MOJOK.CO – Kubu Prabowo mengimbau KPU untuk hati-hati memilih moderator debat capres dan cawapres. Kubu Jokowi heran kubu oposisi gemar berprasangka negatif.
Salah satu acara yang paling ditunggu di tengah kontestasi politik adalah debat capres dan cawapres. Lewat debat ini, publik bisa menilai sejauh mana kesiapan masing-masing calon. Publik bisa menilai calon mana yang punya ide lebih matang. Debat capres dan cawapres ini juga penting karena bisa menjadi patokan bagi swing voter yang belum menentukan pilihan.
Perlu kamu ketahui, salah satu sifat kaum milenial di tengah kontestasi politik adalah menentukan pilihan di detik-detik terakhir. Oleh sebab itu, debat capres dan cawapres yang dijadwalkan dilakukan lima kali punya posisi yang penting. Hukumnya bisa menjadi wajib untuk dimenangkan.
Mempertimbangkan pentingnya pengaruh hasil debat capres dan cawapres, kubu BPN Prabowo dan Sandiaga Uno mewanti-wanti KPU supaya lebih hati-hati ketika menetapkan moderator debat. Bagi kubu oposisi, posisi moderator bisa menjadi kunci. Moderator debat bisa saja tidak netral, dan memojokkan kubu oposisi.
Andre Rosiade, Juru Bicara BPN Prabowo dan Sandiaga Uno menegaskan hal itu. “Kami, BPN Prabowo-Sandi, meminta KPU agar hati-hati memilih moderator debat. Pihak-pihak yang diindikasikan berpihak pada 2014 lebih baik di-skip sebagai moderator.”
Politisi Partai Gerindra itu juga mengingatkan KPU bahwa ada salah satu calon moderator debat yang pernah bekerja di sebuah stasiun TV swasta yang mendukung Jokowi di Pilpres 2014. Sayangnya, ia enggan menyebut nama. “Ada beberapa nama yang pada 2014 pernah bekerja di salah satu TV swasta, di mana TV swasta itu sangat jelas berpihak kepada Pak Jokowi.”
KPU sendiri menyodorkan 6 nama calon moderator debat. Mereka adalah Najwa Shihab, Ira Koesno, Bayu Sutiyono, Tomi Cokro, Alfito Deannova, dan Prabu Revolusi. Untuk debat capres dan cawapres pertama tanggal 17 Januaro 2019 sudah disepakati akan dikawal oleh Ira Koesno dan Imam Priyono.
Sementara itu, Wakil Ketua TKN Jokowi dan Ma’uf Amin, Asrul Sani mengaku heran dengan sikap dan cara pandang kubu Prabowo yang selalu negatif.
“Kami ini heran dengan cara pandang BPN Prabowo-Sandiaga. Banyak hal, banyak orang diprasangkai dengan negatif. Seolah-olah semuanya kelompok profesi atau keahlian yang mereka ingatkan itu pasti mendukung paslon 01,” kata Asrul Sani yang juga menjabat sebagai Sekjen PPP itu.
Asrul Sani juga bertanya-tanya, apakah sikap berprasangka kubu Prabowo kepada Jokowi itu merupakan manifestasi pesimisme dalam menghadapi Pilpres 2019.
Ouch!
(yms)