Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Hotel Tugu, Bekas Hotel Tertua di Jogja yang Diterlantarkan Keluarga Soeharto

Kenia Intan oleh Kenia Intan
25 September 2023
A A
Hotel Tugu, Hotel Tertua Jogja yang Dimiliki Keluarga Soeharto MOJOK.CO

Hotel Tugu, Hotel Tertua Jogja yang Dimiliki Keluarga Soeharto (wikipedia)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Hotel Tugu kalah pamor

Sejak Grand Hotel de Djokja (saat ini Grand Inna Malioboro) berdiri pada 1911, Hotel Tugu memang mengalami masa-masa berat. Hotel baru yang terletak tidak jauh di sisi selatan Hotel Tugu itu memiliki bangunan yang lebih megah. Layanan kamar yang tersedia pun lebih banyak, mencapai 60 kamar. Sebenarnya tidak hanya Hotel Tugu yang kesulitan, bisnis penginapan lain pun bekerja keras untuk bisa menyaingi Grand Hotel de Djokja.

Bisnis Hotel Tugu kian lesu, hingga akhirnya pada 1917 hotel ini ditawarkan ke Grand Hotel de Djokja dengan harga 176.000 gulden. Tujuan pembelian itu untuk menambah kapasitas kamar Grand Hotel de Djokja ketika masa puncak liburan. Kemudian pada 1921, Perhimpunan Hotel Hindia Belanda atau Nederlandsch-Indische Hotel Vereeniging (NIHV) mengakuisisi dua hotel tua itu. Pada saat itu NIHV terkenal sebagai operator hotel-hotel di kawasan pegunungan. Sayangnya, pada 1932, NIHV bangkrut.

Pada saat itu hotel tetap beroperasi di bawah Stigter, seorang direktur yang menjabat di Grand Hotel de Djokja dan sebagai Direktur ad interim Hotel Tugu. Di masa yang sulit itu, dua hotel legendaris itu bisa bertahan beberapa tahun sebelum hingga Perang Dunia II meletus karena masakan rijstaffel yang terkenal nikmat. Saat Perang Dunia II pecah, perwira dan tentara Jepang menduduki hotel ini.

Pemiliknya keluarga Soeharto

Setelah masa kemerdekaan Hotel Toegoe tidak lagi berfungsi sebagai penginapan. Gedung hotel sempat menjadi markas TKR Djawatan Penerbangan pada 1947. Lalu sekitar 1960 hingga 1970, gedung ini menjadi markas Komando Distrik Militer. Setelah masa itu bangunan pernah menjadi gedung bank, toko perabotan rumah tangga Kedaung Group, kampus Universitas Mercu Buana. Sejak 2012 hingga saat ini gedung bekas hotel itu mangkrak.

Sebenarnya, sejak tidak lagi menjadi Markas Komando Distrik Militer atau selepas 1970-an, kepemilikan Hotel Toegoe beralih ke keluarga besar Probosutedjo yang memiliki afiliasi dengan Soeharto. Probosutedjo adalah adik dari mantan Presiden Indonesia Soeharto. Selama Orde Baru, Probosutedjo menjadi pengusaha sukses.

Pada 2019 sempat beredar kabar Pemerintah akan mengambil alih gedung bernilai sejarah ini karena keadaannya sungguh memprihatinkan. Bahkan kabarnya, atap gedung yang tercatat sebagai cagar budaya itu sudah roboh. Selain itu, banyak bagian yang bocor dan kondisi kayu yang lapuk.

Pemerintah DIY pernah berniat mengambil alih bangunan itu. Selain gedung bersejarah, Hotel Tugu berada di jalan Sumbu Filosofi yang bernilai penting. Namun, pemilik gedung yang merupakan keluarga Probosutedjo kabarnya sudah memiliki rencana sendiri terhadap gedung itu. Hingga saat ini, gedung bekas Hotel Tugu masih mangkrak dan tertutup seng.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Menelusuri Jejak Masa Kecil Soeharto di Wonogiri
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 25 September 2023 oleh

Tags: hotel tertuaHotel TuguJogja
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

28 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik

27 Desember 2025
Didikan bapak penjual es teh antar anak jadi sarjana pertama keluarga dan jadi lulusan terbaik Ilmu Komunikasi UNY lewat beasiswa KIP Kuliah MOJOK.CO

Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi

29 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025

Video Terbaru

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

28 Desember 2025
Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

25 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.