Yang namanya mantan, setidakmenyenangkan apa pun omongannya, kadang tetap bikin kangen. Entah itu karena faktor kenangannya, entah karena kebersamaannya.
Tapi, faktor kangen mantan yang paling sering terjadi adalah karena: ekspektasi terlalu tinggi kepada pacar yang baru yang ternyata tidak tercapai.
Kiranya itulah yang kini sedang dirasakan oleh para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Mereka merasa tertipu oleh pemerintah Anies-Sandi setelah penetapan UMP Jakarta oleh pemerintah provinsi tak sesuai dengan tuntutan mereka.
Seperti diketahui, KSPI menuntut penetapan UMP Jakarta sebesar 3,9 juta. Angka tersebut kemudian disetujui Anies-Sandi dalam kontrak politik bersama KSPI saat masa kampanye. Kontrak politik tersebut sekaligus menjadi tanda persetujuan bahwa para buruh mendukung Anies-Sandi.
Dasar malang tak dapat diraih, setelah Anies-Sandi terpilih, Pemerintah DKI ternyata menetapkan UMP Jakarta di angka 3,6 juta. Hal tersebut membuat KSPI berang. Mereka bahkan sampai menjuluki Anies-Sandi sebagai Bapak Upah Murah.
“Dibandingkan Bekasi, upah minimum di DKI lebih murah. Kami beri dia gelar Bapak Upah Murah,” ujar Said Iqbal, Presiden KSPI
Tak cukup sampai di situ, Iqbal bahkan juga menyinggung soal Ahok yang walau dianggap punya omongan keras dan kasar, namun dinilai lebih kesatria dalam urusan UMP karena berani menaikkan UMP sebesar 14,8%, padahal aturan yang berlaku saat itu hanya 10,8 persen.
“Mau ganti Ahok, tapi kelakukannya lebih bejat dari Ahok. Ahok masih mending. (Dia) nggak berbohong meski kata-katanya kasar. Namun, ini (Anies-Sandi) santun, cerdas, tapi pembohong, pendusta, ingkar janji,” kata Said saat berorasi di depan Balai Kota DKI.
Sikap ingkar janji Anies-Sandi terhadap kontrak politik perihal UMP ini kemudian membuat KSPI akan mengambil tindakan dengan menghentikan dukungan untuk Anies-Sandi.
Aduuuh, bhaaang. Yang sabar ya. Madingnya udah keburu terbit soalnya.