Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Kolektif Gejayan Memanggil Bikin Lomba Mural Unik: Semakin Cepat Mural Dihapus Aparat, Semakin Besar Skor Penilainnya

Redaksi oleh Redaksi
25 Agustus 2021
A A
lomba mural
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Lomba mural Gejayan Memanggil: Ketika mural-mural dihapus, ketika itu peluang menang semakin besar.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, bermunculan mural-mural yang berisi protes dan kekecewaan terhadap pemerintah utamanya terkait kondisi ekonomi dan penanganan pandemi yang dinilai tidak pro-masyarakat kelas bawah. Aturan PSBB sampai PPKM yang tidak disertai dengan jaminan kebutuhan pangan bagi warga terdampak turut menjadi salah satu pemicu.

Dalam beberapa bulan pula, banyak mural-mural yang kemudian dihapus karena dianggap meresahkan, beberapa pelaku pembuat mural bahkan diburu oleh aparat seperti yang terjadi pada mural “404: Not Found” dengan background wajah mirip Jokowi di salah satu tembok di Batu Ceper, Tangerang. Mural tersebut kemudian dihapus dengan cat hitam. Aparat memburu pembuat mural tersebut karena dianggap menghina lambang negara.

Beberapa mural lain pun bernasib sama. Di antaranya adalah mural “Tuhan Aku Lapar” di Tigaraksa, Tangerang, lalu mural “Thx Jokowi, I’m Dead” di Terowongan Pelita, Batam, hingga mural “Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit” di Bangil, Pasuruan.

Keprihatinan terhadap pembatasan berekspresi melalui mural tersebut membuat kolektif Gejayan Memanggil justru berinisiatif membuat lomba mural.

Pengumuman lomba mural bertajuk “#LombaDibungkam” tersebut diumumkan langsung di akun Instagram @gejayanmemanggil. Lomba tersebut berlangsung dari tanggal 23-31 Agustus 2021.

View this post on Instagram

A post shared by Aliansi Rakyat Bergerak (@gejayanmemanggil)

Sejak pengumuman lomba mural tersebut diumumkan, sudah ada banyak karya yang masuk. Mural-mural perlawanan dengan gambar dan kalimat yang kreatif dari berbagai komunitas dan kolektif mural pun lahir dari lomba ini.

Kolektif Tembok Perlawanan, misalnya, membuat mural keren dengan tulisan yang menohok, “Jangan takut, tuan-tuan, ini cuma stret art”. Sementara kolektif Kawan Tembok membuat moral menggunakan modifikasi lirik lagu Iwan Fals “Urus saja moralmu, jangan urus muralku!”

“Corat-coretan di tembok adalah cara-cara ketika kebebasan bersuara terbatas dan sekarang coretan itu pun dibatasi,” terang Humas Gejayan Memanggil yang minta namanya disamarkan sebagai Mimin Muralis kepada Detik. “Di Indonesia sebaliknya, mural dianggap kriminal. Sementara baliho sampah visual dianggap representasi suara rakyat, padahal itu suara oligarki.”

Pada awalnya tidak ada hadiah besar yang dalam lomba ini, hanya sebatas exposure untuk para pemenang. Namun seiring berjalannya waktu, banyak pihak yang menyumbangkan hadiah untuk lomba ini, dari buku, kaos, totebag, dan merchandise-merchandise lainnya.

Yang paling unik dari lomba ini adalah, bukan hanya kualitas mural, pesan yang disampaikan, serta faktor tempat strategis mural dibuat yang dipakai menjadi pertimbangan juri untuk menentukan pemenang, namun juga penghapusannya oleh aparat.

Mimin Muralis menjelaskan bahwa mural peserta lomba yang semakin cepat dihapus oleh aparat, maka akan mendapatkan nilai lebih.

Iklan

“Penghapusan mural oleh aparat menjadi nilai lebih bagi penilaian juri untuk setiap karya yang akan ditetapkan sebagai pemenang. Nah dengan adanya penghapusan mural tersebut bagi kami itu nilai penting karena mungkin muatannya sangat bermakna untuk rakyat hingga perlu disensor oleh negara.”

Konsep penjurian berdasarkan semakin cepat dihapus oleh aparat ini tentu saja menjadi hal yang sangat unik dalam sebuah lomba mural.

Maka, tak berlebihan jika menyebut lomba mural ini adalah lomba yang “melibatkan” aparat sebagai jurinya, sebab semakin cepat mereka menghapus mural dari peserta, semakin besar kans mural tersebut untuk menjadi juara.

Yah, semoga lomba ini berjalan dengan meriah dan ikut berperan besar dalam khazanah per-mural-an Indonesia yang memang sedang tidak baik-baik saja itu.

Sedangkan buat para aparat, selamat bertugas menjadi juri. Silakan hapus mural sesuka kalian, peserta bakal manut, sebab dalam lomba, keputusan juri kan memang tidak bisa diganggu gugat.

BACA JUGA Mural Jokowi: Kayak Gini Aja Negara Baru Campur Tangan dan artikel KILAS lainnya. 

Terakhir diperbarui pada 25 Agustus 2021 oleh

Tags: Gejayan Memanggillomba muralmural
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Pemilik Kos Mahasiswa UNY dan UGM di Karangmalang Jadi Penyelamat Demonstran Gejayan 98 MOJOK.CO
Kampus

Pemilik Kos Mahasiswa UNY dan UGM di Karangmalang Jadi Penyelamat Demonstran Gejayan 98

10 November 2023
Jembatan Kewek, Jembatan Ikonik Tempat Mural Kritis Dibungkam MOJOK.CO
Kilas

Jembatan Kewek, Jembatan Ikonik Tempat Mural Kritis Dibungkam

15 Oktober 2023
Eko Nugroho: Perupa dengan Medium Rupa-Rupa dan Kesenangan yang Keras Kepala
Video

Eko Nugroho: Perupa dengan Medium Rupa-Rupa dan Kesenangan yang Keras Kepala

30 Mei 2022
Affandi dalam Pusaran bulan Mei dan PKI
Video

Affandi dalam Pusaran Bulan Mei dan PKI

23 Mei 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.