MOJOK.CO – Masyarakat mengeluhkan borosnya Pertalite pasca kenaikan harga pada 3 September 2022 yang lalu. Beberapa akun Twitter curhat, Pertalite kini menjadi lebih cepat habis dan bagaimana hal itu semakin membebani keuangan mereka.
Salah satunya, unggahan akun Twitter @ferizandra. Cuitan yang mendulang 3.205 Likes, 1.210 Retweets, dan 292 Quote Retweets itu mengunggah tangkapan gambar status Facebook yang berisi perbandingan penggunaan BBM sebelum dan sesudah kenaikan harga lengkap dengan keluhannya.
Keluhan pengguna BBM Pertalite akhir2 ini… gak cuman pengemudi mobil, pengendara motor pun punya keluhan yang sama : bensin jadi lebih cepat habis meskipun jarak yang ditempuh kendaraan tetap sama, bahkan bensin berkurang (menguap…?) saat kendaraan gak dipakai… 🤔🙄 pic.twitter.com/jP6MzKkiBx
— ferizandra (@ferizandra) September 20, 2022
Akun Twitter @PartaiSocmed juga menuliskan hal yang serupa.
“Kami dapat beberapa keluhan di DM yg mengatakan sejak kenaikan harga dgn jumlah liter yg sama Pertalite sekarang katanya menjadi lebih boros. Benarkah demikian? Cc @pertamina”
Cuitan-cuitan itu menerima balasan-balasan yang menyatakan kesamaan nasib. Beberapa akun bahkan mulai meragukan kualitas dari Pertalite yang dijual.
Menanggapi kabar yang beredar, Pertamina jelas membela diri. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengungkapkan, tidak ada perubahan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite (RON 90).
“Tidak ada perubahan, tetap sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh pemerintah,” ujarnya kepada Mojok.co, Rabu (21/9/2022).
Pihaknya juga menjamin seluruh produk BBM yang disalurkan melalui lembaga penyalur resmi seperti SPBU dan Pertashop sesuai dengan spesifikasi. Produk juga sudah melalui pengawasan kualitas yang ketat. BBM yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, tidak akan disalurkan ke masyarakat.
Oleh karenanya, Pertamina mengimbau agar konsumen melakukan pembelian BBM di lembaga penyalur resmi, seperti SPBU dan Pertashop, agar produk yang didapatkan terjamin kualitas dan keamanannya.
Masyarakat juga diimbau mengisi BBM sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam buku panduan kendaraan bermotor. Irto menjelaskan, pabrikan telah menyarankan bahan bakar yang cocok dengan jenis masing-masing kendaraan. Pergantian isi jenis BBM dengan kadar oktan (RON) yang berbeda juga tidak direkomendasikan.
“Sebaiknya pengendara selalu konsisten dalam memilih bahan bakar yang berkualitas, agar mesin kendaraan selalu awet dan terawat. Lebih aman menggunakan bahan bakar berkualitas dengan oktan/cetane yang direkomendasikan oleh pabrikan, agar mesin dapat bekerja secara maksimal,” kata dia.
“Seperti menguap”
Saking cepatnya terkuras, netizen menduga bahan bakar yang mereka gunakan seperti menguap, tidak ada jejak. Terkait hal itu, Irto mengatakan, hasil uji Reid Vapour Pressure (RVP) Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang dizinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (Kilopascal). Parameter RVP adalah batasan dalam spesifikasi yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar.
Aturan mengenai itu tertuang dalam Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 yang Dipasarkan di dalam Negeri.
Irto menjelaskan, penguapan dapat berubah lebih cepat jika temperatur penyimpanan meningkat. Secara spesifikasi, batasan maksimum untuk penguapan (atau yang biasa dikenal dengan istilah destilasi) Pertalite adalah 10%, dibatasi maksimal 74 derajat Celcius. Secara umum produk Pertalite berada di suhu 50 derajat Celcius. Artinya, pada saat temperatur 50 derajat Celcius, Pertalite sudah bisa menguap hingga 10%. Semakin tinggi temperatur, maka akan semakin tinggi tingkat penguapannya.
Irto menekankan, melalui lembaga penyalur resmi (SPBU dan Pertashop), Pertamina berkomitmen untuk menyalurkan produk-produk BBM berkualitas sesuai dengan spesifikasi. Melalui kontrol kualitas, produk yang tidak sesuai spesifikasi tidak akan disalurkan ke lembaga penyalur.
Sumber: Twitter
Penulis: Kenia Intan