Brigade Al Qassam pada 7 Oktober melancarkan serangan ke wilayah Israel. Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.400 jiwa dan menawan lebih dari 200 orang. Organisasi sayap Hamas ini kemudian menjadi sorotan dunia.
Apa sebenarnya Brigade Al Qassam? Untuk apa organisasi ini didirikan? Dan kenapa Israel begitu getol ingin menghabisi sayap perlawanan Palestina ini?
Apa itu Brigade Al Qassam?
Ahmed Qasem Hussein, Peneliti ACRPS dan Redaktur Pelaksana Jurnal Siyasat Arabiya, melakukan penelitian untuk menelusuri evolusi aktivitas militer Hamas sejak berdiri pada 1987, hingga pengembangan sayap militernya bernama Brigade Izz al-Din al-Qassam, atau yang terkenal dengan Brigade Al Qassam.
Penelitian The Evolution of the Military Action of the Izz al-Din al-Qassam Brigades: How Hamas Established, mengungkapkan Hamas mendirikan sayap atau unit militernya pada 1992, kemudian menyusun aksi militer yang dilakukan para pejuangnya terhadap Israel pada tahun 1980an dan 1990an.
Mengutip alqassam.ps, situs resmi Brigade Al Qassam, nama Al Qassam terinspirasi dari seorang pejuang Suriah Ezzedeen Al-Qassam yang terusir ke Palestina lantaran menentang pendudukan Prancis di Suriah dan Lebanon. Kemudian di Palestina, Ezzedeen Al-Qassam melanjutkan perjuangannya melawan Inggris yang menjanjikan Palestina menjadi tanah air bagi orang Yahudi.
Nama Al Qassam terinspirasi dari seorang pejuang Suriah, Ezzedine al-Qassam, yang berjuang melawan pendudukan Inggris setelah ia diusir ke Palestina, menurut situs resmi kelompok tersebut.
Brigade Ezzedeen Al Qassam secara linguistik, dalam bahasa Arab, “Ezz” berarti dukungan, kekuatan, ketaatan, atau kebanggaan, “Deen” berarti agama, dan Al Qassam berarti pemisah atau pemecah.
Lalu, seberapa kuatkah Brigade Al Qassam?
Cia World Factbook, cia.gov, menaksir Brigade Al Qassam memiliki 20.00 hingga 25.00 anggota. Setiap anggotanya dipersenjatai senjata ringan, termasuk inventaris kemampuan roket, rudal anti-tank, dan mortir rakitan. Senjata-senjata tersebut, menurut CIA, diperoleh dari penyelundupan dan sejumlah dukungan dari Iran.
Penarikan Israel dari Gaza pada tahun 2005 memberi Hamas kesempatan untuk membangun kembali sayap militernya. Dukungan finansial, yang diduga berasal dari Iran, disebut-sebut memungkinkan kelompok bersenjata tersebut mengembangkan kemampuan militer yang canggih. Hamas melihat persenjataannya sebagai alat pencegah yang penting .
Soal senjata Brigade Al Qassam, Jewish Policy Center mengungkapkan jika Hamas juga mampu untuk membuat dan merakit senjata sendiri. Salah satu roket yang terkenal adalah roket Qassam.
Roket Qassam adalah proyektil buatan sendiri yang terbuat dari produk sipil biasa, termasuk pipa baja, besi, cor, dan alumunium. Di ujung pipa tersebut tertempel hulu ledak kecil yang beratnya beberapa kilogram. Sementara di ujung bawah tabung terpasang satu set sayap untuk stabilitas, lengkap dengan detonator dan sekring.
Dahulu, hulu ledaknya terbuat dari bahan peledak biasa, namun senjata Al Qassam kini terbuat dari bahan peledak bermutu tinggi.
Selain Brigade Al Qassam, apa saja kelompok perlawanan bersenjata lainnya di Gaza?
Cia World Factbook mengungkap ada beberapa kelompok yang teridentifikasi berada di garis perjuangan pembebasan Palestina. Seperti Brigade Martir Al-Aqsa (AAMB) yang juga disebut Batalyon Martir Al-Aqsa; Brigade Al-Aqsa; Martir Yasser Arafat; Kata’ib Shuhada al-Aqsa; dan Kelompok syahid Intifada al-Aqsa.
Mengutip dari laman Aljazeera, kelompok bersenjata lainnya di Gaza telah mengindikasikan bahwa mereka bergabung dengan perlawanan terhadap pasukan Israel.
Yang paling utama di antara mereka adalah Brigade Saraya al-Quds dari Jihad Islam Palestina. Dibentuk pada tahun 1992. Menurut data yang dikumpulkan oleh Critical Threats Projectal-Quds telah mengaku bertanggung jawab atas setidaknya 23 serangan roket.
Mengapa Hamas menyerang pada 7 Oktober?
Hamas mengatakan serangannya merupakan respons terhadap pelanggaran Israel terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka telah berhasil menangkap cukup banyak tawanan untuk melakukan tawar-menawar pembebasan tahanan Palestina yang mendekam di penjara-penjara Israel, dan beberapa analis mengatakan percepatan normalisasi Arab-Israel mungkin menjadi faktor lain.
“Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di Bumi,” kata Deif, komandan militer Brigade Qassam seperti yang dikutip Kantor Berita Aljazeera. Dia secara terbuka meminta para pendukungnya dan negara-negara Muslim untuk bergabung dalam perjuangan bersenjata.
Penulis: Ibil S Widodo
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Pengalaman Ketemu Hamas di Palestina dan Bekal Kamu untuk Debat dengan Akun Pro-Israel Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News