MOJOK.CO – Kenakalan remaja, salah satu problem yang tak kunjung menemukan titik terang di Indonesia. Di tengah kekusutan itu, kearifan lokal pencak silat pagar nusa dinilai bisa menjadi salah satu solusi.
Kenakalan remaja menjadi salah satu permasalahan di Indonesia yang alot. Tidak kunjung ketemu solusinya. Jumlahnya justru mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, ada 226 kasus kekerasan fisik, psikis, termasuk perundungan sepanjang 2022.
Melihat catatan itu, Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Humaniora (PKM RSH) UGM tidak tinggal diam. Mereka berupaya mencari solusi dengan pendekatan kearifan lokal. Salah satunya, melalui nilai-nilai dalam pencak silat pagar nusa.
Mojok pernah menuliskan asal-usul pagar nusa dalam tulisan berjudul “Perjalanan Pagar Nusa, Perguruan Pencak Silat dari Pesantren NU yang Lahir karena Keresahan Kiai“. Intinya, pencak silat yang satu ini tidak sekadar melatih gerakan fisik. Pagar nusa juga punya filosofi yang ditularkan ketika berlatih.
Latihan fisik dan penanaman nilai-nilai inilah yang menarik perhatian Tim PKM RSH UGM. Mereka ingin mengetahui, apakah praktik tersebut bisa menjadi rem untuk kenakalan remaja di sejumlah daerah.
Tim yang beranggotakan mahasiswa dari disiplin ilmu Psikologi dan Antropologi Budaya itu menggandeng pencak silat Pagar Nusa Rayon UIN Sunan Kalijaga dalam penelitiannya. Mereka melakukan observasi ketika latihan rutin mingguan. Observasi berlangsung sejak Juli 2023.
Mereka juga melakukan wawancara mendalam terhadap enam anggota Pagar NusaRayon UIN Sunan Kalijaga. Enam orang ini terpilih karena memiliki pengalaman kenakalan remaja di masa lalu. Melalui narasumber ini, Tim PKM RSH UGM berupaya mengenal dinamika krisis identitas yang pernah dialami.
Pagar nusa dan krisis identitas
Hasil penelitian mencatat, pagar nusa menjadi salah satu cara mengatasi krisis identitas. Filosofi dan nilai-nilai yang tertanam ketika latihan rutin menjadi kuncinya. Ini penting untuk diingat karena ketidakmampuan individu mengatasi krisis identitas kerap kali berujung pada kenakalan remaja.
Adapun maksud kenakalan remaja di sini seperti minum-minuman keras, tawuran, perkelahian, pemalakan, pembegalan, dan penyerangan. Ada beberapa alasan yang mendorong remaja terjerumus dalam kenakalan remaja. Namun, alasan yang banyak disebut adalah bentuk konformitas terhadap teman, eksplorasi pengalaman, ikut-ikutan teman, dan bentuk pelarian dari masalah yang sedang mereka hadapi.
Menurut penuturan narasumber, pagar nusa merupakan salah satu jalan keluar. Mereka merasa, internalisasi nilai-nilai dapat membantu mengatasi krisis identitas. Nilai-nilai itu adalah ukhuwah, akhlaqul karimah, nahdliyin, taqarrub, tasawuf, dan nilai moh limo
Pengaruh positif sebenarnya tidak hanya dari internalisasi nilai-nilai. Keterlibatan aktif dalam pagar nusa menjadi faktor lain. Terlibat pagar nusa berarti juga mendapat latihan emosi, latihan fisik, latihan kepemimpinan, latihan organisasi, latihan pencak, dan latihan spiritual. Didukung dengan kegiatan lain di luar latihan, seperti diskusi, modelling, monitoring yang konsisten antara pelatih dengan anggota.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA 4 Perguruan Pencak Silat Indonesia yang Sukses Membuka Cabang di Luar Negeri
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News