MOJOK.CO – Pembangunan Malioboro Park View yang telah lama mangkrak kembali dilanjutkan. Namun, kini namanya berubah setelah masuknya investor baru.
Apartemen yang berada di Jalan Laksda Adisucipto, Malioboro Park View mangkrak sejak 2016. Beragam persoalan yang terjadi di manajemen membuat pendirian bangunan yang diperuntukkan untuk hunian masyarakat itu terpaksa berhenti total.
Padahal sudah ada 371 konsumen yang berinvestasi untuk membeli blok-blok apartemen tersebut sejak enam tahun terakhir. Namun dengan berhentinya pembangunan karena PT Malioboro Ensu Sejahtera sebagai manajemen dinyatakan pailit, maka konsumen-konsumen tersebut sempat terancam kehilangan investasinya.
“Untuk itu tahun ini kami mencoba menyelesaikan pembangunan. Kerusakan dan kebocoran yang ada di apartemen tersebut kita benahi, termasuk antisipasi banjir yan pernah terjadi sebelumnya,” papar Kurator Malioboro Park View, Romie Habie di Yogyakarta, Kamis (08/09/2022).
Romie mengungkapkan, pembangunan dilakukan agar masyarakat tidak semakin dirugikan akibat molornya proyek tersebut. Bangunan gedung yang segera dimulai itu akan diubah menjadi Front One Premiere Hotel Yogyakarta.
Selama mangkrak, pembangunan gedung baru sampai 60 hingga 80 persen. Masih banyak material yang belum dimanfaatkan dan bangunan mulai mengalami kerusakan.
Bagi konsumen yang sudah terlanjur berinvestasi, nantinya diberikan pilihan. Mereka bisa meneruskan investasi atau sebaliknya mendapatkan refund.
“Karenanya konsumen yang sudah berinvestasi diberikan pilihan untuk meneruskan investasi atau refund karena interval waktunya lama, bisa jadi konsumen berubah pikiran, jangan sampai mereka semakin dirugikan,” jelasnya.
Sementara Direktur Operasional PT Majapahit Manajemen, Dadang Zohar mengungkapkan, manajemen baru masuk untuk meneruskan pembangunan apartemen yang mengalami sejumlah kerusakan. Mulai dari kerusakan di bagian dalam bangunan hingga kebanjiran cukup besar di kawasan tersebut beberapa tahun lalu.
“Bangunan cukup bagus sehingga pembangunan bisa diteruskan,” ujarnya
Untuk pembangunan gedung yang berubah jadi hotel tersebut, disiapkan investasi sekitar Rp 500 miliar. Pembangunan ditargetkan bisa selesai tiga tahun kedepan.
“Fokus kami perbaikan dan penyelesaian tiga tahun kedepan,” ujarnya.
CEO Azana Hotel & Resort, Dicky Sumarsono, menambahkan apartemen tersebut rencananya akan diubah menjadi hotel dengan kapasitas 600 kamar. Diharapkan hotel tersebut bisa melengkapi bisnis hotel di Yogyakarta yang potensial untuk dikembangkan.
“Jogja adalah daerah luar biasa, wisata tidak pernah sepi dan banyak pendatang yang ingin berinvestasi jangka panjang dengan return bagus pasca pandemi. Berbagai pasar diharapkan bisa berkembang di jogja dan pemulihan wisatanya pun cukup cepat pasca pandemi,” tandasnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi