MOJOK.CO – Beredar dugaan adanya praktik prostitusi terselubung di sejumlah bekas lokalisasi yang sudah ditutup di Surabaya seperti Dolly dan Moroseneng. Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi A DPRD Surabaya Imam Syafii yang mengaku sedang melakukan penelusuran di beberapa lokasi tersebut.
“Sebenarnya tidak hanya eks lokalisasi Dolly saja, tapi juga Moroseneng, Sememi. Padahal di kedua eks lokalisasi ini sudah terdapat usaha padat karya yang dibuat oleh Pemkot Surabaya,” kata Imam, Sabtu (9/7/2022).
Imam melakukan penelesuran di sejumlah titik lantaran penasaran. Ia mengaku mendapat informasi bahwa di bekas lokalisasi Dolly yang sudah ditutup Pemkot Surabaya tahun 2014 lalu, masih ada praktik transaksi seksual.
Saat di lokasi, Imam mengaku tiba-tiba didatangi seorang pria sembari bertanya apakah sedang mencari teman wanita? Pria tersebut kemudian mengeluarkan ponselnya lalu memperlihatkan deretan foto wanita.
Jika setuju, lanjut dia, maka transaksi selanjutnya bisa dilakukan di wisma yang berkedok warung kopi. Adapun tarifnya rata-rata Rp300 ribu untuk short time atau waktu singkat. Politisi Partai NasDem Surabaya itu mengaku sudah menyampaikan temuan tersebut kepada 31 camat se-Surabaya saat rapat dengan Komisi A DPRD Surabaya.
Menanggapi apa yang disampaikan Imam, Pemerintah Kota Surabaya melalui Camat Sawahan, M Yunus memastikan bahwa isu Dolly buka kembali tidaklah benar. Yunus memaparkan bekas lokalisasi Dolly di Jalan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya itu saat ini telah menjelma menjadi kawasan perdagangan serta usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Saya pastikan bahwa Dolly dibuka kembali tidak ada. Itu hanya sebatas rumor, ternyata setelah dicek di lapangan ada yang mau coba-coba dengan praktik-praktik terselubung. Artinya, orang lewat diawe-awe (dipanggil) kemudian ditunjukkan gambar (perempuan),” kata Yunus, Minggu (10/7).
Yunus memastikan, eks lokalisasi Dolly sudah ditutup permanen. Secara resmi, Dolly ditutup Pemkot Surabaya pada Rabu, 18 Juni 2014. Hingga kini sejumlah pengawasan di kawasan tersebut juga masih dilakukan aparat gabungan Satpol PP, Kepolisian, TNI, pihak kecamatan setempat.
“Selama ini penanganan kami ini kan patroli, teman-teman Satpol PP satu jam-setengah jam di situ, kemudian geser. Ketika anggota atau pun saya di lapangan buyar (selesai), tidak ada kegiatan (prostitusi) itu,” kata Yunus.
Meski begitu, Yunus tak menampik bahwa ada sejumlah oknum yang ingin memanfaatkan waktu saat petugas lengah. Mendapati hal itu, Yunus mengambil tindakan pengamanan 24 jam di dua titik yakni pada malam hingga subuh, petugas dibagi untuk pengamanan di Jalan Putat Jaya Lebar B serta pertigaan Jalan Kupang Timur.
Penulis: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi