Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Modal Eceng Gondok, Sirih, dan Sabut Kelapa, Mahasiswa UGM Ciptakan Bantal Antibakteri-Tungau 

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
4 September 2022
A A
mahasiswa UGM ciptakan bantal anti tungau

Mahasiswa UGM ciptakan bantal antibakteri dan tungau. (Dok. UGM)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bermodalkan limbah sabut kelapa, eceng gondok, dan ekstrak daun sirih, lima mahasiswa UGM menciptakan bantal antibakteri dan tungau. Produk yang diberi nama BANGAU ini bertujuan selain memanfaatkan limbah juga bisa bermanfaat bagi kesehatan.

Lima mahasiswa UGM tersebut, Marsyela Tri Aryani, Silvia Rahmawati, Alda Anisah, dan Rizal Aziz Pradana  dari Sekolah Vokasi serta Luthfia Uswatun Khasanah dari Fakultas Biologi. Kelimanya, mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan dari Kemendibudristek tahun 2022.

“Ide awal pembuatan bantal ini dari keprihatinan terhadap persoalan eutrofikasi tanaman eceng gondok yang merusak perairan karena pertumbuhannya relatif cepat. Selain itu, ditambah dengan keprihatinan akan banyaknya limbah sabut di masyarakat yang belum termanfaatkan dengan baik,” kata Marsyela kepada wartawan di UGM, (Jumat 2/9/2022).

Manfaatkan limbah

Marsyela dan kawan-kawannya kemudian melakukan kajian pustaka dari jurnal dan menemukan fakta, eceng gondok ternyata punya potensi sebagai tanaman obat. Eceng gondok mengandung senyawa aktif fenol, flavonoid, tanin, alkaloid, terpenoid, steroid, dan glikosida yang memiliki peranan secara biologis sebagai antioksidan, antijamur, antibakteri, dan antikanker. 

“Jadi, kami ingin mengolah limbah-limbah tersebut dan berfikir mengembangkan produk  yang lekat dengan kebutuhan manusia berbahan kedua limbah itu. Lalu, tercetus ide membuat bantal,” jelasnya. 

Kelima mahasiswa muda ini merancang produk bantal antibakteri dan tungau dengan konsep natural. Mereka membuat bantal dengan 100% bahan alami mulai dari isian hingga luaran bantal. Produk yang dikembangkan tidak hanya mengurai persoalan lingkungan, tetapi juga menghadirkan produk yang bermanfaat bagi kesehatan. 

Produk ini mereka percaya dapat mencegah potensi munculnya tungau, alergi, dan penyebab alergen lainnya yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.

Pilihan membuat bantal, karena mereka melihat, bantal menjadi salah satu benda yang dekat dengan manusia. Setiap hari sangat mungkin digunakan serta punya potensi menjadi salah satu media penyaluran penyakit dan alergi jika tidak dirawat dengan baik. 

Bakteri dan tungau akan mudah berkembang di bantal jika tidak dirawat dengan baik. Bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah, gigitan tungau dan bakteri bisa menimbulkan reaksi, alergi seperti dermatitis, asma, rhinitis, batuk, mata kering dan berbagai masalah kesehatan lainnya. 

Menurut Marsyela, guna mencegah penyebaran dan pertumbuhan bakteri mereka memanfaatkan daun sirih (Piper betle L.) yang diketahui mengandung senyawa yang berperan sebagai antibakteri yaitu saponin, tanin, flavonoid, dan fenol.

Dalam daun sirih juga terdapat minyak atsiri yaitu clavikol yang berperan mematikan agen Sarcoptes scabiei dalam menghentikan aktivitas tungau agar permukaan luka tidak memburuk. Penggunaan daun sirih ini dengan diekstrak dan direaksikan dengan limbah enceng gondok.

Proses produksi bantal BANGAU

Lebih lanjut Marsyela memaparkan proses produksi Bangau, produksi diawali dengan penganyaman eceng gondok kering menjadi berbentuk lilitan kecil maupun sedang. Berikutnya, anyaman bantal direbus dengan ekstrak daun sirih agar ekstrak dapat tercampur merata pada  anyaman. 

Setelah itu, dilakukan pengeringan dan penyemprotan kembali ekstrak daun sirih secara merata. Lalu, anyaman dimasukkan ke dalam plastik selama 12 jam agar ekstrak daun sirih dapat meresap ke dalam anyaman.

Selanjutnya dilakukan pengolahan sabut kelapa sebagai bahan isian bantal. Pengolahan untuk mengubah sabut kelapa yang kasar menjadi tekstur yang hampir menyerupai woll atau benang. Tahap pengolahan sabut kelapa dilakukan melalui beberapa tahapan seperti pemutihan, penghalusan, dan pengeringan.  

Iklan

Tahapan terakhir berupa finishing dengan memasukan serat woll dari sabut kelapa dan limbah biji kapuk randu untuk menambah volume bantal sebelum dilakukan penjahitan. 

Alda Anisah menambahkan, BANGAU sudah mulai mereka produksi untuk dijual ke konsumen. Bantal dibuat berbentuk segi empat, berukuran 35×35 cm berwarna coklat dengan nuansa alami dan tradisional. “Untuk memasarkan produk, kami menggunakan website dan media sosial seperti Instagram, Tiktok, dan Facebook untuk memperkenalkan BANGAU kepada konsumen,” kata Alda. 

Pasarkan lewat media sosial dan marketplace

Diawal periode usaha berjalan, konsumen bisa mendapatkan produk dengan melakukan pemesanan melalui Whatsapp dan marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada. Selanjutnya, penjualan produk secara offline secara bertahap akan dilakukan dengan membuka home industry dengan produk BANGAU yang telah siap dipasarkan kepada konsumen. 

Mereka melakukan penjualan produk BANGAU berupa bantal yang juga disertai dengan cairan spray antibakteri berukuran 30 ml. Satu paket produk dibanderol seharga Rp115.000.

“Kami juga melakukan pelayanan purna jual kepada konsumen yaitu memberikan pelayanan reparasi dan atau penggantian produk cacat selama masa garansi, serta pemberian diskon kepada pelanggan pada hari-hari besar tertentu,” tuturnya. 

Sementara itu, Silvia Rahmawati menyampaikan bahwa perawatan BANGAU cukup mudah. Sebab, tidak perlu memakaikan atau mengganti sarung bantal. Perawatan bantal hanya cukup dengan dijemur dibawah panas matahari lalu diberikan spray antibakteri dan diangin-anginkan saja. 

BANGAU dikatakan Silvia tidak hanya memiliki fungsi kesehatan. Namun, produk ini juga mendukung upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya hayati di Indonesia dan ramah lingkungan. 

Sumber: ugm.ac.id
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Baru Lulus Kuliah, Elsa Kantongi Omzet Rp380 Juta per Bulan Lewat Toko Kelontong

Terakhir diperbarui pada 4 September 2022 oleh

Tags: eceng gondoktungauUGM
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
UGM MBG Mojok.co
Kilas

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Dari Pakistan, Menemukan Cinta di Universitas Sanata Dharma MOJOK.CO
Esai

Kisah Seorang Pengelana dari Pakistan yang Menemukan Indahnya Toleransi di Universitas Sanata Dharma

19 November 2025
Kompetisi Futsal Campus League 2025: “Derby Karangmalang” (futsal UGM vs UNY) Masih Milik Kampus Biru MOJOK.CO
Aktual

Kompetisi Futsal Campus League 2025: “Derby Karangmalang” Masih Milik Kampus Biru

10 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.