTN walaupun dia dari jurusan apapun,” ungkap Budi. Dengan demikian, perbedaan sistem ini memungkinkan siswa untuk mendaftar program studi yang tidak linear dengan jurusan sebelumnya.
Selain itu, jalur seleksi melalui tes juga tidak lagi terbagi menjadi klaster saintek dan soshum, melainkan terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS), literasi bahasa Indonesia dan Inggris, serta penalaran matematik.
“Harusnya kan memang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi itu in-line. Saat ini sekolah dan perguruan tinggi sudah melaksanakan program kampus merdeka, namun dalam proses seleksinya ini yang belum,” jelas Budi.
“Maka, asumsinya seseorang yang memiliki nilai TPS yang baik, kemampuan literasi dan penalaran matematika yang baik, itu sudah cukup untuk mendaftar seluruh prodi di perguruan tinggi,” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi