Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Memori

Joglo Ratmakan Gondomanan, Tempat Para Laskar Atur Strategi Melawan Jepang

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
4 Oktober 2023
A A
Joglo Ratmakan Gondomanan, Tempat Para Laskar Atur Strategi Melawan Jepang MOJOK.Co

Tetengar atau penanda Pertempuran Kotabaru. Selain tetenger ini, salah satu tempat yang banyak luput adala Joglo Ratmakan sebagai tempat menyusun strategi. (Istimewa)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pada 7 Oktober 1945, terjadi penyerbuan di sebelah timur Kali Code yang dalam sejarah diingat sebagai “Pertempuran Kotabaru”. Joglo Ratmakan yang terletak di Gondomanan, menjadi tempat para pejuang republik mengatur strategi melakukan penyerangan.

Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Yogyakarta segera bergabung dengan republik baru tersebut. Hal ini tertuang melalui Amanat Sri Sultan HB IX dan Paku Alam VIII pada 5 September 1945.

Imbas dari kemerdekaan ini adalah pelucutan senjata tentara Jepang yang masih berada di Yogyakarta. Hingga 25 September 1945, atau 10 hari setelah Yogyakarta bergabung dengan republik, proses pelucutan senjata ini tak mengalami masalah.

Sayangnya, proses tersebut mengalami kebuntuan setelah Sihata Tjihanbuto dan Asoka Butaico dari Butai Kotabaru menolak menyerahkan senjata mereka. Penyerangan pun akhirnya direncanakan.

Menyusun strategi serangan di Joglo Ratmakan

Rakyat Yogyakarta murka dengan sikap Butai Kotabaru yang menolak menyerahkan senjata. Para pemuda yang digerakkan oleh Komite Nasional Indonesia (KNI), Badan Keamanan Rakyat (BKR), polisi dan para laskar, sudah mempersenjatai diri.

Berbagai macam senjata yang mereka miliki seperti golok, tombak, keris, maupun senapan dipergunakan dalam usahanya mengepung markas Jepang ini. Namun, sebelum berangkat ke medan perang, mereka berkumpul terlebih dahulu di Joglo Ratmakan.

Bangunan yang terletak di Kampung Ratmakan, Ngupasan, Gondomanan, ini merupakan markas laskar-laskar lokal dari Ratmakan. Pada 6 Oktober 1945 malam, saat pihak republik tengah berunding dengan pihak Jepang, mereka sudah bersiap menerima arahan dari Joglo Ratmakan.

Di lokasi ini, beragam skenario sudah siap seandainya Jepang menolak kesepakatan. Akhirnya, benar saja, pada pukul 3 pagi, kesepakatan gagal. Pasukan yang sudah siap kemudian berbondong melakukan penyerangan.

Pertempuran pecah

Memasuki waktu subuh, pertempuran tak terhindarkan. Kotabaru sangat gelap kala itu karena penerangan padam. Namun, nyala api dari senapan maupun granat bikin Kotabaru menyala. 

Barulah pada pukul 10 pagi pertempuran mengendur. Pasukan Jepang mundur, dan bendera Merah Putih berkibar di atas markas tentara Jepang. 

Pada hari itu juga, sekitar 1.100 pasukan Jepang menjadi tawanan dan senjatanya dilucuti. Hasil rampasan berupa senjata dan amunisi ini nantinya akan untuk memperkuat BKR.

Setelah pertempuran padam, para pasukan kembali ke Joglo Ratmakan. Sejumlah pemimpin laskar, termasuk di antaranya Haiban Hadjid dari Laskar Hizbullah Kauman datang ke sini untuk merayakan kemenangan.

Di kemudian hari, orang hanya akan mengingat Pertempuran Kotabaru melalui dua bangunan; yakni Monumen Serbuan Kotabaru dan Masjid Syuhada sebagai hadiah atas perjuangan rakyat Kotabaru. Namun, banyak yang lupa kalau Joglo Ratmakan juga memegang peran penting dalam sejarah pertempuran ini.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono

Iklan

BACA JUGA Gedung Bakorwil Pekalongan, Saksi Sejarah Kota ini Sejak Dulu Punya Peran Penting di Jawa

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 4 Oktober 2023 oleh

Tags: Jepangjoglo ratmakanmemoripertempuran kotabaru
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

kerja di Surabaya dengan gaji Jepang. MOJOK.CO
Sosok

Pertama Kali Lamar Kerjaan dari Job Fair di Surabaya, Nggak Nyangka Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan di Jepang

26 Juni 2025
Orang Kebumen pertama kali ke Jepang, bingung perkara toilet MOJOK.CO
Catatan

Orang Kebumen Pertama Kali Nginep di Jepang: Bingung Cara Pakai Toilet sampai Cebok Pakai Botol Air

14 Juni 2025
Gaji Caregiver di Jepang Besar, tapi Melelahkan dan Penuh Fitnah.MOJOK.CO
Ragam

Kepahitan Kerja di Jepang yang Nggak Pernah Diceritakan Influencer, tapi Masih Lebih Menjanjikan Ketimbang di Indonesia

18 Februari 2025
Gaji Caregiver di Jepang Besar, tapi Melelahkan dan Penuh Fitnah.MOJOK.CO
Ragam

Rp40 Juta Ludes demi Bisa Kerja di Jepang, Sekadar Jadi Tukang Ngecat dan Pasang Genteng

11 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.