Melibatkan arsitek kawakan
Kemunculan Kampung Kwarasan tidak terlepas dari arsitek Belanda bernama Thomas Karsten. Dialah yang mendesain rumah-rumah di kampung Kwarasan. Asal tahu saja, Thomas Karsten adalah arsitek kawakan yang terlibat dalam perencanaan kota-kota di Hindia Belanda. Karyanya bisa kalian temui di Semarang, Bogor, Madiun, Jakarta, Yogyakarta, Palembang, dan masih banyak lagi. Selain Kampung Kwarasan, Thomas Karsten juga mendesain menara air di Kota Magelang.
Kampung Kwarasan memang didesain oleh seorang Belanda, tapi rumah-rumah di sana tetap memiliki sentuhan-sentuhan Jawa. Misalnya, Thomas Karsten menggunakan atap berbentuk limasan, lantai traso, dan tetap menggunakan kayu jati sebagai material utama. Perpaduan gaya kolonial dan Jawa inilah yang menjadikan kompleks hunian ini unik.
Ada tiga tipe rumah di kompleks hunian itu yakni rumah besar, rumah sedang, dan rumah kecil. Antar rumah selalu diselingi lahan kosong yang berfungsi sebagai sirkulasi udara. Kompleks hunian juga memiliki dua lapangan. Di lapangan inilah penghuni kompleks saling berinteraksi. Pejabat kolonial yang tinggal di Kwarasan kerap berjemur sambil minum kopi di lapangan tersebut.
Nasib Kampung Kwarasan kini
Saat pendudukan Jepang pada 1942, kompleks tersebut dikosongkan. Jepang mengasingkan pejabat-pejabat kolonial yang tinggal di Kwarasan. Setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia yang mengelola kampung itu.
Pemerintah Indonesia membentuk Versuis, sebuah lembaga yang bertugas mengelola bangunan di Kampung Kwarasan. Mereka juga bertanggung jawab terhadap peninggalan-peninggalan Belanda lainnya.
Saat ini bangunan-bangunan di Kampung Kwarasan banyak yang dimiliki secara pribadi. Tidak ada sumber pasti yang menjelaskan perpindahan kepemilikan dari pemerintah ke pribadi. Namun, perpindahan kepemilikan ini sempat menjadi perhatian karena mengakibatkan adanya perubahan pada bangunan. Padahal rumah-rumah di Kampung Kwarasan berstatus cagar budaya.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Tidak Melulu Tempat Prostitusi, di Sarkem Ada Kampung Turis Pertama yang Jadi Penyelamat Backpacker
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News