Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Menelusuri Asal-usul Perploncoan di Ospek yang Sudah Ada Sejak Zaman Belanda

Kenia Intan oleh Kenia Intan
7 Agustus 2023
A A
Menelusuri Asal-usul Perploncoan di Ospek yang Sudah Ada Sejak Zaman Belanda

Bendera Plontjo dikibarkan sebagai tanda aksi perploncoan mahasiswa baru dimulai pada 1953. (Sumber foto-Kagama online:Majalah Gadjah Mada Oktober 1953)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ospek atau Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus menjadi masa transisi bagi mahasiswa baru dari dunia SMA ke kuliah. Ternyata sudah ada sejak zaman Belanda, saat mereka mendirikan perguruan tinggi di Indonesia.

Di berbagai perguruan tinggi di Indonesia tengah berlangsung ospek atau yang kini lebih dikenal dengan istilah Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Kegiatan ini berupaya menyiapkan mahasiswa baru (maba) melewati proses transisi menjadi mahasiswa yang dewasa dan mandiri, mempercepat proses adaptasi mahasiswa dengan lingkungan baru, dan memberikan bekal untuk keberhasilannya menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Oleh karena itu, kegiatan PKKMB bisa diisi dengan sejarah kampus, lembaga-lembaga yang ada di kampus dan jenis-jenis kegiatan akademik, sistem kurikulum. Serta cara pembelajaran yang efektif di perguruan tinggi, para pimpinan universitas, fakultas dan dosen dan lain-lainnya.

Itu tujuan idealnya. Namun, yang terjadi di lapangan, wadah transisi bagi mahasiswa baru justru identik dengan perpeloncoan yang tidak jarang adanya senioritas dan kekerasan. Bagaimana bisa? Untuk menjawab itu semua, kita harus kembali ke puluhan tahun silam.

Berawal dari STOVIA

Sebenarnya tidak ada sumber yang secara gamblang menjelaskan kapan pertama kali ospek muncul di Indonesia, begitu juga dengan budaya perpeloncoan. Melansir dari riset berjudul “Ospek dan Fenomena Kekerasan” perpeloncoan merebak di kampus-kampus di Indonesia pada 1950-an. Bersamaan dengan itu, protes menentang perpeloncoan menyebar.

Pemerintah pun mulai turun tangan dengan membuat peraturan. Namun, aturan itu ternyata tidak mampu menyelesaikan permasalahan. Kekerasan masih saja terjadi hingga menelan korban jiwa.

Masa lebih jauh lagi, sejarah ospek di Indonesia tidak lepas dari keberadaan Sekolah Kedokteran di Jawa atau yang orang mengenalnya dengan STOVIA. Pada kegiatan orientasi itu sudah muncul kegiatan perpeloncoan senior kepada junior yang memiliki sebutan Ontgroening.

Buku “Perkembangan Pendidikan Kedokteran di Weltevreden 1851-1926” memuat salah satu memoar Jacob Samallo. Ia menuliskan beberapa tindakan yang harus murid baru di Stovia lakukan. Seperti memanggil seniornya dengan sebutan tuan, membayarkan makanan yang senior pesan, mengelap sepatu, mengatur dipan, hingga apel tambahan di tengah malam. Masa perpeloncoan memang berat, tapi tidak ada kejadian buruk yang melewati batas.

Saat STOVIA berganti nama menjadi Ika Daigaku (Sekolah Kedokteran) yang militer Jepang lakukan, perpoloncoan dengan unsur kekerasan mulai terlihat. Salah satu budaya perpeloncoan yang terlihat adalah menggunduli kepala. Melansir dari Kompas.com, tradisi ini sempat Soedjatmoko protes dan beberapa tokoh nasional lainnya. Setelah Indonesia Merdeka, tradisi ospek dengan kekerasan itu masih terus berlanjut.

Ospek juga ada di Inggris dan Amerika Serikat

Tidak hanya di Indonesia, melansir riset berjudul “Ospek dan Fenomena Kekerasan“, Nur Kholis Madjid memaparkan, tradisi perpeloncoan juga terjadi di Universitas Cambridge di Inggris. Mahasiswa di kampus ini berasa; dari anak nagsawan Ingggris yang brorjuis. mereka memiliki strata sosial yang tinggi dan terhormat. Namun kelakuannya memang terkenal liar nakal dan tidak mengindahkan segala bentuk peraturan.

Melihat kondisi ini, pihak kampus kemudian membuat perombakan. Caranya, sebelum menjadi mahasiswa mereka harus melewati perpeloncoan terlebih dahulu. Menurut sebagian orang, di sinilah awal mula tradisi kekerasan ketika masuk perguruan tinggi bermula.

Sumber lain menyebut, perpeloncoan tercatat di Amerika Serikat sejak 1600-an ketika mahasiswa Universitas Oxford mengunjungi Harvard. Mahasiswa yang berkunjung itu diperkenalkan dengan budaya fagging. Sebuah budaya ketika murid yang lebih muda harus melayani murid yang lebih tua atau senior. Mereka juga diperkenalkan dengan aksi-aksi perpeloncoan yang lain.

Ternyata budaya perpeloncoan di kampus sudah terjadi sejak lama ya., Tidak heran jika memerlukan waktu panjang untuk menghapuskannya. Kalau kalian, pengalaman apa yang didapat saat mengikuti ospek?

Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono

Iklan

BACA JUGA Perubahan Nama PPSMB UGM dari Palapa ke Pionir, Apa yang Berbeda?

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

Terakhir diperbarui pada 7 Agustus 2023 oleh

Tags: OspekPerpeloncoanPKKMB
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

PKKMB, PTN.MOJOK.CO
Kampus

Penderitaan Orang Tua Saat Anaknya Ikut PKKMB, Terpaksa Utang Tetangga karena Kebutuhan Banyak

6 Agustus 2025
Ospek di Universitas BSI (UBSI), Mahasiswa Baru Disambut bak Tamu Kehormatan MOJOK.CO
Kampus

Ospek di Universitas BSI: Mahasiswa Baru Disambut bak “Tamu Kehormatan”, Tak Ada Bentakan Adanya Konser Seru-seruan

30 Agustus 2024
4 Tradisi Ospek Kampus yang Dianggap Mahasiswa Surabaya dan Semarang Sudah Tidak Perlu Ada Lagi MOJOK.CO
Kampus

4 Tradisi Ospek yang Dianggap Tak Perlu Ada Lagi bagi Mahasiswa Baru, Tak Nemu Apa Pentingnya

7 Agustus 2024
PKKMB, PTN.MOJOK.CO
Kampus

Nekat 2x Tak Ikut Ospek Saat Kuliah di Purwokerto dan Jogja, Anggap Acara Tak Penting dan Tetap Bisa Lulus Kuliah

6 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.