Setelah cukup lama tidak menempati jabatan di pemerintahan (terakhir menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia periode 2009-2014), Muhaimin Iskandar atau yang akrab dipanggil Cak Imin akhirnya mendapat kesempatan untuk kembali menjabat di pemerintahan. Per 26 Maret 2018 kemarin, Muhaimin remi dilantik sebagai Wakil Ketua MPR. Ia dilantik bersama politisi PDIP Ahmad Basarah politisi Gerindra Ahmad Muzani yang juga sama-sama menempati jabatan Wakil Ketua MPR.
“Menetapkan penambahan pimpinan MPR masa jabatan 2014-2019, masing-masing: Kesatu, Ahmad Basarah sebagai wakil ketua MPR dari unsur fraksi PDIP. Kedua, Ahmad Muzani sebagai wakil ketua MPR dari unsur fraksi Gerindra. Ketiga, Muhaimin Iskandar sebagai wakil Ketua MPR dari unsur PKB ,” ujar Sekjen MPR Ma’ruf Cahyono dalam acara pelantikan beberapa waktu yang lalu.
Pelantikan Muhaimin sebagai Wakil Ketua MPR didasarkan pada pasal 427A Undang-undang No. 2 Tahun 2018 tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (MD3) terkait penambahan Pimpinan MPR, di mana melalui pasal tersebut, PKB mendapat jatah satu kursi pimpinan MPR
PKB langsung menunjuk Muhaimin Iskandar sebagai sosok yang tepat untuk mengisi jatah kursi tersebut.
“Pak Muhaimin pernah jadi Pimpinan DPR, sekarang Pimpinan MPR, itu lebih dari cukup untuk track record. Figur Pak Muhaimin lebih menyatukan pimpinan yang ada, lebih meningkatkan kinerja yang ada, sehingga DPP PKB memutuskan itu,” kata Wakil Sekjen PKB Jazilul Fawaid.
Dilantiknya Muhaimin sebagai Wakil ketua MPR ini tentu saja menjadi perbincangan bagi banyak orang. Maklum, selama ini, Muhaimin atau Cak Imin memang sering membranding dirinya sebagai calon wakil presiden yang akan maju di Pilpres 2019 nanti.
Baliho bergambar Cak Imin dengan tulisan “Cawapres Zaman NOW” banyak ditemukan di sepanjang jalanan hampir di seluruh Jawa. Jumlahnya bahkan tak kalah dengan jumlah papan penunjuk jarak rumah makan Pringsewu.
Entah ini adalah sinyal bahwa Muhaimin menyerah pada usahanya untuk maju sebagai cawapres, atau justru menjadi pemanasan yang baik menjelang Pilpres 2019 nanti. Yang jelas, keputusannya untuk menerima jabatan sebagai Wakil Ketua MPR ini boleh jadi adalah jalan pedang yang memang harus ditempuh olehnya. Ia mengajarkan pada kita, bahwa selain optimis, seseorang juga harus menjunjung tinggi sikap realistis.
Cak Imin membuktikan itu. Dari yang semula “Calon Wakil Presiden Zaman NOW”, menjadi “Wakil ketua MPR Zaman NOW”.