MOJOK.CO – Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang, mengecam aksi uji coba rudal yang dilakukan oleh Korea Utara pada Minggu (5/6/2022). Menurut para wakil menteri luar negeri ketiga negara tersebut, tindakan Korea Utara dinilai sebagai provokasi yang ‘serius dan melanggar hukum’.
Peluncuran rudal balistik yang dilakukan Korea Utara dilakukan dari berbagai titik. Aksi tersebut juga menjadi peluncuran uji coba rudal terbanyak dalam satu hari.
Sepanjang 2022 hingga bulan Juni, Korea Utara telah meluncurkan 31 rudal balistik. Jumlah ini lebih banyak dari rekor 25 rudal yang ditembakkan pada tahun 2019 silam.
Tak berhenti di situ, koordinasi tiga negara AS, Korea Selatan, dan Jepang juga meminta agar Korea Utara kembali berunding untuk menuntaskan kasus Covid-19 yang tengah melanda.
Pihak Korea Utara diharapkan mau menerima bantuan kemanusiaan guna mengatasi wabah tersebut di negaranya. Sayangnya, tidak ada indikasi bahwa mereka tertarik.
Permintaan tersebut disampaikan dalam pertemuan Wakil Menlu Korsel Cho Hyun-dong, Wakil Menlu AS Wendy Sherman, dan Wakil Menlu Jepang Takeo Mori. Pertemuan tersebut diadakan di Seoul tiga hari setelah Korea Utara meluncurkan rudalnya.
Senin (6/6/2022) sehari setelah uji coba rudal Korea Utara, AS dan Korea Selatan juga menembakkan rudal balistik sebanyak delapan kali. Hal ini dilakukan sebagai balasan atas aksi Korea Utara hari sebelumnya.
Aksi ini menjadi gertakan bagi Korea Utara jika sungguh-sungguh melakukan uji coba nuklir. AS dan Korea Selatan juga menampilkan demonstrasi pertahanan melalui Angkatan Udara gabungan.
Korea Utara sendiri pertama kali mengatakan hendak melakukan uji coba senjata nuklir pada tahun 2017 silam. Sejak saat itu pula, tindakan Korea Utara terus mendapat kecaman karena dikhawatirkan dapat melakukan tindakan uji coba kapan saja. Mulai dari rentetan rudal balistik hingga ancaman peluncuran senjata nuklir.
Baru-baru ini, Korea Utara kemungkinan telah membuka akses pengujian nuklir bawah tanah. Hal ini disampaikan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Penulis: Shinta Sigit Agustiani
Editor: Purnawan Setyo Adi