MOJOK.CO – Indonesia sedang diperhatikan dunia karena menjadi tuan rumah KTT G20 yang digelar pada 15-16 November 2022 di Nusa Dua, Bali. Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) adalah puncak dari rangkaian acara G20 yang sudah dimulai sejak 1 Desember 2021.
G20 atau Group of Twenty merupakan forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. Forum internasional itu terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa. Keputusan dalam forum ini cukup berpengaruh karena mewakili 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia.
Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Dilansir dalam laman resminya, G20 lahir sebagai salah satu upaya negara-negara menemukan solusi atas kondisi ekonomi global yang dilanda krisis keuangan pada 1997-1999. Forum ini ingin menyatakan negara-negara berpendapatan menengah dan berpengaruh ekonomi secara sistemik, salah satunya Indonesia. Diharapkan, dengan dibentuknya G20, stabilitas keuangan internasional bisa terwujud melalui diskusi-diskusi kebijakan.
Apa itu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20?
KTT ke-17 yang diselenggarakan pekan depan adalah puncak dari rangkaian G20 yang sudah berlangsung sejak tahun lalu. Namanya juga konferensi tingkat tinggi, mereka yang hadir bukanlah sembarang orang. KTT akan dihadiri oleh kepala negara anggota G20 dan tamu undangan.
Jokowi sempat mengungkapkan, ada 17 kepala negara yang sudah menyanggupi hadir dalam pertemuan pekan depan. Sejauh ini, hanya Presiden Rusia Vladimir Putin yang dipastikan absen.
“Ya, saya dapat mengkonfirmasi bahwa Kepala Delegasi Rusia pada KTT G20 mendatang adalah Menteri Luar Negeri Federasi Rusia Sergei Lavrov,” ujar Kedubes Rusia Alexander Tumaykin dalam pernyataan resmi, Kamis (10/11/2022), seperti dikutip dari Kumparan.com. Putin kemungkinan besar akan hadir secara daring.
Lalu, apa yang dibahas dalam KTT G20 yang dihadiri petinggi negara itu? Sebelum itu perlu diketahui terlebih dahulu, terdapat dua arus isu dalam forum G20 yaitu Finance Track dan Sherpa Track. Finance Track fokus pada isu keuangan. Pertemuan dalam arus ini dihadiri oleh menteri keuangan hingga gubernur bank sentral masing-masing negara. Sementara Sherpa Tracks membahas isu-isu di luar keuangan. Pertemuan dalam Sherpa Tracks dihadiri oleh delegasi masing-masing negara anggota dalam tiga jenis pertemuan, working group, engagement group, hingga pertemuan setingkat menteri.
Sebelum KTT G20 diadakan pekan depan, Pertemuan Sherpa G20 (Sherpa Meeting) dan Pertemuan Deputies Finance sudah digelar. Dalam Sherpa Meeting dibahas mengenai seluruh substansi yang nantinya dituangkan dalam Leaders Declaration. Bisa dibilang, Leader’s Declaration adalah hasil dari KTT G20 yang berisi komitmen dari para pemimpin G20.
Substansi dari Leaders Declaration akan fokus pada hal-hal yang terkait prioritas G20 tahun ini.
“Utamanya adalah 3+1 prioritas yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, transisi energi, dan ketahanan pangan. Yang paling penting dalam Leaders’ Declaration ini, seluruh sherpa sedang proses di dalam membahas berbagai kesepakatan yang nanti akan dituangkan di Leaders’ Declaration,” ungkap Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (27/10/2022).
Uniknya, saat memegang Presidensi G20, Indonesia mengenalkan pendekatan baru concrete deliverables yang berupa proyek, program, atau inisiatif agar forum ini memberikan manfaat nyata. Concrete deliverables itu juga akan dituangkan dalam Leaders’ Declaration, tepatnya pada Annex G20: Action for Strong and Inclusive Recovery.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi